Hutan Sunyi

1028 Words
Dua hari berlalu, tak ada satu pun monster yang ditemukan oleh Pangeran Ilyash dan juga Adalard setelah sebelumnya mereka bertemu dengan Arachdia, sang monster pengelana yang baru. Dan hal itu tentu saja sangat di syukuri oleh Adalard, mengingat sang Pangeran juga tengah terluka beberapa hari yang lalu. Dan tepat di hari itu, keduanya telah melewati perbatasan hutan terbuka yang baru saja mereka pijaki dan kini keduanya terhenti tepat di perbatasan hutan terbuka dan sebuah hutan yang cukup berbeda jauh dari hutan yang mereka pijaki pada saat itu, dan bahkan Pangeran Ilyash pun berdecak kagum ketika melihat perbedaan hutan yang ada di hadapannya pada saat itu. “Apa ini … hutan apa ini, Adalard?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Ilyash pada saat itu, membuat Adalard kini menghembuskan napasnya ketika melihat ukuran pohon yang sangaj jauh berbeda dari hutan terbuka, “Hutan Sunyi … Pangeran, Kita berada di hutan Sunyi saat ini!” jawab Adalard kepada sang Pangeran, dan hal itu membuat snag Pangeran terlihat jelas menelan salivanya sendiri ketika melihat ke dalam hutan tersebut yang sangat-sangat menyeramkan dan membuat adrenalin sang Pangeran berpacu dengan sangat kencang pada saat itu. Perbedaan hutan sunyi dan hutan terbuka adalah pohon yang tumbuh di wilayah keduanya, dan itu sangat-sangat terlihat jelas. Hutan terbuka di penuhi pepohonan yang wajah, seperti pohon pisang, pohon jati, pohon beringin, dan pohon lainnya yang tumbuh secara random di dalam hutan, namun tidak dengan hutan sunyi. Pohon Coast redwood (Pohon yang memiliki nama ilmiah sequoia sempervirens yang terletak di Redwood National Park, California (saat ini), pohon ini memiliki usia rata-rata seribu dua ratus hingga seribu delapan ratus tahun. ), adalah pohon yang tumbuh di dalam hutan sunyi. Pohon ini memiliki tinggi paling tinggi mencapai seratus lima belas meter, yang tentu saja membuat perbedaan antara wilayah hutan terbuka dan hutan sunyi terlihat sangat jelas di mata Pangeran Ilyash dan juga Adalard pada saat itu. “Adalard … Saya mendengar, di balik hadirnya pohon ini adalah untuk menyembunyikan sesuatu yang ada di dalamnya bukan?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Ilyash pada saat itu, membuat Adalard menoleh menatapnya dan kemudian bertanya, “Apa yang anda maksud, Pangeran?” tanya Adalard kepada sang Pangeran yang kini menghembuskan napasnya seolah ia tengah ketakutan ketika mengingat sebuah fakta yang pernah ia baca di perpustakaan mengenai hutan sunyi yang dikenal dengan pohon tingginya di sana. “B … bukankah di dalam buku yang pernah saya baca di perpustakaan mengatakan jika pohon coast redwood ini … adalah rumah dari para titan? Monster yang dulu pernah menguasai bumi ini, Adalard?” sebuah pertanyaan yang kembali di lontarkan oleh Pangeran Ilyash di sana, membuat Adalard kini terkekeh dan menganggukkan kepalanya lagi, dan kemudian menoleh menatap sang Pangeran seraya berkata, “Ya … anda benar, Pangeran! Tapi … tidakkah anda juga membaca kisah tentang kelima Pangeran itu? Mereka telah mengunci Titan terakhir yang hidup di dalam hutan ini!” jelas Adalard kepada sang Pangeran yangt kini terkejut mendengar hal itu, sehingga dengan cepat ia menoleh menatap sang pelindung dan segera mengeluarkan gulungan kisah lima Pangeran yang selalu di bawa olehnya saat itu. “Sungguh?!” tanya Pangeran Ilyash berusaha untuk mencari kisah mengenai Pangeran yang melawan Titan di sana, dan membuat Adalard menganggukkan kepalanya dan kemudian berkata, “Yam Pangeran … anda tidak perlu khawatir tentang Titan itu! Yang kita khawatirkan sekarang adalah kita harus segera masuk ke dalam hutan agar setidaknya kita bisa menambahkan point untuk kita saat ini!” jelas Adalard kepada sang Pangeran, yang kala itu masih sibuk dengan gulungan kisahnya, namun karena mendengar Adalrd berkata seperti itu, Pangeran Ilyash pun segera saja menganggukkan kepalanya dan berkata, “Ya … anda benar … tidak seharusnya pula saya merasa khawatir mengenai titan itu! Ayo, kita pergi!” ucap Pangeran Ilyash, dan keduanya pun berjalan untuk melangkah masuk ke dalam hutan Sunyi, dan menambah sebuah point yang kemudian terlihat di pass yang mereka miliki pada saat itu. Sebuah kartu yang terbuat dari kulit kayu eboni hitam yang bertengger di leher mereka menggunakan tali sutra pada saat itu, merupakan pass pengenal pengelana yang memang diwajibkan dimiliki oleh setiap orang yang melakukan kelana, dan masing-masing dari kerajaan memiliki ciri khas yang berbeda, dengan contoh bahwa Kerajaan Valens menggunakan kulit hitam dan kain sutera yang digunakan untuk menjadi pass para pengelananya, dan tidak hanya itu mereka juga memiliki ukiran naga yang sangat indah, dan semua Kerajaan memiliki jenis pass pengenal pengelana yang berbeda. Pass pengelana itu berfungsi untuk memberi tahu kepada para penjaga perbatasan, jika-jika mereka masuk ke dalam perbatasan kerajaan lain agar tidak dicurigai sebagai seorang penyusup. Pass ini tidak akan pernah bisa di curi, sebuah mantra terdapat di dalam pass tersebut. Mantra yang mengikat sang pengelana, pass pengelana dan juga alam yang menilainya. Sehingga para pencuri tidak akan bisa untuk mencuri atau menggunakan pass pengelana orang lain. Pass pengelana milik Pangeran Ilyash dan juga Adalard pada saat itu tertuliskan ‘Hutan Terbuka : III’ yang mengartikan mereka mendapatkan tiga buah point dari hutan tersebut. … “Huft …” Pangeran Ilyash menghembuskan napasnya dengan cukup panjang ketika melihat tinggi dan besarnya pohon yang berada di sekitaran mereka pada saat itu, dan tidak hanya pepohonannya yang terlihat tinggi, namum rerumputan di sana pun ikut membesar di sana. Seperti menyamakan tinggi mereka dengan pepohonan coast redwood itu. “Wah … aku merasa sangat kecil saat ini, Adalard!” ucap Pangeran Ilyash kepada Adalard yang kini tersenyum menanggapi hal itu, mengetahui jika sang Pangeran memang memiliki banyak wawasan, namun minim akan pengalaman, yang tentu saja berkenalan adalah hal yang baik untuk Pangeran Ilyash. “Apakah anda sudah pernah mendengar cerita mengenai kisah sang pencari berlian dan sang penjaga perpustakaan istana, sebelumnya Pangeran Ilyash?”sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Adalard pada saat itu, membuat Pangeran Ilyash seketika menolehkan pandangan ke arah Adalard, dahinya berkerut ketika berusaha mengingat mengenai kisah tersebut yang ternyata tidak pernah ia dengar sebelumnya yang kemudian membuat Pangeran Ilyash menggelengkan kepalanya menanggapi pertanyaan sang pelindung tersebut, “kisah mengenai apa itu, Adalard? Saya tidak pernah mendengar kisah itu sebelumnya!” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Ilyash, membuat Adalard tersenyum dan mulai bercerita mengenai kisah kedua orang itu. .. To be continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD