Story of Vernom Muller

1152 Words
Kisah ini menceritakan tentang kelahiran Pangeran yang cukup di kagumi oleh banyak pihak karena kelahirannya yang melengkapi keluarga Kerajaan pada saat itu, karena hadirnya naga yang begitu mengerikan yang nyaris menyerupai naga petinggi yang legenda. Naga itu disebut sebagai Utsubo-sei, yang memiliki artian sebagai naga Kekerasan atau Tangguh. Namun, nama itu merupakan sebuah do’a yang karenanya Pangeran Vernom selalu memanggilnya dengan sebutan Tsusei yang berarti kehidupan, dan Ustubo-sei sangat menyukai nama panggilan yang di berikan oleh Pangeran Vernom kepada dirinya. Kelahiran Vernom Muller merupakan sebuah petaka yang sangat besar yang masuk ke dalam sejarah kelahiran sang Pangeran naga, karena saat itu semburan api yang di keluarkan oleh Utsubo-sei mampu menghanguskan separuh dari Kerajaan Valens yang membuat Kerajaan sangat dirugikan sekaligus di untungkan, karena kehadiran dari Naga Utsubo-sei, membuat banyak pihak lawan tidak ingin berperang dengan Kerajaan Valens. … Malam itu merupakan malam yang sangat mencekam, sang Raja terlebih dahulu mengevakuasi Kerajaan ketika ia mendapatkan kabar bahwa Kelahiran dari Pangeran kedua akan mengakibatkan banyak sekali kerugian dan bahkan banyak berjatuhannya korban, setelah sebelumnya sang Raja dengan sengaja berburu dan mendapatkan beruang Coklat yang tengah menggeram dan mengamuk di pinggir sungai, tempat biasa ia berburu bersama dengan Rezen dan Ray. Lima hari sebelum kelahiran sang Pangeran tiba. Dan satu hari setelah ia berburu, Raja Ginormous dari kerajaan Clairchanter memberikan pesan yang mengejutkan yang berisi. ‘Tadi malam aku bermimpi, kau mendapatkan beruang coklat yang tengah mengganas di pinggir sungai yang terbekahi. Yang akhirnya menyadarkanku bahwa itu merupakan sebuah tanda petaka serta karunia besar yang sebentar lagi akan kau dapatkan. Berhati-hatilah di kelahiran putera keduamu, jangan sampai ada jiwa yang tidak bersalah melayang.’ Surat itulah yang membuat Raja Abraham segera memerintahkan para prajurit untuk mengevakusai para warganya di portal milik Ray, yang kala itu mampu menampung banyak sekali warga di desanya dan bahkan hingga sepuluh kali lipat dari jumlah yang ada di desa.Dan dua hari dari surat itu di kirim, desa Valens yang tadinya ramai kini sepi layaknya desa hantu. Pandangan Raja Abraham saat ini terus terfokus dan tertuju kepada luar jendela yang langsung menyuguhkan suasana Desa yang terasa amat mencekam. “Raja!” sebuah panggilan yang di lontarkan oleh Rezen ketika ia datang dari luar ruangan saat itu, membuat Raja Abraham kini menolehkan pandangannya kepada Rezen yang kini menatapnya, seolah Rezen ingin mengabarkan sesuatu kepada dirinya. “Apakah semua sudah di ungsikan, Rezen?” pertanyaan yang di lontarkan oleh Raja Abraham, membuat Rezen kini menganggukkan kepalanya menanggapi pertanyaan yang telah di ucapkan oleh sang Raja yang pada akhirnya membuat Raja Abraham pun kini menghembuskan napasnya dan kemudian menganggukkan kepalanya lagi. “Bagus lah ...” ucap Raja Abraham mengucapkan rasa syukurnya ketika mengetahui bahwa warga desa sudah di ungsikan. “Bagaimana dengan Abr?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Raja Abraham pun membuat Rezen menggelengkan kepalanya untuk menanggapi pertanyaan tersebut seraya berucap, “Pangeran tidak ingin pergi, Pangeran Arb mengatakan bahwa ia ingin menjaga adiknya.” ucap Rezen kepada Raja Abraham yang kini terkekeh dan menganggukkan kepalanya, “Ya … dia adalah orang yang paling antusian menantikan kelahiran adiknya.” ucap Raja Abraham kepada Rezen yang kini menganggukkan kepala menanggapi ucapan tersebut, karena hal itu memanglah benar adanya, Pangeran Arb memang sangat senang ketika mengetahui jika dirinya akan mendapatkan seorang adik. … Awan hitam kelam saat itu datang, bersamaan dengan angin yang kemudian memunculkan satu sosok naga yang sangat besar yang kala itu tubuhnya mengeluarkan banyak sekali duri, giginya sangat tajam dan rahangnya besar, dan ia pun berteriak hingga teriakannya menyakiti indra pendengaran siapapun yang mendengarnya. ROAAARRR!!!! Suara geraman dari Naga tersebut membuat Raja Abraham kini segera menutup kedua telinganya dan begitu pun dengan Rezen. WOORRR!!! Cahaya dari api yang sangat panas itu keluar ketika dengan sengaja ia menyemburkan api kepada wilayah desa yang karenanya membakar sebagian wilayah pedesaan. Melihat itu membuat Raja Abraham tidak tinggal diam, ia memerintahkan Ray untuk menahan naga tersebut. “REzen! Perintahkan Ray untuk menggunakan pedang es miliknya dan tenangkan Naga itu!” ucap Raja Abraham, yang kini berjalan keluar dari luar ruangan untuk segera pergi menuju ruang sang Ratu bersalin saat itu. Sedangkan Rezen kini segera menganggukkan kepalanya dan pergi ke luar untuk menemui Ray yang ia yakini tengah memimpin para penjaga untuk menangani Naga yang mengamuk di desa saat itu. “Ray!” panggilan yang di lontarkan oleh Rezen kepada Ray, kini membuat Panglima perang itu menolehkan pandangannya untuk menatap ke arah Rezen yang baru saja memanggilnya. “Ada apa?” tanya Ray kepada Rezen, “bisakkah kau menahan naga ini dengan menggunakan pedang es mu?” pertanyaan yang di lontarkan oleh Reazen saat itu, membuat Ray menggelengkan kepalanya menanggapi pertanyaan dari Rezen saat itu, ia pun menjelaskan kenapa pedangnya tidak bisa menahan naga tersebut, “Rezen … naga ini memiliki titik panas yang luar biasa, aku tidak bisa menahannya dengan pedangku … karena jika aku paksakan, maka pedangku akan meleleh!” ucap Ray kepada Rezen, bertepatan dengan itu naga yang tengah mereka bicarakan pun menoleh menatap mereka berdua sebagai sasaran empuk, dan naga itu pun segera menyemburkan api kepada keduanya yang kini tersadar dan terkejut atas penyerangan yang terasa sangat tiba-tiba. WOORRRR!!! Tak ada yang bisa di lakukan oleh Ray dan Rezen selain membuat sebuah portal pelindung bagi mereka berdua, dan bertepatan dengan itu, semburan es yang terasa sangat dingin pun menahan semburan api panas milik naga lahir dari putra kedua Kerajaan Valens, yang pada akhirnya REzen serta Ray pun menoleh menatap naga dinging milik Pangeran pertama yang keluar secara tiba-tiba yang membuat mereka cukup terkejut karenanya. Melihat ganasnya naga lahir pangeran kedua tidak melebihi ganasnya naga lahir milik Pangeran Arb. Melihat mereka saling bertatapan dengan tajam satu sama lain, membuat mereka merasa bahwa pertarungan antar kedua naga yang sangat bertolak belakang pun akan segera di mulai. ROAAAARRR!!! Teriakan dari kedua naga lahir itu terdengar sangat menyakitkan telinga mereka, dan pandangan Rezen saat ini melihat pangeran kecil yang kala itu berusia empat tahun tengah berdiri tepat di bawah kaki dari naga lahirnya yang benama Koud. Yang tentu saja membuat Rezen tidak akan membiarkan sang Pangeran berada di tempat yang berbahaya seperti itu, meski naga yang ada di sampingnya merupakan naga lahirnya. “Pangeran Arb!” panggil Rezen seraya berlari menuju tempat pangeran Arb berdiri. Pandangan dari naga lahir milik pangeran kedua pun kini tertuju [ada Rezen yang berlari dan segera memeluk Pangeran Arb yang tengah menatap naga tersebut dengan cukup tajam. Menyadari bahwa situasinya mencekam, membuat Rezen membalikkan badannya agar Pangeran Arb tidak melihat apa yang akan di lakukan selanjutnya oleh naga lahir milik sang adik, yang kala itu hendak menyembur keduanya dengan api. RAAAAAAAAARRRRR!!! Teriakan dari naga Koud milik Pangeran Arb berteriak yang kemudian karenanya kini naga tersebut menoleh menatap Naga Koud dan kemudian naga tersebut pun terdiam. Ia benar-benar terdiam setelah di teriaki seperti itu oleh naga milik Pangeran Arb, yang tentu saja membuat Rezen serta para prajurit yang menanganinya kini terheran melihat situasi saat ini. …  To be continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD