Persiapan

1172 Words
Pagi itu, Pangeran Ilyash tengah membaca buku di perpustakaan, dan pandangannya kini tertuju pada salah satu prajurit yang tengah berhadapan dengan dirinya dan juga Adalard. “Tuan Raja meminta saya untuk menemui anda, beliau mengatakan bahwa anda bersama dengan Adalard harus segera menghadap kepadanya, Pangeran muda.” Prajurit itu melaporkan apa yang diperintahkan oleh sang Raja kepada dirinya, dan hal itu tentu sangat aneh bagi Pangeran Ilyash, karena dirinya belum pernah dipanggil oleh Ayahnya sendiri sampai harus mendatangkan seorang prajurit untuk mencarinya. Pangeran Ilyash hanya terdiam setelah mendengarnya, dan hal itu membuat sang pelindungpun harus memanggilnya sebanyak dua kali untuk menyadarkan lamunan sang Pangeran. “Pangeran … Pangeran Ilyash!” panggil Adalard kepada Pangeran Ilyash yang sontak tersadar dan menganggukkan kepalanya. Dengan cepat ia menutup buku miliknya dan beranjak dari meja perpustakaan seraya mengajak Adalard untuk segera pergi menemui sang Raja, “Ayo kita pergi!” itulah ajakan dari Pangeran Ilyash kepada Adalar. … Langkah kaki Pangeran muda Ilyash kini menelusuri lorong-lorong istana, bersamaan dengan sang pelindung Adalard, membuat mereka para satff kerajaan pun segera memberi jalan seraya menunduk memberi hormat kepada sang Pangeran yang kini melangkahkan kakinya cukup cepat dari yang biasanya. Langkah keduanya kini berjalan menuju ruang Raja, dengan para prajurit yang segera membukakan pintu kepada sang Pangeran, membuat dirinya yakin jika Ayahanda menunggu kedatangannya di dalam ruangan itu. BLAMMM!! Pintu besar ruang raja tertutup, Pangeran Ilyash dan Adalard melangkah masuk ke dalamnya sebelum pintu tersebut tertutup. Pandangan Pangeran Adalard kini tertuju kepada Pangeran Vernom, Rezen dan sang Raja yang kini menoleh menatap dirinya. “Ilyash, duduklah!” perintah sang Raja kepada Pangeran Ilyash yang kini menyunggingkan senyuman manisnya dan berjalan untuk kemudian duduk tepat di sebelah Pangeran Vernom dan tepat berada di hadapan sang Raja. “Ayah memanggil saya?” tanya Pangeran Ilyash, yang membuat Raja menoleh menatapnya dan kemudian berbalik menatap Pangeran Vernom. “Ya, saya memanggil kalian berdua kemari karena saya ingin memberitahukan bahwa saya telah membuat sebuah rencana pertemuan para pangeran yang akan diadakan dua hari dari hari ini.” jelas Raja abraham kepada kedua anaknya yang kini sama-sama mengerutkan dahinya menanggapi ucapan sang Raja. “Pertemuan para Pangeran?? Di Kerajaan Valens???!” pertanyaan Pangeran Vernom diberi anggukan oleh sang Raja, yang membuat sang Pangeran merasa senang setelah mendengar berita tersebut. Berbeda dengan Pangeran Vernom, Pangeran Ilyash kini mengerutkan dahinya tidak mengerti dengan kata pertemuan para Pangeran, dan hal itu pun diketahui oleh sang Raja. “Karena acara ini adalah yang pertama kalinya bagi Ilyash, jadi aku ingin kau memberitahukan dan mencontohkan semua hal yang baik kepada adikmu, Vernom!” ucapan Raja Abraham kala itu bagaikan sebuah perintah dan pesan yang diterima oleh Pangeran Vernom yang kini menganggukkan kepalanya dengan sangat senang. Ia menepuk bahu sang adik seraya berucap, “Tenanglah … aku akan memberitahukan apa yang akan kita lakukan di sana.” ucap Pangeran Vernom kepada Pangeran Ilyash yang kini menganggukkan kepalanya tidak sabar. “Dan ingatlah! Aku ingin kalian berteman dengan mereka … carilah sahabat yang baik diantara mereka semua, kau mengerti Ilyash??” pertanyaan yang dilontarkan oleh Raja Abraham membuat Pangeran Ilyash menganggukkan kepalanya dan tersenyum dengan senang mendapatkan setidaknya perhatian kecil dari sang Raja. “Adalard akan ikut bersama dengan kalian, jadi aku harap kau juga bisa bersahabat dengan para pangeran di sana.” sambung sang Raja, yang membuat Adalard tersenyum dan memberi hormat kepada sang Raja sebagai sebuah kehormatan karena ia telah diperizinkan untuk ikut ke dalam pertemuan itu. ... Pangeran Vernom, Pangeran Ilyash dan Adalard berjalan mengintari lorong-lorong istana, mereka keluar dari ruang Raja setelah sang Raja menyelesaikan pembicaraannya bersama dengan mereka. “Pertemuan para pangeran … apakah itu menyenangkan, Kakak?” tanya Pangeran Ilyash seraya menoleh menatap kakaknya Pangeran Vernom yang kini menganggukkan kepala menanggapi pertanyaan itu. “Tentu, kita bisa bertemu dengan para Pangeran yang ada di luar Kerajaan ini. Dan aku jamin itu akan membuatmu merasa senang, Ilyash. Dan kau pasti setidaknya akan menemukan satu atau dua orang teman.” ucap Pangeran Vernom kepada Pangeran Ilyash yang kini tersenyum dan mengangguk. “Lalu … apa yang harus kita persiapkan, kakak??” tanya Pangeran Ilyash kepada Pangeran Vernom yang kini tersenyum. “Hanya menjadi dirimu sendiri … aku yakin mereka akan menyapamu terlebih dahulu.” ucap Pangeran Vernom kepada Pangeran Ilyash, dan baru saja Pangeran Ilyash ingin kembali bertanya kepada sang kakak, seorang Prajurti berjalan untuk memanggil sang kakak karena dirinya harus kembali mendatangi wilayah pertahanan untuk belajar strategi perang bersama dengan Ray. “Sampai jumpa lagi, Ilyash … Adalard, aku titip dia.” ucap Pangeran Vernom kepada keduanya, sang Adik kini menatap kepergiannya dengan murung, sedangkan Adalard mengangguk menerima perintah dari sang Pangeran. “Hh …” helaan napas dari Pangeran Ilyash saat itu, membuat Adalard menoleh menatapnya yang kini menampakkan raut kekhawatiran yang sebelumnya tidak pernah ia lihat. “Ada masalah, Pangeran?” tanya Adalard kepada Pangeran Ilyash yang kembali menggelengkan kepala dan mengajaknya untuk pergi kembali ke perpustakaan. Tidak seperti di awal ketika mereka masuk ke dalam perpustakaan, Pangeran Ilyash yang seharusnya membaca buku pun kini menjadi melamun, ia memikirkan pertemuan tersebut. Bagaimana jadinya pertemuan itu?? apakah para pangeran memiliki sifat yang serupa dengan sang kakak?? ataukan para pangeran yang nantinya ia temui akan terlihat menyeramkan?? apakah dirinya akan disukai?? ataukah dirinya akan dijauhi?? Pertanyaan-pertanyaan itu menghantui Pangeran Ilyash, yang tentu saja karena pemikiran itu, membuat Pangeran Ilyash tidak mampu untuk berkonsentrasi. Perubahan itu tentu saja disadari oleh Adalard, dan ia merasa bahwa sang Pangeran terlalu mencemaskan apa yang belum terjadi. Yang pada akhirnya membuat Adalard pun menyarankan sang Pangeran untuk berjalan-jalan di sekitar taman istana. “Pangeran … tidakkah sebaiknya kita berjalan-jalan untuk menyegarkan pikiran anda?” Adalard memberikan usul, dan usulan itu pun langsung disetujui oleh Pangerann Ilyash yang kini mengangguk dan beranjak untuk segera meninggalkan perpustakaan. Pangeran Ilyash berjalan mengintari taman istana, bersama dengan Adalard. Mereka berjalan tanpa adanya satupun pembicaraan, hal itu membuat Adalard semakin merasa aneh dengan sang Pangeran. Apakah dia terlalu menanggapi pertemuan itu sebagai sesuatu yang serius?? itulah yang ada di dalam benak Adalard mengenai Pangeran Ilayash yang tentu saja tidak bisa ia lontarkan dan tanyakan begitu saja kepada sang Pangeran. “Eum … Adalard, apakah kau mengetahui sesuatu mengenai Perkumpulan itu?” sebuah pertanyaan yang kini terlontar dari sang Pangeran lah yang membuat sang Pelindung itu kini menoleh sang Pangeran. “Saya tidak tahu, Pangeran.” ucap Adalard menjawab pertanyaan sang Pangeran yang kini menghela napasnya di hadapan dirinya. “Tapi saya Rasa … pertemuan itu akan membuat anda merasa senang.” sambung Adalard kepada Pangeran Ilyash yang kini menoleh menatapnya dengan ragu. “benarkah itu??” tanya Pangeran Ilyash, dan pertanyaan itu segera diberi anggukan kepala oleh Adalard yang akhirnya membuat Pangeran Ilyash pun menghelakan napasnya dalam-dalam dan berusaha untuk meyakinkan dirinya sendiri dengan berucap, “Baiklah … aku rasa itu akan sangat menyenangkan, aku yakin aku bisa menghadapinya, ayo Ilyash! Kau bisa.” ucap Pangeran Ilyash bergumam kepada dirinya sendiri, dan gumaman itu tentu didengar dengan jelas oleh Adalard yang kini tersenyum dan mengangguk menanggapi gumaman dari sang Pangeran sore itu. … To be continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD