Para Pangeran

1106 Words
Pandangan keempat Pangeran, sang kepercayaan dan sang pelindung kini menoleh menatap kedatangan seorang pangeran yang tengah menggandeng anak kecil yang sangat cantik, keduanya berjalan beriringan dengan dua prajurit penjaga dari kerajaan mereka. “Pangeran dan Putri dari kerajaan Scotlav, Pangeran Dext dan Putri Amanda.” ucap prajurit yang berjaga di pintu masuk kebun Hamus itu. Kedatangan kedua orang itu di sambut sangat baik oleh Pangeran Vernom yang kini berjalan mendekati keduanya dengan tergesa dan memeluk Pangeran Dext yang kini tertawa dan membalas memeluknya, hal itu sangat dianehkan oleh Pangeran Ilyash, namun ia tidak berani bertanya dan memilih untuk menatap mereka yang kini berjalan menghampiri mereka semua. “Dext.”panggil Pangeran Zhou Lan kepada Pangeran Dext yang kini tersenyum namun kedua matanya menampakkan kesedihan ketika ia menatap kepada Pangeran Zhou Lan yang berjalan dan memeluk dirinya yang kini menangis di dalam pelukannya. “Tidak … jangan bersedih, di dalam semua kemenangan memang harus merelakan sesuatu dan aku yakin Kakakmu merelakan dirinya karena ia percaya bahwa kau bisa untuk memimpin Kerajaan di masa mendatang. Kau harus kuat!” bisik Pangeran Zhou Lan kepada Pangeran Dext, Pangeran Ilyash memang masih kecil, namun ia memahami ucapan yang dilontarkan oleh Pangeran Zhou Lan kepadanya. Pangeran Dext baru saja kehilangan sang kakak beberapa waktu yang lalu, dan hal itulah sebabnya ia terlihat sangat sedih, pandangan Pangeran Ilyash kini menoleh menatap adik wanitanya yang sangat manis yang kini terdiam menatapi sang kakak yang menangis, yang membuatnya menjadi terbingung dan ikut merasa sedih. “Hei … Tuan Putri, perkenalkan … saya Ilyash.” ucap Pangeran Ilyash, mengalihkan fokus sang Putri yang kini menoleh menatapnya dan menjabat tangannya seraya berucap, “Amanda.” jawab ia dengan imut, yang membuat Pangeran Ilyash mengangguk dan mengajak sang Putri untuk menghampiri stand makanan yang lezat, yang tentu saja membuat Putri Amanda senang karena Pangeran Ilyash menawarkan coklat dan permen untuk dirinya. “Amanda?? nama anda bagus sekali, ah! Apakah Amanda ingin coklat? Saya lihat di meja ujung situ ada coklat yang lezat!” ucap Pangeran Ilyash yang tentu membuat Putri Amanda mengangguk dan berjalan bersama dengannya meninggalkan mereka para Pangeran yang tengah menghibur Kakak dari Putri Amanda yang masih terisah dan masih di landa dengan duka. Melihat gerak-gerik dan tingkah laku sang Pangeran, membuat Adalard mengembangkan senyumannya dan ikut berjalan membuntuti Pangeran Ilyash yang tengah berjalan menggandeng Putri Amanda. Adalard merasa bahwa Pangeran Ilyash bisa di andalkan di saat seperti ini, karena ia pintar membaca situasi, dan itu merupakan kelebihan dari sang Pangeran yang tidak diketahui oleh dirinya sendiri. … Terompet lagi-lagi terdengar, dan hal itu membuat beberapa dari mereka seperti Pangeran Ilyash, Putri Amanda dan juga Pangeran Eugene kini menoleh menatap seorang Pangeran yang berjalan seorang diri, membawa busur serta anak panah yang ada di belakang tubuhnya. “Pangeran dari Kerajaan Kristal, Pangeran Eaven.” ucap sang Prajurit, dan ucapan itu membuat mereka menoleh menatapnya yang berjalan menghampiri mereka dengan wajah dinginnya. Melihat kedatangan dan raut dari Pangeran Eaven yang baru saja datang saat itu langsung memberikan kesan yang tidak baik bagi Pangeran Ilyash yang kini mengerutkan dahinya menatap Pangeran tersebut kini berbincang dengan mereka, dan tentunya itu setelah situasi yang hening tadi sudah tidak lagi terjadi. Pangeran Eaven adalah Pangeran dari Kerajaan yang tidak memiliki histori yang bagus dengan kerajaan Valens, yang tentu saja membuat mereka menjadi sedikit canggung ketika dengan bodohnya Raja Abraham mengundang kerajaan yang seharusnya tidak di undang ke dalam pertemuan tersebut, atau entah apa yang ada di dalam pikiran sang Raja sehingga kerajaan Kristal ia undang ke dalam pertemuan ini. “Hei … sepertinya kita belum pernah bertemu sebelumnya bukan?” sebuah pertanyaan yang terlontar dari Pangeran Eaven membuat mereka menganggukkan kepala dan membuat Eaven menatap satu persatu dari mereka terkecuali Pangeran Zhou Lan yang tentunya ia tahu karena mereka pernah bertemu ketika Kerajaan Kristal berkunjung ke Kerajaan Shan Ghwa. “Saya terkejut anda terundang ke dalam pertemuan ini, Eaven.” ucap Pangeran Zhou Lan kepada Pangeran Eaven yang kini terkekeh mendengar ucapan dari Pangeran tersebut, dianggukkannya kepala Pangeran Eaven yang kini berucap. “Raja pun bahkan terkejut karenanya, namun Saya tetap datang karena Saya merasa sangat tersanjung dengan surat yang datang malam itu.” terang Pangeran Eaven kepada Pangeran Zhou Lan yang kini menganggukkan kepalanya seraya menoleh menatap Pangeran Vernom yang kala itu tidak bereaksi dan hanya menganggukkan kepalanya. “Saya berterima kasih karena anda mau memenuhi undangan yang diberikan oleh Raja Muller kepada anda.” pandangan Pangeran Eaven kini menoleh menatap Pangeran Vernom yang baru saja berucap demikian, dan ucapan itu pun membuat Pangeran Eaven menganggukkan kepalanya. “Tentu, sudah seharusnya anda mengucapkan itu.” sambung Pangeran Eaven yang tentunya tanggapan itu tidak disukai oleh Pangeran lainnya. Pangeran Eaven memiliki satu umur dengan Pangeran Vernom, namun mereka terlihat tidak cocok satu sama lain. Tiupan terompet lagi-lagi terdengar dan kali ini, tiupannya berkali-kali dan menjadi panjang, menandakan bahwa banyak sekali Pangeran yang datang di waktu yang bersamaan. “Pangeran dari Kerajaan Lumpur, Pangeran Hilber. Pangeran dari Kerajaan Kaktus, Pangeran Salman Kir. Pangeran dari Kerajaan Hening, Pangeran Aes Scio. Dan Pangeran dari Kerajaan Surreal, Pangeran Woojin Park.” ucapan dari prajurit penjaga pun beriringan dengan keempat orang Pangeran yang berjalan bersama-sama memasuki kebun Hamush yang tentunya membuat Pangeran Ilyash terpukau dengan kedatangan keempatnya yang menggunakan masing-masing kuda dan ada beberapa dari mereka yang bahkan membawa penjaga. “Wah! Aku pikir kau tidak akan menghadiri acara ini, Eaven!” sebuah ucapan yang terlontar dari lelaki berambut merah dengan mata elangnya kini menatap dan tersenyum kepada Eavan yang kini terkekeh mendengar ucapan tersebut. “Aku pun tidak menyangka jika kau akan datang, Hilber.” balasan dari Pangeran Eaven membuat pangeran Ilyash mengetahui bahwa itu adalah Pangeran dari kerajaan Lumpur. “Lama tidak berjumpa, Vernom.” Pandangan Ilyash kini menoleh menatap seorang lelaki yang memiliki satu umur dengan sang kakak yang kini saling berjabatan tangan dan tersenyum di sana. Lelaki berambut hitam ikal dengan mata almond yang tajam itu kini berbincang tidak hanay kepada Pangeran Vernom, namun juga menyapa mereka satu persatu. “Woojin! Lama tidak bertemu denganmu.” ucapan dari Pangeran Zhou lan membuat Pangeran Woojin yang baru saja menyapa Pangeran Vernom pun kini menoleh menatapnya dan tersenyum. “Kakak besar.” panggil Woojin dengan sopan, “Ah … saya mendengar desas-desus dari Raja jika adik anda ikut dalam pertemuan ini, di mana dia sekarang. Vernom?” tanya Pangeran Woojin kepada Pangeran Vernom yang kini tersenyum dan menunjuk ke arah Pangeran Ilyash. “Ya … dia! Ilyash Muller.” ucapan sang kakak tentu membuat Pangeran Ilyash terkejut, dan lebih terkejut lagi ketika seluruh Pangeran yang berada di sana kini menoleh menatap dirinya yang baru saja ditunjuk oleh sang kakak.  ...  To Be Continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD