Pertemuan Para Pangeran

1287 Words
Waktu yang telah ditunggu-tunggu oleh Pangeran ilyash pun akhirnya tiba. Pagi itu, Pangeran Ilyash seketika merasa tidak enak badan, perutnya menjadi sakit dan tahu bahwa itu merupakan sebuah serangan panik. Beruntunglah ia yang mengetahui gejala-gejala yang dialami oleh dirinya sendiri lewat buku penyembuh yang dia baca setiap harinya. “Pangeran, apakah anda baik-baik saja?? anda terlihat pucat.” sebuah ucapan yang dilontarkan oleh salah satu maid, ketika Pangeran Ilyash tengah berjalan bersamaan dengan Adalard sang pelindung pun membuat sang Pangeran kini menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan yang terdengar sedikit cemas yang dilontarkan oleh maid tersebut kepada dirinya. “Tidak apa-apa, saya hanya mengalami serangan panik dan saya rasa itu akan saya rasakan sesaat. Jadi saya baik-baik saja, terima kasih telah memperhatikan saya.” ucap Pangeran Ilyash kepada maid tersebut, yang membuat sang pelayan pun kini menganggukkan kepalanya dan kembali berjalan untuk menyiapkan hal yang ditugaskan oleh Alexandra kepada dirinya. Pandangan Adalard kini menoleh sang Pangeran yang memang terlihat pucat, “Ada yakin anda bisa menghadiri acara ini, Pangeran?” tanya Adalard kepada Pangeran Ilyash yang kini menoleh menatapnya dan menganggukkan kepala. “Apakah mereka akan ke istana terlebih dahulu sebelum ke kebun Hamus, Adalard??” sebuah pertanyaan pun dilontarkan oleh Pangeran Ilyash yang membuat Adalard menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan itu, “Sepemahaman saya, dari buku yang saya baca mengenai pertemuan para pangeran, mereka akan langsung menuju lokasi tempat pertemuan. Jadi saya rasa ada baiknya kita segera pergi ke kebun hamush untuk menyambut kedatangan para pangeran yang lainnya, Pangeran.” ucapan Adalard saat itu pun diberi anggukan kepala oleh Pangeran Ilyash yang kini berjalan bersamaan dengan Adalard dan bertolak dari perjalanan mereka menuju ruang pertemuan, kini kembali lagi keluar dari lorong itu menuju ke kebun Hamush. “Apakah kakak sudah berada di sana?” tanya Pangeran Ilyash kepada Adalard yang kini mengangguk mengiakan pertanyaan sang Pangeran. … Suasana yang berbeda dapat dirasakan oleh Pangeran Ilyash dan juga Adalard. Bagaimana tidak? Kebun Hamush di dekorasi seindah mungkin dan menjadi sangat nyaman untuk disinggahi lebih lama lagi. Banyak dekorasi yang menghiasi kebun tersebut, terutama di bawah pohon Cherry yang menjadi satu-satunya pusat yang ada di kebun Hamush. Kain yang serupa dengan warna kerajaan Valens pun menghiasi dekorasinya, Silver, hitam dan juga jingga. Selain dari dekorasi, banyak juga jamuan yang telah disiapkan yang kini tersusun dengan rapih di meja kayu yang tertutupi alas kain berwarna biru dan putih yang motifnya luar biasa indah. Kursi-kursi taman yang semula berwarna putih pun kini kembali dipoles dengan warna silver dan itu terlihat lebih segar dari yang biasanya. Pandangan Pangeran Ilyash kini tertuju pada Pangeran Vernom yang tengah berbicara dengan seseorang yang asing menurut dirinya. Ia berjalan mendekati keduanya bersamaan dengan Adalard yang senantiasa mengikuti langkah kakinya di belakang sana. “Kakak.” Panggilan Pangeran Ilyash, membuat kedua orang yang tengah asyik berbincang pun kini menoleh menatapnya. “Ah, Ilyash! Kau sudah datang? Perkenalkan, dia adalah Zhou Lan, Pangeran dari Kerajaan Shan Ghwa.” ucap Pangeran Vernom kepada Pangeran Ilyash yang kini memperkenalkan seorang lelaki yang memiliki usia cukup jauh dengan Pangeran Ilyash. Lelaki itu berkisar dua puluh delapan tahun, Pangeran Zhou Lan adalah putera dari Raja Hanxi Lan. Pangeran Zhou Lan tersenyum menatap Pangeran Ilyash yang kini menundukkan kepalanya untuk menyapanya secara sopan. “Senang bisa bertemu dengan anda, Pangeran Zhou Lan.” ucap Pangeran Ilyash kepada dirinya yang kini tertawa dan menggelengkan kepala seraya menepuk bahu Pangeran Ilyash, “Zhou Lan, kau tidak perlu menyertakan Pangeran di sana. Karena kita sama-sama Pangeran, Ilyash.” ucap Zhou Lan memberi pengetahuan kepada Pangeran Ilyash yang kini menganggukkan kepalanya dan kembali mengulangi kata-katanya. “Ah, senang bisa bertemu dengan anda, Kak Zhou Lan.” ucapan Pangeran Ilyash saat itulah yang membuat Pangeran Zhou Lan tersenyum dan mengangguk seraya berjabatan tangan dengan Pangeran Ilyash yang mengulurkan tangannya terlebih dahulu. “Apa kebisaanmu, Ilyash?” tanya Pangeran Zhou Lan kepada Pangeran Ilyash yang kini terlihat terkesiap dengan apa yang baru saja ditanyakan oleh Pangeran Zhou Lan kepada dirinya, yang akhirnya membuat sang Pangeran kecil terlihat memucat dan tergugup. “Ah … Eu …” Melihat bahwa sang adik gugup dan terkejut, Pangeran Vernom pun dengan tersenyum membantu menjawab pertanyaan dari Pangeran Zhou Lan, “Dia handal dalam pengobatan, banyak sekali hal yang tidak aku tehaui tentang tanaman obat, namun dia nyaris mengetahui keseluruhannya.” jawaban yang diucapkan oleh Pangeran Vernom membuat Pangeran Zhou Lan kini segera menoleh menatapnya dengan tatapan tidak percaya, seolah Pangeran Ilyash adalah anak yang sangat hebat di matanya, “Wah … benarkah?? hebat sekali!” sebuah pujian yang diberikan oleh Pangeran Zhou Lan kepada Pangeran Ilyash pun akhirnya membuat dirinya merasa senang hingga wajah pucatnya kembali merona dan ia tersenyum seraya mengangguk dan menunduk di hadapan Pangeran Zhou Lan seolah dirinya menerima dan merasa terhormat setelah diberikan pujian tersebut. “Saya masih harus banyak belajar.” ucap Pangeran Ilyash, yang kemudian diberi anggukan setuju oleh kedua orang yang berada di hadapan dirinya saat ini. Puiiiitttt!!! Suara terompet dari sang prajurit yang bertugas di sana pun membuat mereka yang tengah berbincang menoleh menatap seorang Pangeran yang masuk dengan menggunakan sebuah kuda hitam, serta seorang kepercayaan yang menunggangi kuda putih di sampingnya. “Pangeran Kerajaan Es, Pangeran Eugene Velik dan Cle Orzsebet sang kepercayaan telah tiba!” ucap sang prajurit penjaga, memberitahukan kepada mereka siapa saja yang telah tiba di dalam pertemuan itu, dan hal itu membuat ketiganya berbalikuntuk menghadap sang Pangeran Es yang kini berjalan bersamaan dengan kepercayaanya. Pangeran itu adalah pangeran yang memiliki usia sekitar sepuluh tahunan, dan sang kepercayaannya memiliki umur dua hingga tiga tahun lebih tua dari dirinya. Senyuman berwibawa pun terulas di bibir Pangeran Eugene yang kini menatap mereka dan memberi hormat dengan sopan, yang kemudian di balas oleh keempat orang yang ada di sana, dan begitu pun ynag dilakukan oleh sang kepercayaannya. “Lama tidak bertemu, Eugene.” ucap Pangeran Zhou Lan kepadanya  yang kini tertawa dan menganggukkan kepala seraya berucao, “Ya … aku dan Cle melakukan perjalanan kecil untuk melihat suasana di luar Kerajaan, namun yang terjadi adalah kami terlalu fokus menikmati perjalanan hingga lupa untuk pulang, Kakak besar.” ucap Pangeran Eugene kepada Pangeran Zhou Lan yang kini tertawa dan menggelengkan kepala menanggapi cerita dari Pangeran negeri Es tersebut. “Jangan sampai kau terlalu keasyikan dalam berkelana, Eugene! Ingatlah, Kerajaanmu itu masih membutuhkan seorang raja nantinya, hahahah!” ucap Pangeran Vernom kepada Pangeran Eugene yang juga tertawa menanggapi perkataan dari Pangeran Kerajaan Valens, dan pandangan Pangeran Eugene kini menoleh menatap Pangeran Ilyash yang menatapnya dengan senyuman. “Apakah dia adikmu,kakak Vernom?” pertanyaan yang dilontarkan oleh Pangeran Eugene membuat Pangeran Vernom menganggukkan kepalanya seraya berucap, “Namanya adalah Ilyash.” jawab Pangeran Vernom kepada Pangeran Eugene yang kini menatapnya dan tersenyum dan mengulurkan tangannya kepada Pangeran Ilyash. “Senang bertemu dengan anda, Ilyash.” ucap Pangeran Eugene kepada Pangeran ilyash yang dengan cepat menjabat tangannya. Pangeran Ilyash mengangguk dan tersenyum dengan manis kepada Pangeran Eugene, “Saya juga merasa sangat senang karena bisa bertemu dengan anda Kak Eugene.” ucapnya, dna hal itu membuat Pangeran Eugene menoleh menatap Adalard yang kini membungkuk hormat kepadanya, “Apakah dia adalah kepercayaanmu?” tanya Pangeran Eugene, dan hal itu membuat Pangeran Ilyash kini menoleh menatap Adalard yang kini menggelengkan kepala menjawab hal itu, dan itu membuat Pangeran Ilyash juga ikut melakukannya, menggelengkan kepalanya dan berucap. “Dia Adalard … dia yang mengawasiku kemanapun aku pergi.” jawab Pangeran Ilaysh teramat polos, yang membuat mereka semua para pangeran pun tertawa. Suara tiupan terompet yang lainnya pun kembali terdengar dan membuat perhatian keempat pangeran kini teralihkan menatap kedatangan seorang anak lelaki berusia lima belas tahun yang tengah menggandeng seorang wanita cilik dengan usia berkisar lima tahun di samping kanannya, ia datang bersama dengan dua prajurit yang menyertai dirinya. …  To be continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD