Dugaan

1173 Words
Langkah kaki pangeran Ilyash seketika berhenti seletah ia mendengar seluruh kisah dan menyimpulkan makna di balik kisah tersebut, dan tentunya hal itu membuat Adalard kini menoleh menatap sang pangeran yang terlihat tertegun di sana, dan membuat sang pelindung kini mengerutkan dahinya dan kemudian bertanya, “Pangeran … adakah yang salah?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Adalard pada saat itu, membuat Pangeran Ilyash kini menoleh menatapnya dan kemudian bertanya, “Apakah Kakakku pergi untuk mencari tahu alasan semua itu?” sebuah pertanyaan yang di nlontaerkan oleh Pangeran Ilyash, membuat Adalard mengerutkan dahinya tidak mengerti akan apa yang diucapkan oleh sang Pangeran, “M… maksud anda?” tanya Adalard kepada Pangeran Ilyash, yang kemudian berkata, “Kak Vernom … selain aku yang mengusulkan itu, apakah dia pergi untuk mencari tahu jawaban atas perginya kak Arb?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh sang Pangeran pada saat itu, membuat Adalard mengerutkan dahinya dan kemudian berkata, “Saya tidak mengerti, kenapa anda bisa memiliki pemikiran tersebut?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Adalard pada saat itu, membuat Pangeran Ilyash dengan segera mengeluarkan sebuah buku yang merupakan buku sang pangeran pelindung dewi yang ia curi dari perpustakaan terlarang, yang kemudian ia membuka halaman ketiga dari buku tersebut, yang di mana di sana tertulis Sang Pangeran dari jiwa kedua, tidak seperti jiwa kedua para pangeran lainnya, Pangeran Arb bisa berkomunikasi dengan jiwa keduanya dengan sangat mudah, seolah jiwa keduanya tunduk dengan jiwa dari Arb. Bahkan jiwa kedua dari Pangeran pertama ini memiliki tiga roh yang memiliki kekuatan dewa. Sang jiwa kedua yang memiliki nama Nox yang berarti kematian di sana, memimpin tiga roh yang masing-masing di beri nama lebur, spektrum dan Sha. Ketiganya memiliki kekuatan yang berbeda, dan aku merasa sangat beruntung karena aku dekat dengan Nox, hingga aku bisa mengenal seluruh roh itu dan mengetahui perbedaan dari ketiganya. Lebur, ia merupakan roh pertama yang datang dan berkenalan dengan Nox. Nox berkata jika Lebur mendatangi dirinya ketika ia berjalan menuju bukit perbatasan Kerajaan yang kini dikenal oleh banyak orang sebagai bukit legenda. Ia mengatakan kepada Nox jika dirinya menawarkan diri untuk menjadi pengikut dari Pangeran Arb, namun dengan anehnya sang Pangeran justrus meminta Lebur untuk menawari Nox dan akhirnya menjadi pengikut dari Nox. Di hari itu pula, Pangeran Arb meminta Nox untuk datang dan meleburkan lima naga pembuat onar yang kala itu datang untuk menghancurkan secara random Kerajaan-Kerajaan yang mereka temui, dan itu adalah salah satu hal yang luar biasa yang pernah aku lihat dengan mataku sendiri. Nox secara langsung menjelaskan kepadaku jika keahlian dari Lebur adalah menghancurkan apapun menjadi serpihan debu dalam sekali kibasan tangan, dan juga lesatan dari anak panah yang dibawa olehnya. Dan tidak hanya itu, Nox pun memperlihatkanku roh Lebur, sang lelaki gagah dengan bahu yang amat lebar, yang kala itu menggunakan sebuah jubah berwarna abu kehitaman serta tudung yang senantiasa menutupi hingga seluruh wajahnya, ia menggenggam busur yang Nox katakan terbuat dari kayu hitam khususu yang bermotif srigala dengan pegangan yang dililiti oleh kain dari robekkan jubahnya, tali dari busurnya pun terlihat amat tebal dan anak panahnya terbuat dari kayu manchinnel (pohon kematian) dengan bulu dari anak panah yang ternyata merupakan bulu merak, juga pile yang terbuat dari logam hitam yang juga memiliki motif srigala. Aku tidka mengetahui dua roh lagi, karena saat itu Nox hanya memberitahukanku roh Lebur saja, selebihnya dia lebih banyak berbicara dengan Sin. Namun diantara tiga itu, aku selalu melihat satu roh cantik dengan jubah putih kebiruan yang menutupi tubuhnya, lengannya berwarna pucat dengan tattoo biru yang memiliki seluruh permukaan kulitnya dan termasuk dengan wajahnya, ia memiliki rambut berwarna silver yang menyala dengan mata berwarna hijau daun yang indah. … Dahi Adalard berkerut setelah membaca lembaran tersebut, yang kemudian membuat Adalard kembali menoleh menatap sang Pangeran untuk kemudian bertanya, “Lalu … apa hubungannya ini dengan rencana dari Pangeran Vernom, Pangeran?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Adalard pada saat itu membuat Pangeran Ilyash menghembuskan napasnya dan kemudian berkata, “Tidakkah kau tahu?? wanita yang selalu aku lihat di lab dan wanita yang juga menyelamatkan Kakakku di medan perang pada saat itu adalah Roh wanita yang dijelaskan oleh Paman Rainer di dalam buku ini, Adalard!” ucap Pangeran Ilyash, yang kembudian membuat Adalard terkejut mendengarnya, “J .. jadi?!” tanya Adalard, dan membuat Pangeran Ilyash kini menganggukkan kepalanya dan berkata, “Aku merasa jika Kak Vernom merasa jika kak Arb masih mengawasinya dan mengawasiku juga, Adalard! Ia berusaha untuk mencari di mana keberadaan kak Arb!” ucap Pangeran Ilyash dan kemudian membuat Adalard menganggukkan kepala seraya berkata, “Itu mungkin saja bisa terjadi!” ucap Adalard, dan membuat sang Pangeran ikut mengangguk seraya berkata, “Itu terbesit begitu saja di dalam pikiranku, tadi … Adalard!” ucap sang Pangeran, dan membuat Adalard kini mengerutkan dahinya dan kemudian berucap, “Jadi … selama aku menceritakan kisah sang pencari berlian dan sang penjaga perpustakaan, anda melamun dan memikirkan itu semua dan tidak mendengarkan apa yang aku ceritakan, Pangeran?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Adalard, membuat sang Pangeran menggelengkan kepala dan berkata, “Tidak! Tentu aku mendengarkan kisahnya, namun sedikit samar karena pemikiran itu seketika saja datang padaku, Adalard!” jelas Pangeran Ilyash, dan hal itu hanya membuat Adalard mengangguk seraya berkata, “Yah … hal seperti itu bisa saja terjadi, bahkan kepada seorang Pangeran sekali pun!” gumam Adalard, dan hal itu membuat sang Pangeran tersenyum dan mengangguk, merasa bersyukur karena setidaknya Adalard tidak marah kepadanya dan tidak akan mungkin bisa. “Anda tahu Pangeran?? kita harus tetap mengingat pemikiran anda itu, karena bisa jadi pemikiran anda datang bukan dari pikiran anda, namun dari alam yang memberikan semacam petunjuk atau jawaban lainnya1” jelas Adalard kepada Pangeran Ilyash yang kini mengerutkan dahinya dengan cepat dan kemudian bertanya, “Huh?! Jadi maksudmu, Alam memberikan Clue secara acak, begitu?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Ilyash, membuat ADalard menganggukkan kepalanya dan kemudian berkata, “Itu memang dilakukan secara sengaja Pangeran, Agar kita tidak merasa puas dan terus melakukan perjalanan!” jelas Adalard kepada sang Pangeran yang kini menghembuskan napasnya ketika menyadari jika dua petunjuk itu memang terdengar acak dan belum terjawab sepenuhnya, mereka juga tidak tahu apakah itu sebuah petunjuk atau sebuah jawaban. “Aku rasa anda benar … kita harus tetap melanjutkan perjalanan ini hingga semua jawaban terampungkan!” jelas Pangeran Ilyash kepada Adalard, dan di saat yang bersamaan keduanya terkejut ketika mendengar sebuah suara lolongan dari srigala yang terdengar sangat-sangat kencang, yang tentu saja membuat Adalard dengan segera mengeluarkan pedangnya seraya berjalan dan memasang badan untuk melindungi sang Pangeran yang kala itu pun mengeluarkan pedang miliknya. “Apakah itu srigala, Adalard?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh sang Pangeran pada saat itu, membuat Adalard mengedikkan kepalanya seraya berkata, “Saya tidak yakin dengan itu, Pangeran … karena pasalnya kita berada di hutan Sunyi saat ini, dan jika memang itu srigala … pasti ukurannya berbeda dari srigala yang biasanya, jadi bersiaplah!” ucap Adalard mewanti Pangeran Ilyash yang kini menganggukkan kepalanya mengerti akan ucapan dari sang Pelindung di sana. … To be continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD