Penobatan Pemimpin Pettinggi Naga

1234 Words
Sudah lebih dari satu bulan lamanya semenjak kematian pemimpin petinggi naga yang pada akhirnya menjadikan Negeri Valens masuk ke dalam status kekosongan kepemimpinan petinggi naga, dan itu semua tidaklah bagus. Banyak sekali surat masuk yang mempertanyakan mengenai kepemimpinan yang kosong tersebut, dan karenanya Raja Abraham pun memutuskan untuk segera mengangkat Szam sebagai pemimpin petinggi yang baru untuk Kerajaan Valens, namun keputusan itu tidak bisa berjalan dengan spontan, dan bahkan hal tersebut membuat Szam selaku naga pembimbing dari Raja Abraham pun merasa amat tertekan. … “Baginda.” panggilan yang dilontarkan oleh Rezen di dalam ruang kerajaan pun membuat Raja Abraham menoleh menatap Rezen yang baru saja memanggil dirinya. “Ya? Ada apa Rezen?” tanya Raja Abraham kepada Rezen, “Apakah dua kerajaan-kerajaan yang ada di selatan akan kita undang juga dalam pelantikan Petinggi naga?” tanya Rezen kepada Raja Abraham yang kini menganggukkan kepalanya untuk menanggapi hal tersebut, “Ya … aku ingin peristiwa ini bisa disaksikan oleh Kerajaan yang lainnya, maksudku Para Pemimpin Kerajaan yang lainnya.” ucap Raja Abraham menjawab pertanyaan Rezen yang kini menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu. Pada akhirnya Rezen pun menuliskan dua kerajaan yang di maksud ke dalam lembaran panjang yang nantinya akan di tulis oleh si pembuat undangan Kerajaan, acara akan dilangsungkan dua hari lagi, dan itu semua membuat mereka cukup sibuk karena mempersiapkan hal-hal yang sebelumnya belum pernah mereka lakukan dan mengacu semua acara lewat catatan penjabatan Petinggi Naga ketika ESA diangkat oleh Raja Muller VII. Peristiwa itu di gelar dengan cukup meriah, itulah yang menjadikan Raja Abraham memerintahkan kepada para prajuritnya untuk membuat acara persis seperti yang dilangsungkan ketika Pemimpin petinggi ESA menjabat. Raja Abraham terlihat sangat antusias, namun tidak dengan Szam sang naga pembimbing. Dirinya terlihat sangat cemas dan tidak ingin menghabiskan waktu dua harinya untuk mempersiapkan diri dan berdiri di atas altar nantinya. Sepanjang waktu, Szam terus berjalan berlalu-lalang di sekitaran ruangan Petinggi naga dan enggan untuk menjawab pertanyaan siapapun. Ketika malam tiba, dan suasana menjadi semakin sunyi, Szam pun memutuskan untuk pergi dari ruangan itu dan bersembunyi, enggan untuk ditobatkan. Ia melakukan hal itu tanpa sepengetahuan siapapun dan termasuk dengan sang Raja sendiri. Tak ada satu pun dari para petinggi naga yang mengetahui ke mana Szam pergi di pagi selanjutnya, mereka pun sesegera mungkin untuk melaporkan kepergian dari Szam kepada sang Raja, melalui sebuah surat resmi. Hal itu tentu mengejutkan bagi Raja Abraham dan juga Rezen yang kini sesegera mungkin untuk mencari keberadaan dari Szam. “Perintahkan para prajurit untuk mencari keberadaan dari Szam!” perintah Raja Abraham seraya beranjak dari kursi tahta miliknya dan berjalan keluar dari ruang Kerajaan. Melihat hal itu, Rezen pun segera berjalan mengiringinya seraya bertanya, “Raja … lalu apa yang akan anda lakukan saat ini?” tanya Rezen kepada Raja Abraham yang kini menoleh menatapnya dan kemudian berucap, “Aku akan mencarinya sendiri, dan aku juga ingin kau memantau para prajurit … dan jika mereka sudah menemukan Szam, beri aku pesan lewat telepati!” ucap Raja Abraham kepada Rezen yang kini menganggukkan kepalanya untuk menanggapi bahwa ia mengerti akan tugasnya saat ini, dan setelahnya Rezen pun tidak lagi mengikuti langkah kaki Raja Abraham yang sudah melangkah pergi dari lorong ruang istana itu. Rezen memilih untuk pergi dan mengikuti perintah sang Raja dalam memantau pergerakan para prajurit yang tengah mencari keberadaan dari Szam.  Rezen membiarkan Raja Abraham berjalan sendiri untuk mencari keberadaan Szam, karena ia mengetahui bahwa Raja Abraham perlu sendirian untuk mencari keberadaan dari Szam. … Ditengah hutan lebat di sisi selatan dari Kerajaan, Szam tengah terduduk dan termenung di salah satu bukit yang pernah ditemui oleh Raja Abraham dan juga dirinya ketika ia masih menjadi naga Pembimbing dan sang Raja masih menjabat sebagai seorang Pangeran. Tidak ada yang dilakukan oleh Szam di bukit itu selain terduduk dan merenung, ia tidak akan pernah menyangka bahwa dia akan bernasib sama seperti sang Raja, ia tidak ingin ditobatkan menjadi seorang pemimpin dan lagi dia adalah seekor naga yang perwujudannya beda dari pada yang lainnya. Apa jadinya jika dia yang memimpin? Itulah pertanyaan yang hinggap di kepalanya saat ini, ia tidak suka jika di anggap lemah dan di pandang remeh, namun ia juga tidak mampu untuk menunjukkan jika dia adalah naga yang tidak seperti itu. “kenapa ESA harus mati sih??” rutuk Szam seraya bertanya kepada dirinya sendiri, seolah dia memang tidak menginginkan ESA untuk mati, atau tidak menginginkan dirinya yang menjabat saat ini. “Sudah aku duga, kau pasti datang kemari” ucap Raja Abraham dari kejauhan sana, dan membuat Szam yang menyadarinya pun kini mendengus dengan kencang seolah dia tidak menginginkan kedatangan Raja Abraham kemari. Hal itu tentu dipahami oleh Raja Abraham yang kini tersenyum dan berjalan mendekatinya lalu terduduk di samping Szam yang tengah bersandar. “Kenapa?? kenapa kau pergi bergitu saja dan mengejutkan mereka semua?” tanya Raja Abraham kepada Szam yang enggan untuk menjawabnya, namun karena dirinya terus dipandangi oleh Raja Abraham tanpa henti, akhirnya pun Szam mulai berucap. “Bagaimana tidak?? aku adalah seseorang yang sebentar lagi menjadi seorang petinggi naga, dan kau tahu?? aku tidak siap dengan itu semua, tidak sama sekali Abraham!” ucap Szam atau lebih tepatnya dirinya curhat seraya mengamuk. Mengamuk kepada Raja Abraham yang kini hanya mendengarkan dan menyunggingkan senyuman kepada Szam yang mulai menjadi jengkel ketika melihat senyuman tersebut, “Berhentilah tersenyum seperti itu! Kau terlihat sangat bodoh!!” rutuk Szam kepada Raja Abraham yang kini mengatupkan kedua mulutnya setelah mendengar ucapan dari Szam yang terdengar sangat galak. “Kenapa harus tidak siap??” tanya Raja Abraham kepada Szam yang kini meliriknya dengan mata tajamnya, yang membuat Raja Abraham kembali terkekeh setelah melihat tatapan matanya. “Tenanglah Szam, aku akan selalu berada di sisimu dan mengajarimu apapun yang kubisa, kita bisa belajar bersama-sama menjadi seorang pemimpin, bukan??” ucap Raja Abraham kepada Szam yang kini terkekeh dan mendengus tidak terima dengan apa yang baru saja diucapkan oleh Raja Abraham. “Tidak perlu berbohong kepadaku, Ab! Aku tahu bahwa kau tidak bisa dan tidak becus dalam memimpin, apa yang harus aku harapkan dari dirimu??” ucap Szam kepada Raja Abraham, seolah dirinya menyudutkan sang Raja langsung di hadapannya. Mendengar hal itu, membuat Raja Abraham menganggukkan kepalanya menjawab hal tersebut dan kemudian berucap, “Itulah sebabnya, karena aku tidak becus dalam memimpin, maka aku yakin kau akan becus dalam hal itu … bukankah kau sendiri yang pernah berucap kepadaku, jika aku adalah kebalikan darimu karena kau akan menjadi jiwa keduaku … di saat ketika dirinya tidak pernah ingin keluar dari dalam tubuhku.” ucap Raja Abraham kepada Szam yang kini mulai terdiam dan mengingat potongan memori itu. Szam pun mengakui hal itu, ia pernah berucap demikian dan bahkan ia juga merasa seperti itu, dan karenanya saat ini Szam menoleh menatap Raja Abraham yang masih tersenyum kepadanya, yang kemudian membuat Szam pun mengangguk menyetujuinya. “Ayo … bantu aku dalam memimpin Kerajaan ini, bersama-sama … aku yakin kau adalah andalan diriku yang utama setelah Rezen!” ajak Raja Abraham seraya bangkit dari duduknya dan mengulurkan tangannya kearah Szam yang kini terkekeh kesal mendengar ucapan itu, namun ia meraih tangan tersebut yang kemudian menarik tubuh Szam untuk berdiri dari sana. Penobatan sang pemimpin petinggi naga pun dilaksanakan dua hari setelahnya,dan banyak sekali orang yang mengagumi Szam dan termasuk Kerajaan sahabat yang memprediksi bahwa Szam akan sebagus ESA,yang tentu saja membuat Szam semakin yakin dan semakin percaya diri lagi ketika menjabat sebagai pemimpin petinggi naga pada periode ini.   to be continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD