Arachdia the new Cestovatel Monster

1594 Words
Hari berganti saat itu, yang pada akhirnya membuat Pangeran Ilyash dan juga Adalard memutuskan untuk menghentikan perjalanan dan beristirahat di malam hari itu, dan kali ini … sesuai dengan permintaan Pangeran Ilyash, Adalard tidak menyediakan tenda seperti di malam pertama mereka berkelana, sang pelindung saat itu membiarkan Pangeran terakhir dari Kerajaan Valens beristirahat di atas tikar yang sama persis seperti tikar tipis miliknya. Ditemani oleh api unggun, keduanya terduduk dan menghangatkan diri. Trak … trak … Saat itu Adalard tengah sibuk menjaga bara api agar tetap menyala dan menghangatkan dirinya dan juga snag Pangeran, sedangkan Pangeran Ilyash saat ini tengah membaca kembali gulungan mengenai kisah tentang Lima Pangeran, Satu Kepercayaan, Enam Prajurit dan Delapan Belas Monster. Sebuah kisah yang menjadi cerita favorit sang Pangeran pada saat itu. “Hh …” Pangerna Ilyash kini menghembuskan napasnya ketika menyadari satu hal yang aneh di sana, sebuah tulisan yang bertuliskan, ‘Pada Awalnya, saya tidak tahu niat sang Pangeran dari Clairchanter melakukan perjalanan yang bisa saya katakan sebagai seorang pengelana di saat itu. Namun, pada akhirnya setelah saya dan pangeran lainnya ikut dan bertemu dengan Samun (Monster semak) yang menakutkan itu, kami terkejut ketika Pangeran Zhumon menyihirnya menjadi sebuah batu kristal yang berwarna hijau menyala dan melemparnya begitu saja seolah ia tidka membutuhkan batu tersebut … dari situ lah, saya dan Pangeran yang lainnya tahu, jika niat sang Pangeran Clarichanter itu hanya untuk mengurung dan membuang monster-monster tersebut! Seolah ia mengurung dan membiarkan mereka begitu saja, terkurung di dalam batu mantra darinya.’ “Ini tidak masuk akal!” gumam Pangeran Ilyash, dan hal itu tentu saja membuat Adalard dengan segera menoleh menatap sang Pangeran yang masih terpaku menatap gulungan kisah tersebut, yang pada akhirnya membuat Adalard pun berani bertanya, “Apa yang tidak masuk di dalam akal anda saat ini, Pangerna?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Adalard pada saat itu, membuat sang Pangeran kini menoleh menatapnya dan kemudian berucap, “Ini … kisah yang saya baca saat ini … niat dari Pangeran Zhumon dan pangeran lainnya … saya tidak paham, kenapa mereka di awal tidak tahu niat awal sang Pangeran Clairchanter ini, dan kenapa niat sang Pangeran hanya mengurung monster-monster itu, namun tidak memanfaatkannya? Bukankah akan lebih baik jika batu-batu itu di simpan olehnya sendiri, agar kerajaan lain takut kepadanya?”  tanya Pangeran Ilyash kepada Adalard, yang kini membuat Adalard tersenyum dan kemudian berucap, ”Mungkin, ada sesuatu hal yang tidak kita ketahui dari dirinya Pangeran Ilyash … tidakkah anda menyadarinya? Dia adalah Pangeran Clairchanter, dan tentu saja dia bisa meramalkan masa depan bukan? Akan menjadi lebih baik jika kita bepikiran positif kepada dirinya saat ini!” Jelas Adalard, dan membuat Pangeran Ilyash kini menganggukan kepalanya menanggapi hal itu dan kemudian berucap, “Ah … bisa saja, ada hal yang akan terjadi jika ia tidak segera mengurungnya, begitu?” tanya Pangeran Ilyash, dan Adalard menganggukkan kepala menanggapi pertanyaan tersebut. “Hahh … banyak sekali hal yang ingin saya ketahui, semakin kemari … saya merasa banyak sekali pertanyaan yang bertambah di dalam kepala ini, apakah itu semua akan terjawab saat ini, Adalard?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Ilyash, membuat Adalard menganggukkan kepala dan berkata, “Yakin lah jika kita akan mendapatkannya Pangeran!” ucap Adalard kepada sang Pangeran yang kini mengangguk karenanya. Wiiiiiiiiii!!!!! “?!” sebuah suara yang nyaring yang terdengar di telinga keduanya saat itu, membuat dahi Adalard berkerut dan Pangeran Ilyahs yang terlihat terkejut karenanya. “S … suara apa itu, Adalard?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh sang Pangeran, membuat Adalard dengan segera berdiri dan mengeluarkan pedang miliknya, “Saya tidak yakin suara apa itu, Pangeran … tapi ada baiknya jika anda juga menyiapkan pedang yang anda miliki saat ini!” itu lah yang di katakan oleh Adalard kepada sang Pangeran, yang kini mengangguk dan hendak mengeluarkan pedangnya, namun tanpa di sangka-sangka sebuah salur lengket dengan warna tanah kini meliliti kedua lengan sang Pangeran dan menarik tangan tersebut hingga tubuh sang Pangeran terseret dengan cepat dari sana, dan tentu saja hal itu mengejutkan baginya dan bagi Adalard. “Pangeran!!” teriak Adalard yang kini dengan segera berusaha untuk mengejar sang Pangeran yang berteriak karena terkejut saat itu. ZRAAAAAKKK!!! ”Akh!” Pangeran Ilyash menggeram ketika dirinya berusaha untuk lolos dari jeratan salur misterius tersebut. Ia berusaha untuk meraih pedang miliknya di sana, namun itu sangat sulit mengingat tubuhnya terseret-seret seperti itu. Klotrak … klotrak … klotrak! Suara derap langkah kuda saat itu, membuat dirinya kini menoleh ke arah depan, di mana Pangeran Ilyash yakin jika yang menyeretnya saat ini merupakan seekor kuda, namun bukan kuda lah yang ternyata menyeret dirinya saat ini. Ia hanya bisa melihat sebuah tanduk yang dapat ia kenali di sana, karena yang lainnya terlihat sangat aneh pada saat itu, dan tanduk itu adalah tanduk rusa. “Hh … hhh … apa yang kau inginkan, katakan padaku!” ucap Pangeran Ilyash kepa monster itu, yang kini dengan seketika menghentikan langkahnya dan spontan membuat Pangeran yang kala itu terseret pun berhenti dan membuatnya menghembuskan napas berusaha untuk menahan sakit di tubuhnya, yang ia yakini kini memar karena terseret cukup jauh pada saat itu. Pangeran Ilyash kini berdiri dengan perlahan untuk kemduian terdiam ketika mendapati jika satu monster yang mirip dengan monster yang baru saja menyeretnya di sana tengah terluka, sebuah tombak yang panjang menusuk tepat di kepalanya, dan terlihat jika monster itu sangat kesakitan pada saat itu. “Tolong kami, wahai pengelana!” pandangan Pangeran Ilyash seketika saja tertolehkan kembali ke arah monster yang ternyata merupakan laba-laba berkaki dan bertanduk rusa, yang tentu saja membuat Pangeran Ilyash tahu jika monster itu adalah monster Pengelana. Sebenarnya Pangeran tidak tahu perbedaan dari monster biasa dan monster pengelana, namun ketika sang monster berucap wahai pengelana, membuat Pangeran Ilyash yakin jika kedua monster ini adalah monster yang menguji para pengelana saat itu. “Maukah anda melakukannya?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh monster itu, membuat Pangeran Ilyash kini menganggukkan kepala dan dengan segera mengeluarkan peralatan penyembuhan yang ia bawa dari istana. Dengan berani, Pangeran Ilyash mulai membantu dan mengobati monster tersebut, dan di saat yang bersamaan Adalard datang untuk menyelamatkan Pangeran Ilyash, “Eaaargh!!” erang Adalard ketika melompat dan hendak menebas monster tersebut, namun dengan gesit sang monster justru menahan dan menangkis serangan yang Adalard lakukan dengan menggunakan tanduk rusanya. Melihat hal itu, membuat Pangeran Ilyash dengan segera menghentikkannya dengan berkata, “Stop Adalard! Mereka membutuhkan bantuanku di sini!” itu lah yang di ucapkan oleh Pangeran Ilyash, yang membuat Adalard seketika menghnetikan penyerangannya terhadap monster yang kini menahan pedangnya dengan tanduk rusa yang ia miliki pada saat itu.  “...” Adalard terdiam mendengar hal itu, dan dirinya dengan cepat menyingkirkan pedang tersebut seraya berkata, “Apa yang terjadi di sini?” tanya Adalard kepada Pangeran Ilyash yang kini menatapnya dan berucap, ”Bisakah anda membantuku untuk melepaskan tombak ini?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh sang Pangeran, membuat Adalard mengangguk dan membantu Pangeran Ilyash melepaskan tombak yang melukai monster di sana. … Membutuhkan waktu sekitar dua jam bagi Pangeran Ilyash mengobati monster itu, dan selama itu, Adalard pun dengan berani bertanya-tanya mengenai siapa sebenarnya mereka di sana, yang ternyata membuat Adalard cukup terkejut, ketika monster yang menyeret sang Pangeran tadi memperkenalkan dirinya sebagai Arachdia. Monster penghuni hutan Samanea saman sekaligus monster yang baru saja ditunjuk oleh Alam sebagai monster pengelana. “Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah kau melakukan hal ini dengan sengaja untuk mengetes kami?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Adalard pada saat itu, membuat sang monster kini menggelengkan kepalanya dan kemudian berkata, “Kami tidak menyengaja ini semua, itu terjadi di luar niat kami!” jelas sang monster kepada Adalard yang kemudian mengangguk mengiakan hal itu. “Selesai!” sebuah ucapan yang di lontarkan oleh Pangeran Ilyash pada saat itu, membuat pandangan sang monster dan juga Adalard kini menoleh menatapnya, ”Terima kasih atas bantuan anda, pengelana!” ucap sang Arachdia kepada Pangeran Iyash yang kini menganggukkan kepala menanggapi hal itu, “Sebagai imbalan atas bantuanmu, ambil lah tombak ini … dan pecahan cermin ini1” ucap sang monster kepada Pangeran dan juga Adalard yang kini mengerutkan dahinya ketika mendapatkan sebuah tombak yang cukup unik dengan ukiran rumit di sepanjang batang tombaknya dan juga satu buah pecahan kaca yang tergeletak di samping tombak itu. “Ini akan memudahkan kalian bertemu dengan wanita itu!” ucap sang Arachida kepada Pangeran Ilyash dan juga Adalard yang menjadi kebingungan setelah mendengar hal itu, namun sang Pangeran mengangguk berusaha memahami hal tersebut dan berkata, “Jaga diri kalian, terima kasih atas hadiah yang kalian berikan kepada kami!” itu lah yang di ucapkan oleh Pangeran Ilyash kepada sang monster, yang setelahnya sang monster pun menghilang bersama dengan yang lainnya, mereka berubah menjadi bulir-bulir cahay berwarna keemasan yang kemudian melayang begitu saja pergi dari hadapan Adalard dan juga Pangeran Ilyash. “Kita berhasil menemukan satu monster pengelana, Pangeran!” ucap Adalard merasa senang, namun Pangerna Ilyash menggeleng dan berkata, “Dua! Ught!” bersamaan dengan itu, sang Pangeran meringis kesakitan, yang membuat Adalard segera menoleh dan menahan tubuh sang Pangeran yang nyaris terjatuh lemas di sampingnya, “Pangeran Ilyash!” panggil Adalard dengan cemas, namun sang Pangeran kini meyingkap baju yang ia kenakan dan memperlihatkan memar yang cukup parah yang di dera olehnya karena tadi dia baru saja terseret cukup jauh oleh monster tersebut. “Saya rasa kini giliran anda yang harus mendapatkan pengobatan, Pangeran!” ucap Adalard kepada sang Pangeran yang kini mengangguk dengan pelan menanggapi hal itu. Dan membuat Adalard pun kini giliran mengobati luka dari sang Pangeran di sana. … To be continue 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD