Tugas yang akan ditanggung

1093 Words
Tahun itu merupakan tahun di mana Vernom Muller menginjak usia sepuluh tahun,dan itu juga merupakan waktu di mana satu tahun semenjak Arb Muller pergi dari Kerajaan, dan tentu saja penerus kepemimpinan akan jatuh ke tangan Vernom Muller. Semua orang sudah mengetahui hal itu, namun tidak dengan Vernom, ia belum mengetahui bahwa dirinya adalah penerus kerajaan yang selanjutnya. “Apakah anda akan segera memberitahukan hal ini kepada Pangeran Vernom, yang Mulia?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Rezen yang kala itu tengah sibuk membaca beberapa surat dan memisahkan mana yang layak untuk disetujui dan mana yang tidak oleh sang Raja pun membuat Raja Abraham yang baru saja mendengarnya kini menolehkan pandangnnya ke arah Rezen. Ia yang kala itu tengah melamun pun mengerutkan dahinya setelah mendengar pertanyaan itu. “Eum … entah lah, apakah kau pikir jika lebh baik aku menjelaskan semuanya kepada dirinya saat ini?” mendengar pertanyaan itu membuat Rezen mendengus setelah mendapati sebuah pertanyaan dan bukan jawaban, yang membuatnya kini meletakan surat yang sedang ia baca untuk kemudian menolehkan pandangannya ke arah sang Raja seraya berucap, “Baginda! Bukankah seharusnya seperti itu? Pangeran harus secepatnya mengetahui hal itu, agar setidaknya ia bisa melakukan persiapan dan belajar untuk memimpin kerajaan ini!” jelas Rezen kepada Raja Abraham yang kini menganggukkan kepalanya menanggapi penjelasan yang diberikan oleh Rezen saat itu dan kemudian berucap, “Ah, ucapanmu benar! Banyak hal yang harus ia pelajari untuk menjadi seorang Raja!” ucap Raja Abraham kepada Rezen yang kini hanya menghembuskan napasnya seraya menggelengkan kepalanya menanggapi ucapan yang di lontarkan oleh Raja abraham saat itu. Setelah mengatakannya, Raja Abraham kini beranjak dari tempatnya untuk kemudian berucap, “Baik lah jika begitu, aku akan menemui Vernom hari ini ... dan membicarakan mengenai tugasnya saat ini, dan aku mohon kau untuk menyelesaikan semua tugasku hari ini!” jelas Raja Abraham kepada Rezen yang kini ia segera pergi dari ruangan Raja, untuk kemudian pergi meninggalkan Rezen dari sana. Sedangkan Rezen kini hanya bisa menggelengkan kepalanya menanggapi hal itu. Ia sangat tahu jika sang Raja pasti akan melakukan hal seperti itu, alih-alih mempercepat pekerjaannya untuk mendatangi sang putera, ia malah menbyerahkan semua tugas yang seharusnya ia tangani kepada sang kepercayaan agar dirinya bisa terbebas dari tugasnya dengan menggunakan kesempatan jika ia harus berbicara dengan sang putera. Namun beruntunglah sang Raja, karena dirinya diberikan seorang kepercayaan sesabar Rezen saat ini. Sehingga Rezen akan melanjutkan pekerjaan yang ia miliki dan meletakan semuanya di atas meja milik sang Raja, dan membiarkan snag raja terlebih dahulu menemui puteranya untuk nantinya dirinya akan mendapatkan ceramahan yang tidak berkesudahan dari Rezen, dan bahkan Rezen sendiri sudah menyiapkan semua kata-kata yang akan ia lontarkan kepada Raja Abraham di dalam benaknya saaat ini. … Sementara itu, Raja Abraham saat ini berjalan menghintari lorong-lorong kerajaan. Ia berjalan terlihat tidak tentu arah, namun sebenarnya ia mengetahui ke mana seharusnya ia pergi saat ini. Pandangannya kini menoleh menatap sang Pangeran yang kala itu berusia sepuluh tahun, yang tengah bermain pedang bersama dengan Igor*. mereka bermain dengan sangat serius dan sangat seru, yang tentu saja membuat Raja Abraham merasa bangga dengan anak keduanya saat itu yang terlihat menguasai pedang dan terlihat gagah di sana. Raja tidak langsung memanggil sang Pangeran dan menghentikan aktivitasnya di sana, melainkan ia terus terdiam di lorong itu untuk memerhatikan sang Pangeran yang tengah bermain pedang dengan sangat serius dengan Igor. Tidak lupa senyuman terulas di bibir Raja Abraham ketika melihat dan mengetahui jika Putra keduanya yang bernama Vernom Muller sudah bukan lagi anak kecil, ia seorang pangeran hebat yang menguasai Pedang serta panahnya. Trang! Kibasan terakhir yang diberikan oleh sang Pangeran pun mampu melontarkan pedang yang di genggam oleh Igor saat itu, dan itu lah waktu bagi sang Raja untuk memanggil nama sang Pangeran dan menghentikan waktu latihan tersebut. Raja Abraham berjalan mendekati keduanya yang kemudian hal itu di sadari oleh Igor yang kini segera memberikan hormatnya kepada sang Raja yang baru saja datang, dan hal itu membuat sang Pangeran kebingungan melihat tindakan Igor di hadapannya saat ini, “Vernom!” sebuah panggilan yang terdengar oleh Pangeran Vernom pun akhirnya membuat dirinya kini menoleh ke arah belakang dan mendapati jika sang Raja yang tidak lain adalah Ayahnya sendiri kini berjalan mendekatinya. “A … ayah?” ucap Pangeran Vernom kepada Raja Abraham yang kini tersenyum menatapnya dan kemudian berucap, “Ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu, bisakah kita melakukannya saat ini, anakku?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Raja Abraham pada saat itu lah yang membuat Pangeran Vernom segera menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu dan kemudian menolehkan pandangannya ke arah Igor yang kini dengan mengerti menganggukkan kepalanya dan segera pergi dari taman terbuka di istana saat itu. Pandangan Pangeran Vernom kembali tertuju kepada sang Raja yang kemudian membuat Pangeran Vernom pun bertanya, “Apa yang membuat anda langsung mendatangi saya, Ayah? Bukankah ayah sangat sibuk? Kenapa bisa ayah datang kemari?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh sang Pangeran saat itu membuat Raja Abraham terkekeh dan kemudian berucap, “Apakah gambaran Raja yang ada di dalam pikiranmu adalah seorang Raja yang sangat sibuk sehingga tidak bisa meninggalkan singgah sana nya sama sekali?” tanya Raja Abraham yang kini membuat Pangeran Vernom mengembangkan senyuman kecilnya dan kemudian menganggukkan kepalanya dengan pelan, seolah seperti itu lah yang diketahui oleh Pangeran Vernom mengenai tugas dan aktivitas dari seorang Raja. Raja Abraham menggelengkan kepalanya dengan pelan dan kemudian merangkul sang Pangeran seraya berucap, “Seorang Raja tidak seperti itu, Vernom … ,mereka tidak selalu sibuk di dalam ruangannya, mereka juga sesekali hatrus pergi ke desa untuk melihat perkembangan di sana, mereka harus selalu bertemu dengan raja-raja lainnya untuk mendiskusikan masa depan dari kerajaan kedua belah pihak dan tentunya masih banyak lagi hal yang dikerjakan oleh sang Raja di luar dari terus duduk di kursi singgah sana nya … kau harus tahu itu, Vernom!” ucap Raja Abraham kepada Pangeran Vernom yang kini tersenyum dan menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu. “Sekarang saya Paham tentang pekerjaan seorang Raja … apakah kakak juga akan melakukan hal yang sama sepertimu nanti, Ayah?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Vernom saat itu pun membuat raut wajah sang Raja kini berubah, sebelum akhirnya berucap, “Tidak Vernom … Kakakmu tidak akan menjadi seorang Raja di sini, tapi kau … yang akan memimpin nantinya!” jelas sang Raja, yang tentu saja membuat Pangeran Vernom terkejut mendengarnya dan kini hanya bisa terdiam menatap sang Ayah yang ada di hadapannya saat ini. … To Be Continue.  P. s *Igor Adalah sebutan bagi seorang guru pedang di Kerajaan Valens yang dikhususkan untuk mengajari Pangeran dan Prajurit istana.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD