Tragedi sang kakak

1008 Words
Suara terompet yang menggerung dengan sangat kencang saat itu membuat jeritan dari Pangeran Vernom tidak terdengar, namun untunglah Alexandra datang dan menenangkan snag Pangeran seraya berbisik. “Pangeran tenanglah, tenanglah …”ucap Alexandra kepada dirinya yang kini menoleh menatap sang Kepala pelayan istana yang memang sangat dekat dengan dirinya sejak dulu, “Alexandra … apa yang terjadi?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Vernom pun membuat Alexandra kini menggelengkan kepalanya menanggapi ucapan dari Pangeran Vernom yang kini ia pun berucap, “Saya tidak tahu, Pangeran … yang jelas saat ini, kita harus pergi menuju arena hukuman.” ucap Alexandra kepada sang Pangeran yang kini mengerutkan dahinya dan kemudian menganggukkan kepalanya untuk berjalan menuju arena hukuman yang katanya harus mereka hadiri saat ini. Pangeran Vernom berjalan menuju sebuah altar di mana hanya dia sendirilah yang berada di atas altar tersebut, ia tidak tahu di mana keberadaan sang ibunda, namun ia hanya mengetahui bahwa sang kakak dan sang ayah berada di tengah lapangan saat ini yang tentu saja menghadirkan sebuah tanda tanya yang cukup besar di dalam benaknya saat ini. “Apa yang terjadi??” tanya Pangeran Vernom ketika dirinya di persilahkan untuk duduk di atas altar itu, menatap banyak sekali orang yang hadir dan tengah terduduk memenuhi kursi penonton. ESA Keluar dari salah satu pintu besar yang berada di samping lapangan itu bersama dengan Naga Sodu milik Raja Terdahulu, yang tentunya membuta sebuah pertanyaan yang hadir di dalam benak Pangeran Verno  saat ini. “Katakan sekali lagi, apa yang sempat kau utarakan kepada sang Raja, wahai anak Raja!” Titah ESA kepada Pangeran Arb dengan nada yang murka, yang tentu saja membuat semua orang menjadi ikut penasaran dengan apa yang diutarakan oleh sang Pangeran kepada Sang Raja sehingga dirinya harus berada di arena hukuman saat ini. “...” Pangeran Arb tidak mengatakan apapun dan hanya terdiam menatap ESa dengan tatapan yang sangat tajam, yang membuat ESa merasa kesal dan kemudian berucap, “Kau baru saja menantang Raja dan akan membunuhnya di lapang arena, bukan begitu??” pertanyaan yang di lontarkan oleh ESa membuat seluruh Rakyat dan termasuk Pangeran Vernom terkejut mendengarnya, sedangkan Pangeran Arb kini menyunggingkan seringaiannya seraya berucap, “Aku tidak mengatakannya kepada Raja, ESA … tapi aku mengatakannya kepada kalian dan juga Raja Ke Tujuh yang kalian aggungkan itu!” ucap Pangeran Arb dengan berani, yang tentu saja mengejutkan banyak pihak dan membuat Geram ESA dan membuat kesal sang Raja yang kini berucap, “ARB!”Bentak Raja Abraham kepada Pangeran Arb yang tidak memerdulikan sentakan snag ayah dan menatap ESA seolah ia ingin sekali membunuhnya, yang tentu saja membuat ESa terkekeh dan berucap, “Kau menantang kami??” tanya ESa kepada Pangeran Arb yang dengan segera mengeluarkan pedangnya begitu saja, yang tentu membuat mereka menjadi terkejut setelah menyadari bahwa ucapan dari ESA adalah benar, mengenai Pangeran yang ingin menantang mereka saat ini. “Kurang ajar sekali kau mengeluarkan pedangmu di saat aku belum menerima tantangannya, Arb.” ucap ESa kepada Pangeran Arb yang kini menyeringai seraya berucap, “Kau sendiri … kau memerintahkan ayahku untuk memenggalnya tanpa persetujuan dari yang punya tubuh.” ucap Pangeran Arb yang membuat ESa Geram dan menolehkan pandangannya ke arah Sodu yang mengerti dengan lirikan itu yang akhirnya Pangeran Arb pun bertarung dengan sengit bersama dengan Sodu yang di saksikan oleh mereka semua yang ada di sana. Dan seperti yang bisa di prediksi oleh semua orang, Pangeran Arb mampu memnbunuh seekor naga, dan bahkan naga petinggi sekalipun, seperti Sodu saat ini yang tewas terbelah dua, yang tentu saja banyak mengejutkan banyak pihak dan termasuk Pangeran Vernom. Pandangan Pangeran Arb kini menoleh menatap ESa yang berdiri di ujung lapangan sana, yang membuat Pangeran Arb pun berjalan untuk mennghampiri dirinya, namun Raja Abraham dengan segera menghentikannya dengan berucap, “BERHENTI DI SANA ARB MULLER!!” perintah itu pun membuat Pangeran Arb berhenti dan menoleh menatap sang AYah yang kini menatap dirinya dengan sangat tajam. “Turunkan pedangmu sekarang juga! Kau sudah banyak membuat kekacauan hari ini!” ucap Raja Abraham kepada Pangeran Arb yang kini tidak terima dengan apa yang ia ucapkan hingga membentak sang Raja dengan berucap, “Kau… Kau mau saja di jadikan boneka olehnya?!! Ayah!! kau harus tahu, yang kalian lakukan selama ini adalah Salah!!” ucap Pangeran Arb, dan dengan segera Raja Abraham berjalan mendekati sang Pangeran dan menamparnya dengan cukup kencang hingga membuat semua orang yang ada di sana dan menyaksikannya pun terdiam menanggapi perlakuan yang di lakukan oleh sang Raja kepada Pangeran Arb saat itu. PLAAKK!!! “Hentikan ucapanmu itu, Arb!” ucap Raja Abraham kepada sang Pangeran yang kini menolehkan pandangannya menatap Raja Abraham seraya berucap, “Kenapa?? Kau takut dengan ESA??” tanya Pangeran Arb kepada Raja Abraham yang kini menjadi lebih kesal lagi dari yang awal dan kembali membentar sang Pangeran. “ARB!” ucapnya. “Melihat perlakuan dirinya yang kini kurang ajar terhadap para petinggi dan bahkan telah menghina Raja ketujuh, saya jatuhi hukuman kepada Arb Muller! Mulai dari hari ini, ia tidak boleh menginjakkan kakinya di atas Kerajaan Valens, dia adalah pangeran yang telah terbuang detik ini juga!” ucap ESA yang tentu saja mengejutkan banyak pihak termasuk dengan Raja Abraham yang kini menoleh menatap ESA yang menatapnya penuh dengan Amarah, “ESA, tidak bisakah kita bicarakan in I lagi?” tanya RAja Abraham kepada Esa yang kini menggelengkan kepalanya menanggapi ucapan itu. “Keputusanku sudah mutlak! Dia membunuh Sodu dan Menghina Joseph, Keluarkan dia dari sini sekarang juga!!” ucap ESA memerintahkan para Prajurit yang kini dengan segera membawa Pangeran Arb yang diam saja di bawa oleh para Prajurit itu pergi dari sana, yang tentu saja membuat Pangeran Vernom sangat kaget dan berteriak dari atas altar untuk memanggil sang kakak, namun sang kakak tidak kunjung menolehnya hingga ia menghilang dari pandangan Pangeran Vernom. Pangeran Vernom berlari untuk keluar dari altar itu dan berusaha untuk mengejar Pangeran Arb, namun langkah kakinya terhenti oleh beberapa Pajurit yang menghalangi langkah kakinya yang tentu saja membuat Pangeran Vernom menangis sangat ingin menemui sang kakak saat ini. …  To be continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD