Keinginan dari sang Raja

1049 Words
Satu bulan setelah keputusan penggantian sistem pendapatan di desa, atas dasar permintaan dari Pangeran Ilyash pun membuahkan hasil yang cukup baik. Di mana angka kriminalitas yang biasanya terjadi sepuluh hingga lima kali dalam satu minggu pun kini berkurang dan bahkan nyaris bisa di katakan menghilang, karena angka itu mengurang bahkan hingga hanya terdapat tiga kasus dalam satu bulan saja. Tentunya membuat Raja merasa bahwa Pangeran Ilyash sangat pintar dalam mengatur sistem yang berjalan di desa. “Hmm …” Raja Abraham berdeham, dan hal itu membuat Rezen yang tengah membaca beberapa lembaran data pun kini menoleh menatap sang Raja yang tampaknya tengah berpikir pada malam itu, yang membuat Rezen pun akhirnya memutuskan untuk bertanya kepada sang Raja. “Apa yang tengah anda pikirkan, Baginda Raja?” sebuah pertanyaan yang terlontar dari mulut Rezen yang kini menutup lembaran-lembaran yang tengah di genggam olehnya pun membuat Raja Abraham yang mendengarnya kini menolehkan pandangannya menatap ke arah Rezen yang berjalan menghampiri dirinya yang kini menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh Rezen kepada dirinya. “Rezen … bukankah kita masih memiliki sedikit halaman yang kosong di samping taman Petunia??” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Raja Abraham pun membuat Rezen kini mengerutkan dahinya sebelum akhirnya menganggukkan kepala seraya berucap, “Ya, Baginda … tanah itu masih kosong, apakah anda memiliki ide untuk membangun gazebo dan kolam ikan di sana?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Rezen kepada Raja Abraham pun membuat sang Raja kini terkekeh dan menggelengkan kepalanya. “Aku tidak suka jika ada kolam di taman istana, air issen saja sudah cukup indah untuk di pandang.” jelas Raja Abraham kepada Rezen yang kini mengerutkan keningnya mendengar ucapan itu, “Lalu, Anda akan membangun apa di tanah kosong itu, Ya Baginda?” tanya Rezen kepada Raja Abraham yang kini menghembuskan napasnya dengan cukup panjang, seolah ia tengah memikirkan sesuatu hal yang kemudian ia lontarkan kepada Rezen. “Bisakah kita membuat sebuah ruangan dengan separuh dari ruangannya tertutupi oleh kaca??” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Raja Abraham saat itu, membuat Rezen mengerutkan dahinya berusaha untuk memahami apa yang di maksudkan oleh sang Raja. “Maksud anda, rumah kaca?” tanya Rezen kembali kepada RAja Abraham yang kini menganggukkan kepalanya, “Tapi aku ingin membangun itu menjadi dua ruangan, satu ruangan diperuntukkan untuk kaca-kaca itu, dan satu ruangan lainnya tertutup seperti ruang pada umumnya.”jelas Raja Abraham kepada Rezen yang kembali mengerutkan dahinya merasa penasaran dengan apa yang diinginkan oleh sang Raja saat itu. “Untuk apa anda membuat rumah kaca dan sebuah ruangan yang menyambung di sana, Ab??” pertanyaan informal yang di lontarkan oleh Rezen saat itu tidka pernah di ambil hati oleh Raja Abraham yang kini mendecik kesal kepada Rezen seraya berucap, “Terserah padaku! Aku akan menanam tumbuhan kesukaanku di sana dna membuat kamar di dalamnya agar aku bisa lebih nyaman beristirahat, jadi lakukan itu sekarang atau aku akan memenggalmu, Rezen!” ancaman yang di lontarkan oleh Rezen, memang tidak pernah berfungsi karena pada dasarnya Rezen mengetahui jika itu tidak akan pernah terjadi. Namun karena permintaan absurd sang Raja yang Rezen yakini sangat diinginkan oleh sang Raja pun akhirnya membuat Rezen menganggukan kepalanya menanggapi permintaan tersebut. “Baiklah, Yang Mulia … saya akan meminta staff untuk membangun ruangan yang anda inginkan.” ucap Rezen kepada Raja Abraham yang kini menganggukkan kepalanya menanggapi itu semua. … Untuk pengerjaan pembangunan yang dilakukan di kerajaan tidaklah membutuhkan waktu yang lama, apalagi ini merupakan keinginan dari sang Raja, yang membuat para staff pembangun pastilah menyaipaj segalanya dengan matang dan juga detail, namun dalam waktu yang sangat singkat. Yang pada akhirnya bangunan yang di bangun di samping taman Petunia pun selesai dibangun hanya dalam waktu satu minggu saja, yang akhirnya sang Raja pun dengan sengaja datang untuk pertama kalinya ke tempat di mana bangunan itu di dirikan. “Bagaimana Baginda?” sebuah pertanyaan pun di lontarkan oleh Rezen yang kini melihat raut wajah Raja Abraham yang terlihat sedikit tidak puas dengan apa yang diekspetasikan oleh dirinya saat itu. “Ck! Entah mengapa, aku tidak menyukai desain dari bangunan ini.” ucapan yang di lontarkan oleh Raja Abraham, tentu saja membuat Rezen serta kepala pembangunan yang mendengarnya cukup terkejut, karena pasalnya bangunan ini sudah seperti apa yang diinginkan oleh sang Raja satu minggu yang lalu, dan hal itu tentu saja membuat sang kepala pembangunan merasa sangat menyesal dan segera meminta maaf kepada sang Raja, tentang realita yang tidak sesuai dengan harapannya. “Maafkan saya Baginda Raja!! ampuni saya, berikan saya waktu satu hari lagi, maka saya akan perbaiki semuanya sesuai dengan apa yang anda harapkan!” ucap sang kepala pembangunan kepada Raja Abraham yang kini menoleh menatapnya yang kini bersujud di hadapan dirinya, yang membuat Raja Abraham pun menggelengkan kepalanya dan kemudian berucap, “Tidak perlu, tidak usah diganti. Lagi pula aku setelah aku pikir-pikir … tak ada tanaman yang ingin aku tumbuhkan di dalam ruangan itu.” ucapan yang di lontarkan oleh Raja Abraham, tentu membuat mereka menjadi semakin terkejut dan semakin terbingung, “Lalu … akan kita jadikan bangunan ini sebagai apa, jika anda tidak menggunakannya Baginda?” tanya Rezen kepada Raja Abraham yang kini mengedikkan kedua bahunya dan kemudian berucap, “Entahlah … berikan saja bangunan ini kepada Ilyash, aku rasa dia juga membutuhkan sebuah ruang untuk meracik!” ucap Raja Abraham seraya melenggang pergi dari hadapan Rezen dan juga kepala pembangunan, yang tentu saja mengejutkan keduanya. … Pandangan Pangeran Ilyash kini menatap bangunan yang terletak di samping taman Petunia saat itu dengan penuh rasa keterpukauan atas desain yang sangat bagus dan sangat unik itu, pandangannya lagi dan lagi teralihkan kepada Rezen sang kepercayaan yang baru saja memanggil dirinya dan mengatakan bahwa ruangan tersebut bisa digunakan olehnya dalam meracik dan menanam tanaman herbal. “Rezen … apakah ini serius?? diberikan oleh Yang Mulia kepada saya??” sebuah pertanyaan yang terlontar dari mulut Pangeran Ilyash pun kini diberi anggukkan oleh Rezen yang kemudian menjawab, “Iya, Pangeran … Raja mengatakan jika ruangan ini lebih baik anda pakai untuk meracik ramuan herbal yang tengah anda pelajari.” ucap Rezen kembali menjelaskan secara detail hingga membuat Pangeran Ilyash merasa sangat senang dan sangat berterima kasih dengan apa yang baru saja di berikan oleh sang Raja, meski sang Raja sendiri tidak ada di sekitarnya saat ini. … To be continue
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD