Pertarungan Antar dua Pangeran

1049 Words
Melihat Pangeran Ilyash menodongkan pedang kepada dirinya, tentu saja membuat Pangeran Hilber tidak terima dengan hal itu dan kemudian berucap, “Kau menantangku?! kh … untuk apa bertarung denganmu?! Orang lemah seperti mu bahkan tidak mengetahui cara memegang pedang dengan benar!” ucap Pangeran Hilber kepada Pangeran Ilyash yang kini menyunggingkan senyumannya dan kemudian berucap, “Kau takut?” tanya Pangeran Ilyash, yang tentu saja membuat Pangeran Hilber tidak terima dan kemudian mengeluarkan pedangnya dan berkata, “Siapa yang kau katakan takut itu, huh?! kita bertarung jika kau berani!” sambung Pangeran Hilber kepada Pangeran Ilyash, yang pada akhirnya banyak Pangeran dan Putri yang kini melangkah mundur untuk memberikan ruang kepada mereka berdua yang kini saling bertatapan dengan sorot yang tajam ke arah satu sama lain, yang tentu saja membuat Adalard merasa bahwa hal itu sangat-sangat khawatir. “Tenang saja Adalard … kau bisa bersiap membawa ember untuk mencegah darahnya tumpah ke tanah!” sebuah ucapan yang di lontarkan oleh Pangeran Hilber pada saat itu, membuat Adalard kini mengerutkan dahinya tidak suka dengan ucapan dari Pangeran Kerjaaan Lumpur itu. “Jangan banyak bicara, dan tangkis saja sebisamu, Hilber!” sebuah ucapan yang kini di lontarkan oleh Pangeran Ilyash, tentu saja membuat Pangeran Hilber murka dan kini segera menyerang sang Pangeran Ilyash. Trang!! Ayunan pedang yang di lakukan oleh Pangeran Hilber yang pada saat itu hendak menyerang Pangeran Ilyash pun dengan sangat mudah di tepis oleh Pangeran Ilyash, hingga arah pedang itu kini berbelok ke arah samping. Hal itu tentu saja membuat Pangeran Hilber terkejut, karena terlihat dari tangkisan yang di lakukan oleh Pangeran Ilyash, untuk seorang pemula itu adalah tangkisan yang cukup kuat saat itu. Pangeran Hilber kembali menyerang Pangeran Ilasy dan kala itu membuat Pangeran Ilyash berputar untuk mengelak seragang dari Pangeran Hilber, dirinya bahkan menggunakan kesempatan itu untuk menyerang balik, dan untung saja Pangeran Hilber segera menahan serangan tersebut. Trang! Suara dari pedang keduanya beradu, dan kini Pangeran Hilber bahkan mengerenyitkan wajahnya menahan dorongan kuat yang di lakukan oleh Pangeran Ilyash kepada dirinya saat itu. “Kenapa?? apakah sulit menahan diriku yang lemah ini, Hilber?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Ilyash tentu saja membuat Pangeran Hilber kesal, dengan segera ia menendang Pangeran Ilyash hingga dirinya terhuyung ke belakang dan saat itu merupakan sebuah kesempatan yang bagus, yang membuat Pangeran Hilber segera mengibaskan pedangnya untuk Pangeran Ilyash, yang dengan segera kembali menahannya. “Oh!!” “Pangeran!” Beberapa dari mereka yang ada di dalam ruangan itu kini terkejut melihat pertarungan dari keduanya yang terasa amat sengit, dan bahkan Adalard selalu siaga jika-jika Pangeran Hilber benar-benar akan melukai Pangeran Ilyash di sana. “Kau pikir aku lemah, huh?!” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Ilyash pada saat itu membuat Pangeran Hilber kini mengerutkan dahinya menanggapi hal itu, di saat yang bersamaan Pangeran Ilyash memutarkan pedan dan membalikkan serangan, ia dengan kuat menepis pedang yang digunakan oleh Pangeran Hilber dan bahkan melontarkannya cukup jauh dan mengejutkannya lagi pedang itu terpotong menjadi dua bagian. Pangeran Hilber terkejut bukan main, dan bahkan ketika Pangeran Ilyash kini menodongkan pedang milik sang Kakak yang kini menjadi milikinya itu membuat banyak Pangeran dan Putri merasa terkejut dengan keahlian sang Pangeran yang tidak pernah di ketahui sebelumnya. “...” tak ada kata yang di ucapkan oleh Pangeran Hilber pada saat itu selain terdiam bergetar ketakutan di hadapan Pangeran Ilyash yang kini sama sekali belum menurunkan pedangnya, masih dengan posisi menodongkan Pedang tepat ke leher Pangeran Hilber, Pangeran Ilyash menatapnya dengan tajam yang kemudian berucap. “Aku tidak masalah jika kau menghinaku atau diriku yang lainnya, tapi … aku tidak akan pernah menerima jika kau menghina kakakku, sekarang tarik ucapanmu atau aku akan memenggal kepalamu di hadapan yang lainnya saat ini juga!” ucap Pangeran Ilyash kepada Pangeran Hilber yang kini dengan segera menganggukkan kepalanya menanggapi perkataan dari Pangeran Ilyash yang terkesan seperti ancaman di sana kepadanya. “Ya! Aku tarik ucapanku itu!” ucap Hilber kepada Pangeran Ilyash dna pada akhirnya Ia pun menurunkan pedangnya dari sana. “Jangan pernah menilai seseorang dengan prasangka yang buruk jika kau tidak mengetahui permasalahan yang sebenarnya, Hilber! Dan tidak hanya kau, ini berlaku untuk semua orang yang mendengarku!” sambung Pangeran Ilyash kepada mereka semua, yang tentu saja membuat suasana menjadi hening saat ini. “Adalard … aku rasa dia bukan Ilyash!” ucapan yang di lontarkan oleh Pangeran Eugene pada saat itu, tentu saja mengejutkan Adalard yang kini mengerutkan dahinya dan menatap sang Pangeran yang kini memasukkan kembali pedang kakaknya ke dalam sarung di sana, yang tentu saja membuat Pangeran Salman Kir yang mendengar juga ucapan dari Pangeran Eugene di sana pun akhirnya bertanya, “Kau bukan Ilyash, benar?!” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Salman yang merupakan Pangeran dari Kerajaan Kaktus saat itu pun membuat Pangeran Ilyash kini tersenyum dan menoleh menatapnya untuk akhirnya berucap, “Yeah … aku bukan Ilyash!” jawab Pangeran Ilyash yang tentu saja mengejutkan mereka semua yang ada di sana, menyadari jika ternyata Pangeran Ilyash memiliki jiwa kedua, dan dirinya muncul ketika waktu pertemuan Pangeran dan Putri. “Siapa nama anda?” kini Pangeran Eugene bertanya kepadanya yang kemudian berucap, “Aku … namaku Retardo! Kau bisa menyebutku Ardo!” jelas Pangeran Ilyash, atau lebih tepatnya Pangeran Ardo, yang tentu saja membuat Adalard segera mengirimkan pesan telepathy kepada Rezen mengenai berita ini. Laporan mengenai kemunculan dari Pangeran Ardo, jiwa kedua dari Pangeran Ilyash yang begitu mengejutkan dan memberikan kesan yang menakutkan bagi para Pangeran dna Putri pada saat itu. Pandangan Pangeran Ardo kini bertemu langsung dengan Adalard, dan membuat sang pelindung kini menundukkan kepalanya memberikan sebuah hormat kepada sang Pangeran yang kini mengembangkan senyumannya dan kemudian menatap satu persatu orang-orang yang ada di sana yang terlihat cukup terkejut atas kemunculan dirinya siang itu, dan tentunya membuat mereka para pangeran atau bahkan putri yang pernah membicarakan Pangeran Ilyash di belakangnya merasa bergetar ketakutan. Permainan pedang yang di perlihatkan oleh Pangeran Ardo pada saat itu terlihat bukan seperti permainan pedang biasanya, sang jiwa kedua terkesan sangat handal melakukannya. Dan itu pun tentu mengejutkan Adalard yang menyaksikannya, karena pada kenyataannya Pangeran Ilyash selalu bersama dengannya selama dua puluh jam lebih, yang tentu saja hal ini, kehebatan dari Pangeran Ardo sangat-sangat membuatnya mendapatkan sebuah tanda tanya besar yang muncul di kepalanya saat ini. … To Be Continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD