Kemunculan yang Mengejutkan

1174 Words
Siang itu, Rezen dan juga Raja Abraham tengah berdiskusi bersama dengan para pemimpin penambang Kerajaan Valens untuk memutuskan di mana lagi akan mereka cari tempat untuk menambang yang bagus. “Kira-kira tempat mana yang bagus untuk kita pilih sebagai tempat penambangan yang baru, Rezen?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Raja Abraham pada saat itu, membuat Rezen yang tengah menatap ke arah hamparan peta dari Wilayah mereka pun akhirnya menunjuk ke arah selatan yang tidak begitu jauh dari hutan terbuka, yang tentu saja membuat sang Raja kini menolehkan pandangannya mke arah Rezen seraya bertanya, “Kenapa kita harus menambang di sana? Adakah alasan yang kau miliki karena menunjukknya, Rezen?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh sang Raja pada saat itu membuat Rezen menganggukkan kepalanya dan berkata, “Tentu saja, Saya menyarankan tempat ini ka …- Ucapan Rezen kala itu terputus, yang tentu saja membuat Raja Abraham, beserta dengan dua orang ketua penambang yang menyadarinya kini secara bersamaan menoleh menatap sang kepercayaan yang terlihat terkejut di sana, yang tentu saja membuat Raja Abraham merasa penasaran dengan kediaman dari Rezen secara tiba-tiba saat itu. “Ada apa, Rezen?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Raja Abraham kala itu, membuat Rezen kini menolehkan pandangannya ke arah sang Raja dan kemudian berucap, “Baginda … ada sesuatu yang terjadi dengan Pangeran Ilyash!” ucap Rezen kepada Raja Abraham yang kini mengerutkan dahinya menanggapi hal itu. … Langkah kaki dari Raja Abraham dan juga Rezen yang kala itu berjalan dengan depan melewati lorong Kerajaan terlihat sangat tergesa-gesa, dan tidak sampai di sana, raut wajah yang di tunjukkan oleh keduanya saat itu pun membuat banyak staff kerajaan yang bertanya-tanya dan yakin jika pasti ada sesuatu hal besar yang terjadi saat itu. “Jiwa kedua darinya muncul?!” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Raja Abraham kepada Rezen kala itu pun di beri anggukkan kepala olehnya yang kemudian berucap, “Ya, Adalard menyampaikan telepathynya kepadaku!” ucap Rezen kepada Raja Abraham, dan terlihat dari ketidak formalan Rezen saat itu, membuat semua orang tahu jika kondisi saat ini tidaklah baik dan Raja Abraham pun sudah kenal dengan sifat dari Rezen yang satu itu, mereka sudah seperti teman dan bahkan bahasa kesopanan hanyalah formalitas saja di antara keduanya. “Apakah dia mengamuk di sana?!” tanya Raja Abraham kepada Rezen yang kemudian di beri gelengan dengan cepat olehnya, “Tidak, tapi Adalard mengatakan jika ia menantang Pangeran dari Kerajaan Lumpur untuk bertarung pedang!” jelas Rezen kepada Raja Abraham yang kembali terlihat khawatir di dalam langkahnya, “Apakah kau sudah memerintahkan Ray untuk menyusul mereka ke Kerajaan Es?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Raja Abraham pun membuat Rezen menganggukkan kepalanya, “Aku sudah meminta Ray untuk menyusul mereka, dan bahkan Aku mengirimkan pesan telepathy kepada Orzsebet untuk melerai keduanya!” jelas Rezen kepada Raja Abraham yang kini menggelengkan kepalanya menanggapi hal itu. “Pertama kita memang sedang tidak dalam keadaan baik dengan Kerajaan yang satu itu … dan sekarang di perburuk dengan ulah Ilyash, astaga!” gumam Raja Abraham yang kala itu berjalan menuju ruang tengah pun hanya bisa menggelengkan kepalanya memikirkan permasalahan yang terjadi mengenai Kerajaannya dan Kerajaan Lumpur. Sampailah Raja Abraham dan Rezen di aula Kerajaan dan bersamaan dengan itu, Poltar dari Ray pun terbuka dan mendatangkan Pangeran Ilyash, Adalard dan juga Ray yang kini menghembuskan napsnya dan kemudian berucap, ”Ini adalah pengalaman yang langka, dan bahkan Raja Willam sangan senang karena Jiwa kedua dari Pangeran Kerajaan Valens datang ketika dirinya menginjakkan kaki di bumi yang dingin saat itu!” jelas Ray kepada Raja Abraham dan juga Rezen, dan hal itu membuat Raja Abraham kini melirik menoleh menatap Pangeran Ilyash yang tertunduk seolah ia baru saja melakukan sebuah kesalahan pada saat itu. Dan hal itu membuat Raja Abraham yakin jika orang yang tengah ia hadapi saat ini adalah Jiwa pertama. “Dia sudah kembali lagi ke dalam?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Raja Abraham pada saat itu, membuat Pangeran Ilyash tidak menjawabnya, karena ia tidak sadar jika pertanyaan itu terlontar untuk dirinya, yang kemudian hal itu pun di bantu oleh Ray yang kini menganggukkan kepala untuk menjawab pertanyaan itu. “Siapa namanya?” sebauh pertanyaan dari Raja Abraham kembali terdengar, namun Pangeran Ilyash lagi-lagi tidak menyadari jika pertanyaan itu datang untuk dirinya. Rezen kini menoleh menatap Raja Abraham yang terus saja menoleh menatap sang Pangeran, seolah ingin tahu langsung dari mulut sang Pangeran saat ini, yang pada akhirnya membuat Rezen pun memanggil nama sang Pangeran di sana agar setidak nya Pangeran Ilyash bisa menyadari jika pertanyaan itu datang untuk dirinya. ”Pangeran Ilyash!” panggil Rezen dengan lembut, dan hal itu membuatnya kini mengangkat kepalanya untuk kemudian kedua matanya bertemu dengan mata dari Raja Abraham yang kini kembali berucap, “Siapa nama dari Jiwa keduamu?” tanya Raja Abraham lagi kepada Pangeran Ilyash yang kini terkejut mendengarnya dan kemudian dengan segera ia menjawab, “ Retardo, Ya Baginda!” jawab Pangeran Ilyash yang langsung saja membuat Raja Abraham berucap, “Ayah! Aku adalah ayahmu, bukan Rajamu saat ini!!” sebuah bentakkan di sana membuat Pangeran Ilyash kembali terkejut mendengarnya dan kemudian segera meralat perkataannya dengan berucap, “N… namanya adalah Retardo, a .. Ayah …  tapi dia ingin di panggil Ardo!” jelas Pangeran Ilyash kepada Raja Abraham, dan hal itu membuat Raja Abraham kini menghembuskan napasnya dan kemudian berucap, “Tenang … dia memiliki artian dari nama yang juga sama seperti sifatnya, pantas saja selama ini dia tidak datang … karena tidak ada yang mengusiknya selama ini!” gumam Raja Abraham dan hal itu membuat Rezen menganggukkan kepalanya menanggapi penjelasan dari Raja Abraham saat itu, yang kemudian sang Raja pun menoleh menatap Ray dan juga Adalard seraya berucap, “Bagaimana dia bisa keluar? Apa yang di lakukan oleh Hilber hingga Ardo datang dan menantangnya pedang? Apakah kalian mengetahuinya? Tidak … tunggu, Adalard … kau ada di tempat, aku yakin kau pasti tahu persis apa yang di lakukan oleh Hilber hingga membuat jiwa keduanya keluar bukan?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Raja Abraham pada saat itu, membuat Adalard kini menganggukkan kepalanya menanggapi pertanyaan tersebut. “Ya, Baginda Raja … saya mengetahui semuanya dengan detail!” jelas Adalard kepada Raja Abraham yang kini menganggukkan kepala dan kemudian beruca, “Kalau begitu berikan kesaksianmu di ruanganku, Ilyash … kau beristirahatlah, Raj kembali ke tempatmu dan Rezen … buatlah surat sindiran kepada Kerajaan Lumpur atas kelakuan dari anaknya kepada anakku!” ucapan Raja Abraham kala itu bagaikan sebuah perintah, yang membuat ketiga orang di sana menganggukkan kepalanya selain Rezen yang kini berucap, “Saya tidak bisa melakukannya!” sebuah ucapan yang di lontarkan oleh Rezen kepada sang Raja, kini membuat Raja Abraham menoleh dan bertanya, “Kenapa tidak bisa?!” tanya Raja Abraham yang kemudian membuat Rezen menjawab, “Karena yang saya ketahui, anda lebih ahli dalam menyindir di bandingkan dengan saya, Baginda Raja!” jelas Rezen kepada Raja Abraham yang kini berjalan beriringan menuju ruang Raja, yang membuat Raja Abraham kini mendecih dengan perasaan senang mendengar sanjungan sekaligus sindiran darinya. …  To Be Continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD