Penghentian Tradisi Reaglest

1029 Words
Malam itu, rapat yang diperintahkan oleh ESA pada siang hari pun dilaksanakan. Pandangan ESA saat ini menoleh menatap ke arah Raja Abraham dengan sangat-sangat kecewa, ia tidak menyangka jika hal seperti ini akan terjadi, seorang Raja yang tidak bisa melakukan apapun tanpa sang kepercayaannya. Merasa dirinya di tatap seperti itu oleh ESA, membuat Raja Abraham pun mengedikkan kepalanya ke arah sang pemimpin petinggi naga itu dan kemudian bertanya. “Ada apa kau melihatiku seperti itu, ESA?” tanya Raja Abraham kepada ESA yang kini menghembuskan napasnya dan bersandar di kursi tempat ia terduduk saat ini, karena posisi mereka kini berwujud seorang manusia. Digelengkannya kepala ESA untuk menanggapi pertanyaan yang di lontarkan oleh Raja Abraham kepada dirinya, yang kemudian membuat ESA pun merancau, ”Aku tidak menyangka jika akan menghadapi Raja bodoh seperti dirinya saat ini!” gumaman yang diucapkan oleh ESA pada saat itu pun tentu saja terdengar di telinga Raja Abraham yang kini terkekeh mendengar celetukan tersebut,yang kemudian membuatnya berucap, “Sudah aku katakan sejak awal kau menunjukku untuk menjadi seornag penerus kerajaan, aku adalah orang yang tidak pandai dalam memimpin … ini bukan kesalahanku tentunya!” ucap Raja Abraham terdengar sangat santai menanggapi gumaman yang di lontarkan oleh ESA, yang kini membuat ESA menatap Raja Abraham dengan sangat tajam seraya berucap, “Apa maksudmu … kau menyalahkan diriku saat ini?!” sebuah pertanyaan yang terdengar seperti sebuah geraman yang di lontarkan oleh ESA kepada Raja Abraham pada saat itu, membuat Raja Abraham kini mengangkat kedua bahunya seraya berucap, “Lalu … kepada siapa aku harus menyalahkan?? kau yang mengusir kakakku saat itu, ESA!” lanjut Raja Abraham kepada ESA kini sudah benar-benar murka, namun sebelum ia melanjutkan berdebat dengan sang Raja mengenai salah siapa saat ini, dengan sangat cepat Szam dan juga Amer menghentikan perdebatan tersebut. Amer yang menahan tubuh ESa yang hendak berdiri dan Szam yang menggebrak meja seraya berucap, “Apakah rapat yang kita lakukan saat ini hanya untuk membahas masa lalu?! bukankah ada hal yang lebih genting lagi di bandingkan saling menyalahkan satu sama lain?!” sergah Szam kepada keduanya yang kini menjadi bungkam setelah mendengar ucapan yang di lontarkan oleh Szam pada saat itu, yang membuat banyak naga petinggi yang hadir pun kini menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu. “Yeah … yang diucapkan oleh Szam adalah benar, kalian tidak perlu membahas mengenai masa lalu, karena itu sudah terjadi dan tidak akan bisa kita ulangi lagi … ESA, bukankah kau adalah pemimpin kami? Seharusnya kau lebih bisa menahan emosimu terhadap Raja Abraham!” ucap Arcraf kepada ESA yang kini menoleh menatap dirinya dengan malas dan kemudian menghembuskan kepalanya dan menganggukkan kepala menanggapi masukan yang diberikan oleh Szam maupun Arcraf pada saat ini. “Baiklah … aku memang seharusnya tida menanggapi ucapanmu itu, Ab … kita mulai saja rapatnya!” ucap ESA kepada Raja Abraham yang kini mengerutkan dahinya mendengar penjelasan itu dan kemudian bertanya, “Apa yang akan kita bahas saat ini?” itu lah yang di tanyakan oleh Raja Abraham kepada ESA dan juga yang lainnya, yang kini membuat mereka semua secara serempak menoleh menatap sang Raja, “Bukankah aku sudah memberitahu dirimu, Ab!!” tegur Szam kepada Raja Abraham yang kini menolehkan pandangannya dengan cepat ke arah Szam, sebelum akhirnya teringat dengan ucapan Szam sebelumnya, yang membuat sang Raja kini menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu. “Ah … mengenai krisis di Desa!” ucap Raja Abraham kepada mereka semua, yang pada akhinya membuat ESA hanya bisa menghembuskan napasnya menanggapi hal itu, yang kemudian ia pun mendekatkan kursinya ke meja yang ada di hadapannya saat ini, dan berucap. “Baiklah … jadi kau juga sudah mengetahuinya, jika kita mengalami krisis yang parah saat ini!” jelas ESA kepada Raja Abraham yang kini menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu dan kemudian berucap, “Lalu … apa yang harus kita lakukan saat ini, ESA?” sebuah pertanyaan yang kala itu dilontarkan oleh Raja Abraham pun membuat ESa hanya bisa terkekeh menanggapinya dan kemudian berucap, “Aku rasa kita harus menarik kembali Ray dan juga Rezen untuk pulang!” ucap ESA kepada Raja Abraham yang kini mengerutkan dahinya menanggapi hal itu dan kemudian bertanya. “Lalu … bagaimana dengan tradisi Reaglest?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Raja Abraham pada saat itu pun membuat ESA kini tertegun dan terdiam untuk beberapa saat, sebelum akhirnya menghembuskan napasnya dan kemudian berucap, “Aku rasa kita akan menghentikan sementara tradisi itu, karena aku tidak mungkin membuat kerajaan krisis hanya karena mementingkan tradisi tersebut, seperti yang dikatakan oleh Szam, kita masih memiliki lapisan pertahanan yang kuat seperti Ray dan juga Rezen!” jelas ESA kepada Raja Abraham yang kini menyunggingkan senyuman tipisnya di sana, dan membuat ESa menatapnya dan kemudian berucap, “Tapi … untuk menutupi peristiwa ini dan memperkuat pertahanan Kerajaan, aku meminta sebuah permintaan yang harus kau tepati, Abraham!” ucap ESA kepada Raja Abraham yang kini menolehkan pandangannya dengan cepat ke arah sang naga petinggi, yang kemudian ia mengerutkan dahinya di sana. “Apa yang kau inginkan, ESA?”tanya Raja Abraham kepada dirinya yang kini menghembuskan napasnya lagi untuk kemudian berucap, “Kita akan membicarakan hal ini setelah semuanya sudah memulih … hal yang harus kita lakukan saat ini adalah merobak ulang peraturan tradisi dan memerintahkan Ray serta Rezen untuk pulang!” jelas ESA kepada Raja Abraham yang kini menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu, dan bersamaan dengan itu, ESA dan juga Abraham sama-sama menuliskan isi dari perundang-undangan baru mengenai penghentian sementara dari tradisi Reaglest untuk kemudian saling disetujui satu sama lain sebelum akhirnya di resmikan. Sedangkan Szam kini segera pergi keluar dair ruang rapat untuk memanggil pasukan khusus dari Kerajaan Valnes dan pemimpinnya, Saint untuk mengejar Ray serta Rezen dan meminta mereka untuk segera pulang karena undang-undang dari tradisi tersebut sudah di sah kan. Yang tentu saja sebenarnya hal seperti ini lah yang diinginkan oleh banyak pihak, terutama Raja Abraham yang merasa senang, karena dengan seperti ini kondisi hubungannya bersama dengan sang Ratu akan menjadi memulih meski tidak seperti dulu lagi. ‘Aku sudah melakukan apa yang dia inginkan, setidaknya dia menghargai usahaku ini!’ itu lah yang di gumamkan oleh Raja Abraham ketika dirinya menandatangani surat kesepakatan di ruang rapat saat itu. …  To Be Continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD