Perang dan Kesedihan

1009 Words
Perang besar yang terjadi dan dialami langsung oleh Pangeran Vernom merupakan perang yang paling terparah sepanjang hidup Pangeran Vernom saat itu. Pangeran Vernom harus mendapatkan perawatan secara menyeluruh selama sepuluh hari, dan semenjak pulih dari pengobatannya Pangeran Vernom berubah menjadi seorang Pangeran yang lebih pendiam dari yang biasanya, dan tentu saja hal itu membuat banyak pihak menjadi khawatir dan tentunya Raja Abraham sendiri. Siang hari itu, Pangeran Vernom tengah berjalan dengan santai di taman Petunia. Tidak ada yang di lakukan olehnya selain berjalan-jalan di temani oleh Naga pembimbing atau naga lahirnya yaitu Tsusei yang kala itu berwujud sebagai seorang laki-laki yang satu baya dengannya, yang saat ini genap sembilan belas tahun. Meski pun di temani oleh sang naga lahir, namun Pangeran Vernom sama sekali tidak  mengajak Tsusei atau Utsubo-sei berbicara sama sekali, yang tentu saja membuat sang naga lahir kini menoleh menatap sang Pangeran yang nampak terlihat lesu dari yang sebelumnya. “Katakan apa yang mengganggumu saat ini, Vernom?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Tsusei saat itu pun membuat sang Pangeran kini menolehkan pandangannya ke arah sang naga lahir dan kemudian berucap, “Aku merasa ada yang hilang dari diriku, Tsusei!” Jelas Pangeran Vernom yang kini membuat Tsusei kini mengerutkan dahinya mendengar hal itu dan kemudian kembali bertanya kepadanya dengan tatapan yang sangat serius yang ditunjukkan kepada sang Pangeran. “Apa yang kurang?” tanya Utsubo-sei kepada Pangran Vernom yang kini melihat tangan kanannya seraya menghembuskan napas untuk akhirnya berucap, “Aku merasa jika … ada yang sekarat di dalam tubuhku saat ini … tapi aku ragu, apakah End baik-baik saja?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Vernom pada saat itu pun membuat sang naga merasa sangat khawatir dan segera berlari melesat, berubah menjadi sosok naga dengan ukuran kecil yang kini pergi meninggalkan sang Pangeran. Yang tentu saja membuat Pangeran Vernom menjadi bertanya-tanya mengenai kenapa dan ke mana sang naga akan pergi saat ini. Tanpa diketahui sebenarnya sang naga pergi untuk segera menghadap Raja Abraham. … Langit di kerajaan mendadak mendung, Raja Abraham yang baru mengetahui kabar tersebut dari naga Utsubo-sei pun terkejut ketika melihat perubahan langit tersebut, sang Raja pun memutuskan untuk segera menemui sang Pangeran, bersama dengan sang naga dan tentunya Rezen yang senantiasa berjalan di belakangnya setiap saat. Langkah kaki ketiganya terhenti tepat di ujung lorong menuju taman petunia dan mendapati Pangeran Vernom tengah terduduk di tengah taman itu dan menangis di sana, yang tentu saja membuat sang Raja segera berlari menghampiri dirinya dan membuat Rezen segera menambal barrier di langit wilayah Kerajaan Valens, agar Hyuz yang dikeluarkan oleh sang Pangeran tidak terdeteksi oleh musuh-musuh kerajaan. Dengan segera Raja Abraham menggenggam kedua bahu sang Pangeran agar mereka bisa berpandangan satu sama lain saat ini, yang kemudian membuat Raja Abraham pun bertanya, “Ada apa anakku? Apa yang terjadi?!” tanya Raja Abraham, terlihat di raut wajah sang Raja saat ini, jika ia sangat mengkhawatirkan Pangeran Vernom yang kini menatap sang ayah dengan penuh duka, ia pun berucap, “Ayah … End baru saja pergi, dia mengatakan maaf kepadaku … kenapa dia mengatakannya ayah??” ucap Pangeran Vernom bertanya kepada sang Ayah seraya menangis, yang membuat Raja Abraham yang mendengarnya tentu terkejut dan segera menoleh menatap sang kepercayaan, seolah dirinya ingin Rezen untuk mengecek buku yang keturunan yang sakral saat itu, yang membuat Rezen menganggukkan kepalanya mengerti dan segera pergi dari sana untuk segera mengeceknya. Raja Abraham kini menolehkan pandangannya ke arah sang Pangeran yang masih menangis di sana, yang membuat Raja Abraham pun segera menarik tubuh puteranya itu ke dalam pelukannya, dan di saat yang bersamaan Pangeran Ilyash yang tengah berusia sembilan tahun mendapati mereka dari ujung lorong lainnya, ditemani oleh sang pelindungnya, Adalard. Pangeran Ilyash terdiam menatap mereka yang tengah berada di taman petunia saat itu, tidak ada raut cemburu yang diperlihatkan oleh Pangeran Ilyash saat itu, selain mengkhawatirkan kondisi dari kakaknya yang terlihat sangat sedih di dalam pelukan sang Ayah. “Apa yang terjadi, Adalard?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh sang Pangeran pada saat itu pun, membuat Adalard yang mendengarnya kini hanya menolehkan pandangannya ke arah sang Pangeran sebelum akhirnya kembali menatap ke arah dua orang yang ada di tengah taman petunia saat itu, yang kemudian Adalard pun menggelengkan kepalanya seraya berucap, “Saya juga tidak mengetahui dengan pasti, Pangeran … namun saya rasa, ada sesuatu hal yang terjadi kepada Pangeran Vernom!” jelas Adalard kepada sang Pangeran yang segera saja menolehkan pandangannya ke arah sang pelindung seraya bertanya, “Apa yang terjadi?? apakah kau bisa mendeteksinya?!” sebuah pertanyaan yang kembali di lontarkan oleh Pangeran Ilyash saat itu, membuat Adalard kini menganggukkan kepalanya menanggapi pertanyaan tersebut seraya menjawab, “Saja tidak melihat dua Aura yang biasanya saya lihat dari dalam tubuh Pangeran Vernom, Pangeran!” jawab Adalard kepada Pangeran Ilyash yang kini mendengus ketika ia tidak mengerti dengan maksud dari ucapan sang pelindung, yang pada akhirnya membuat dirinya kembali menoleh menatap sang Kakak yang terlihat sangat menyedihkan di sana, dan satu hal yang ia ketahui saat ini, jika sang kakak tidak baik-baik saja, dan ia menjadi ikut merasa sedih karenanya. “Saya tidak mengerti maksudmu, Adalard!” jelas Pangeran Ilyash kepada Adalard yang kini menganggukkan kepalanya, mengetahui jika sang Pangeran pasti dan memang tidak akan mengerti dengan apa yang di ucapkan olehnya saat ini. “Apakah anda pernah bertemu dengan jiwa kedua dari kakak anda, Pangeran?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Adalard pada saat itu, membuat Pangeran Ilyash kini menoleh ke arah sang Pelindung dan kemudian berucap, “Eum … Kak End maksudmu?? yeah, Saya pernah bertemu dengan dirinya ketika kecil!” jelas Pangeran Ilyash kepada Adalard yang kini menganggukkan kepala dan kemudian kembali menjelaskan, ”Saya merasa jiwa kedua dari Pangeran Vernom menghilang, Pangeran!” jelas Adalard, yang tentu saja sangat mengejutkan bagi Pangeran Ilyash yang kini membelalakan kedua matanya dan menatap ke arah sang Pelindung seolah dirinya tidak percaya saat itu, “K … kau serius?” tanya Pangeran Ilyash, yang membuat Adalard kini menganggukkan kepalanya menanggapi pertanyaan itu, yang tentu saja membuat Pangeran Ilyash merasa terkejut mendengarnya.  ...  To Be Continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD