Pangeran dan Ilmu Penyembuh

1148 Words
Satu tahun sudah berlalu, Pangeran Ilyas sudah menginjak usianya yang ke tujuh, dan dirinya tumbuh menjadi seseorang Pangeran kecil yang sangat tampan, dengan kulit putih, mata berwarna biru kehijauan, ia juga memiliki gaya rambut yang sangat keren, sehingga siapapun yang melihatnya akan terpukau dengan ketampanan dari dirinya. Selain dari hal itu, sang Pangeran pun terkenal dengan kepintarannya terhadap mata pelajaran alam serta matematika, hanya saja keahlian yang dia miliki itu kurang dipandang oleh Raja karena sang Pangeran tidak mahir dalam berpedang dan memanah. Hal itu terbukti dengan kelas pedangnya, ia sudah belajar memainkan pedang selama satu tahun penuh, namun ia masih belum menguasai semua teknik permainan pedang yang sudah di ajarkan oleh sang guru. ... Siang itu, sang Pangeran berdiri berhadapan dengan seseorang lelaki yang sama-sama membawa pedang di tangan kanannya, dan fokus yang dimiliki keduanya tidaklah main-main. Pandangan sang Pangeran saat ini menatap ke arah lawannya dengan penuh penekanan, seolah dia berusaha untuk menebak apa yang akan dan ke mana serangan yang akan diberikan oleh orang tersebut kepadanya. Kedua tangannya kini mengangkat sebuah pedang panjang dan besar yang ia sejajarkan dengan pelipis dan ujung mata kanannya. “Anda harus tetap Fokus terhadap apa pun yang akan terjadi, Pangeran” ucap sang lelaki yang kini tersenyum menatapnya, senyuman serta tatapan itu membuat Pangeran Ilyash mengerutkan dahinya dan ia tidak tahu jika ada seseorang yang menyerangnya dari arah samping, atau katakan saja reflek yang dirasakan oleh sang Pangeran tidak begitu cepat. Tapi untungnya, Pangeran Ilyas bisa mengelak dengan menjatuhkan tubuhnya ke arah depan, ia berguling ke depan dan kemudian menyadari bahwa lelaki yang ada di hadapannya itu kini mulai mengibaskan pedangnya ke arah Pangeran Ilyash, dan lagi sang Pangeran berguling untuk menghindarinya ke arah lainnya. “Angkat pedangmu, Pangeran!” bentak lelaki itu, dan karenanya Pangeran Ilyash segera berdiri dan mengangkat pedangnya. Ia berusaha untuk menangkis serangan dari lelaki tersebut dan prajurit yang lainnya, namun sang Pangeran tidak memiliki tenaga yang membuat pedangnya terlontar ketika ia tengah melakukan tangkisan kedua dari kibasan pedang sang lelaki. Glontrang!! Pedang milik sang Pangeran terhempas jauh dari tempatnya berdiri, dan penyerangan pun berhenti ketika pedang mereka berdua mengarah langsung ke arah leher sang Pangeran yang kini merasa kaget karenanya. “Pangeran, apa yang anda lakukan??! kehilangan pedang sama saja dengan kelihangan nyawa anda sendiri!!” tegur lelaki itu, membuat Pangeran Ilyash menundukkan kepalanya ketika menyadari bahwa dirinya baru saja membuat sebuah kesalahan yang fatal. “Kenapa anda tidak menggenggam pedangnya dengan kuat, Pangeran Ilyash??” tanya sang lelaki, yang ternyata merupakan seorang guru latih pedang sang Pangeran sendiri, Igor. Itulah sebutan bagi sang pelatih pedang di Kerajaan Valens. “Maafkan saya Igor … sepertinya, saya tidak akan bisa bermain dan menguasai ilmu pedang seperti dan sehebat anda.” ucap Pangeran Ilyash kepada Igor yang kini mengerutkan dahinya, ia berjalan dengan perlahan untuk mendekati sang Pangeran dan kemudian kembali bertanya perihal apa yang baru saja sang Pangeran katakan kepadanya, “Apa yang anda katakan, Pangeran?” tanya Igor lagi, ia menepuk pundak sang Pangeran yang akhirnya membuat Pangeran Ilyash kini menoleh menatapnya dan kemudian kembali berucap, “Saya merasa bahwa Pedang bukanlah keahlian yang bisa saya kuasai, karena saya merasa takut ketika saya harus berhadapan dengan seseorang yang membawa pedang seperti anda, hanya dengan melihat anda dan prajurit berlari untuk menyerang saya … tenaga saya seperti terkuras habis karenanya.” jelas sang Pangeran memaparkan apa yang dirasakan oleh dirinya tadi, ucapan tersebut tentu membuat Igor terkejut akan hal itu, dan menyadari bahwa sang Pangeran memang tidak akan bisa jika menguasai ilmu pedang. Pangeran Ilyas tidak memiliki rasa dengan pedang. Itulah yang bisa disimpulkan oleh Igor. Hal itu pun membuat Igor dengan langkah yang tergesa berjalan menuju ruang sang Raja untuk menghadap ke padanya dan melaporkan mengenai apa yang baru saja di dengar dan apa yang baru saja diketahui oleh dirinya perihal Pangeran ketiga kepada sang Raja. Pandangan Igor saat ini menoleh menatap para prajurit penjaga pintu ruangan sang Raja, yang kemudian membuatnya berkata, “Izinkan saya melapor kepada Baginda Raja perihal Pangeran muda Ilyash.” Hanya berucap seperti itu, kedua prajurit yang menghalangi langkahnya dengan tombak yang panjang pun, akhirnya membuka jalan dan mempersilakan Igor untuk mengetuk pintunya dan meminta izin langsung kepada sang Raja untuk masuk ke dalam ruangan itu. Tok … tok .. tok … Pintu besar itu diketuk sebanyak tiga kali oleh Igor, sebelum akhirnya sebuah suara yang begitu ia kenali pun terdengar dari dalam sana. “Masuklah!” dan itu adalah ucapan dari sang Raja. Mendapatkan izin untuk masuk dari sang Raja, membuat Igor segera membuka pintunya dan masuk ke dalam ruangan itu. Ia berjalan untuk tiga langkah sebelum akhirnya menundukkan kepala untuk memberi salam kepada Raja Muller XI, yang kala itu duduk ditemani oleh Rezen yang tengah berdiri di meja samping sana dengan beberapa buku yang tengah ia genggam di tangannya. “Igor?? ada apa anda datang kemari? Bukankah seharusnya anda mengajari Ilyash berlatih pedang?” sebuah pertanyaan yang dilontarkan oleh Rezen pun membuat Igor menoleh menatap Rezen dan akhirnya ia pun berucap, “Kedatangan saya kemari untuk melaporkan hal itu kepada anda dan juga yang Mulia.” jawab Igor kepada Rezen,dan ucapan itu membuat Raja Abraham mengerutkan dahinya dan kemudian menganggukkan kepala seraya berucap, “Katakanlah, apa yang ingin kau laporkan kepadaku!” titah Raja Abraham kepada Igor, membuat Igor pun menganggukkan kepalanya, “Saya ingin melaporkan, bahwa Pangeran Ilyash tidak bisa menjadi seorang yang ahli dalam pedang, Yang Mulia.” ucap Igor kepada Raja Abraham dan juga Rezen yang kini keduanya mengerutkan dahinya secara bersamaan, “Kenapa ?? apa yang terjadi ??” tanya Rezen kepada Igor, dan dari yang terlihat oleh Igor, Rezen adalah orang yang lebih peduli kepada sang Pangeran ketiga dibandingkan dengan Raja yang kini hanya mengerutkan dahi dan mengangguk menanggapinya dengan santai, “Pangeran Ilyash mengatakan bahwa tenaganya akan terkuras habis ketika melihat seorang pendekar pedang menyerangnya, dan saya rasa pedang bukanlah hal yang cocok untuk menjadi alat yang nantinya akan ia gunakan untuk melindungi dirinya sendiri, Rezen” ucap Igor kepada Rezen, mendengar penjelasan itu membuat Rezen menghembuskan napasnya cukup dalam dan memikirkan hal itu seperti hal yang benar-benar serius. Namun, tidak dengan sang Raja yang kini kembali menganggukkan kepala dan kemudian berucap, “Baiklah kalau begitu, terima kasih atas laporannya … kini tugasmu dalam mengajari Ilyash sudah berakhir, kau boleh kembali mengajari para prajurit dan juga Vernom di lapang perang!” ucap Raja Abraham, yang membuat Igor sempat terkejut mendengar ucapan tersebut dan terbingung, namun karena sang Raja sudah berucap demikian, Igor hanya mampu menganggukkan kepalanya dan kemudian berpamit untuk mengundurkan dirinya dari hadapan sang Raja dan juga sang kepercayaan Kerajaan. “Baiklah … jadi, apa yang akan kita bahas tadi?? tentang pertambangan di mana?” sebuah pertanyaan yang dilontarkan oleh Raja Abraham pun membuat Rezen menoleh menatap sang Raja cukup tajam, dan maksud dari tatapan itu membuat sang Raja tahu, bahwa Rezen ingin membahas mengenai Pangeran Ilyash.   To be continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD