Kesaksian dari Adalard

1451 Words
Persis seperti apa yang di perintahkan oleh Raja Abraham kepada Adalard, setelah dirinya mengantarkan Pangeran Ilyash menuju kamar tidurnya, sang pelindung itu pun kini bergegas pergi ke ruang sang Raja, yang tentunya membuatnya tahu harus mengatakan dan menjelaskan apa. Karena yang ia ketahui perkara seperti ini bisa menimbulkan sebuah perang di antara keduanya dan hal itu tentu membuat Adalard harus berhati-hati dalam bercerita mengenai kesaksiannya, ia harus bersikap netral dan tidak mengompori sang Raja, agar setidaknya Peperangan tidak akan terjadi karena masalah sepele seperti ini. “Yah … sepertinya aku memang harus bersikap netral saat ini!” ucap Adalard sebelum akhirnya dia berjalan mendekati pintu dari ruang Raja yang kala itu di jaga oleh dua prajuritnya di sana. “Ada keperluan apa kau kemari?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh salah satu prajurit di sana, membuat Adalard hendak melaporkan statusnya pada saat itu, namun ucapannya terhenti ketika sang Raja dari dalam ruangannya berucap, “Idzinkan dia masuk, saya yang memerintahkannya untuk menghadap!” ucap Raja Abraham, yang tentu saja membuat kedua prajurit di sana langsung menyingkirkan kedua pedang yang menghalangi pintu tersebut, yang kemudian Adalard pun akhirnya berjalan masuk dan membungkukkan badannya untuk memberikan hormat kepada Raja yang kala itu terduduk di singgah sana nya bersama dengan Rezen yang berdiri tepat di samping kursi itu. “Kau sudah tahu kan apa yang kau lakukan di sini, Adalard?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Raja Abraham pada saat itu, membuat Adalard menganggukkan kepalanya menanggapi pertanyaan dari sang Raja seraya berucap, “Ya, saya tahu tugas saya … Baginda Raja!” ucap Adalard menjawab pertanyaan itu, dan membuat sang Raja mengangguk pelan dan kembali berkata, “Ucapkan lah kesaksianmu pada peristiwa itu!” perintah sang Raja kepada Adalard, yang kini mengangguk dan berkata, “Saya akan bersaksi dan berkata sejujur-jujurnya, Yang Mulia … sebenarnya, keanehan yang terjadi kepada Pangeran Ilyash, saya rasakan sejak pagi hari!” jelas Adalard kepada Raja Abraham dan juga Rezen, yang keduanya kini mengerutkan dahi dan kemudian Raja Abraham bertanya, “Ceritakan semua yang kau alami dari awal, Adalard!” ucap Raja Abraham kepadanya, dan hal itu membuat Adalard menganggukkan kepalanya dan mulai bercerita. “Sejak pagi hari, Pangeran Ilyash sudah terlihat berbeda … tidak seperti biasanya, Pangeran Ilyash memperlihatkan hal-hal yang tidak pernah saya lihat selama kurang lebih sepuluh tahun ini, Baginda Raja! Namun di awal saya tidak menduga jika hal ini akan terjadi, dan saat itu saya mengira jika beberapa sifat dari sang Pangeran baru terlihat dan saya berusaha untuk membiasakan diri karenanya!” jelas Adalard kepada mereka berdua, yang kemudian membuat Raja Abraham pun kembali berkata, “Apa yang dia tunjukkan kepadamu, Adalard?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Raja Abraham pada saat itu pun kembali membuat Adalard berkata, “Sifat yang tidak biasanya, Baginda! Pangeran Ilyash memperlihatkan sifat yang sangat-sangat jarang dan bahkan tidak pernah saya lihat!”jelas Adalard kembali kepada Raja Abraham dan Rezen. “Seperti apa?” tanya Rezen dan kembali membuat Adalard berkata, “Dia mendecih dan terlihat begitu kesal ketika Pangeran Ilyash mendapatkan surat undangan pertemuan antara Pangeran dan Putri di Kerajaan Es!” ungkap Adalard kepada keduanya, dan membuat Raja Abraham kini menganggukkan kepala ketika merasa jika hal seperti itu memanglah terjadi ketika sang jiwa kedua akan datang, setidaknya itu lah yang ia ketahui di dalam buku yang di baca olehnya. “Apakah ada hal lainnya yang ia perlihatkan selain dari sifat itu, Adalard?” sebuah pertanyaan yang kembali di tanyakan oleh Rezen, membuat dirinya kini menganggukkan kepala menanggapinya. “Ya, Rezen … hal ini juga tidak seperti biasanya, ketika Pangeran Ilyash merasa kesal kepada prajurit penjaga kuda dan sang prajurit itu meminta ampunan kepada Pangeran, Pangeran Ilyash sama sekali tidak terlihat akan mengampuninya, dan bahkan berucap sedikit saja kepadanya dan membahas mengenai pengampunan … Pangeran Ilyash tidak melakukannya hingga kami pergi dari tempat itu!” jelas Adalard lagi kepada keduanya, “Lalu … apakah kalian langsung pergi menuju Kerajaan Es setelah itu?” tanya Rezen lagi dan kini Adalard kembali menganggukkan kepalanya. “Dan di perjalanan menuju Kerajaan Es, Pangeran Ilyash nyaris menabrak anak-anak kecil di desa dengan kuda yang ia pacukan sangat kencang, namun  saya Rasa Pangeran Ilyash tersadar di sana! Dan sepanjang perjalanan kami setelah peristiwa itu, terasa tak ada yang aneh dari Pangeran!” jelas Adalard lagi kepada keduanya dan kembali membuat Raja Abraham kini menghembuskan napasnya dan kemudian berucap, “Lalu … apa yang terjadi di dalam Kerajaan Es?” tanya Raja Abraham kini terlihat tidak sabar untuk mendengar kesaksian dari Adalard pada saat itu. “Pada awalnya, pertengkaran nyaris terjadi ketika para Pangeran tengah membahas mengenai peristiwa yang terjadi kepada Pangeran Eavan, yang baru saja saya dan Pangeran Ilyash dengar jika dirinya tewas dihukum penggal setelah menyelamatkan dan membantu Pangeran Vernom berperang, hingga Kerajaan ini mendapatkan kemenangan dan beberapa hektar dari Kerajaan Lumpur … Pangeran Eavan di nyatakan sebagai pengkhianat karenanya, apakah kabar yang mereka ketahui saat itu adalah benar … Baginda Raja?” sebuah pertanyaan pun pada akhirnya terlontar dari Adalard, yang tentu saja membuat Rezen kini memejamkan kedua matanya ketika hal itu tidak perlu di masukkan ke dalam kesaksiannya pada saat ini, namun karena sudah terlanjut terjadi Rezen pun tidak berbuat apa-apa dan membiarkan Raja Abraham yang menjawab semuanya. “Ada beberapa hal yang diketahui oleh Para pangeran … namun sisanya, mereka hanya mengarang saja, Adalard!” jelas Raja Abraham kepada Adalard yang kini mengerutkan dahinya, dan kembali Raja Abraham berucap, “Apa yang terjadi seletah itu?” tanya Raja Abraham lagi, dan hal itu membuat Adalard menghembuskan napasnya dan kemudian berkata, “Awalnya Pangeran Ilyash masih bisa menahan Emosinya, namun … ketika Pangeran Hilber membahas dan mulai menyinggung Pangeran Vernom, di saat itu lah Pangeran Ilyash berubah drastis dan mengeluarkan pedangnya untuk menantang Pangeran Hilber saat itu!” jelas Adalard lagi yang memnbuat Raja Abraham kini mengangguk-anggukkan kepalanya dan kemudian menatap Adalard dengan penuh rasa penasaran seraya bertanya, “Lalu … siapa yang memenangkan pertarungannya, Adalard?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Raja Abraham pada saat itu membuat Adalard mengerutkan dahinya mendengar hal itu. “Eum … Maaf, Saya tidak mengerti dengan ucapan anda baginda?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Adalard pada saat itu membuat Raja Abraham mendecih dan kemudian kembali berkata, “Pertarungan pedang itu … siapa yang memenangkannya?!” tanya Raja Abraham terlihat sangat penasaran, dan tentu saja hal itu menimbulkan sebuah tanda tanya besar di dalam kepala Adalard saat ini. Seharusnya Raja Abraham mengkhawatirkan dan kesal mengenai ucapan yang di lontarkan oleh Pangeran Hilber. Alih-alih seperti itu, sang Raja malah penasaran dengan hasil dari pertarungan pedang kedua pangeran tersebut. Namun, ketika ia menoleh menatap Rezen dan terlihat snag Kepercayaan kini menganggukkan kepalanya kepada Adalard, pada akhirnya Adalard pun menjelaskan mengenai siapa yang memenangkan pertarungan itu. “Pangeran Ilyash yang memenangkan pertarungannya, Baginda Raja … dan bahkan pedang yang digunakan oleh Pangeran Hilber terbelah menjadi dua karena kibasan pedang milik Pangeran Ilyash!” jelas Adalard, dan hal itu tentunya membuat Raja Abraham terlihat sangat puas, sedangkan Rezen terkejut mendengar penjelasan tersebut. “Lihat! Anakku hebat!” ucap Raja Abraham dengan senang, sementara itu Rezen bertanya kepada Adalard, “Apakah itu benar terbelah karena pedang yang digunakan olehnya atau karena keahlian pedang dari Pangeran lah yang membuatnya seperti itu, Adalard?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Rezen pada saat itu membuat Adalard kini mengerutkan dahinya tidak mengerti dengan apa yang di ucapkan oleh Rezen di sana, dan membuat Raja Abraham kini berkata. “Apa perbedaan dari keduanya, huh?” pandangan Rezen kini menoleh menatap sang Raja yang kemudian Rezen pun mengangguk, “Itu berbeda Ab … dan perbedaan dari keduanya sangat jauh … jika karena pedangnya, itu mengartikan bahwa pedang yang dikenakan oleh Ilyash sangat tajam, dan jika keahlian dari Ilyash, maka kehebatan Ilyash lah yang bisa membuat semua pedang yang ia genggam menjadi tajam!” jelas Rezen kepada Raja Abraham yang kini mengerutkan dahinya mendengar penjelasan itu, seolah dirinya tidak mengerti dengan apa yang di jelaskan oleh Rezen, yang kemudian membuat Rezen pun berkata, “Sepertinya kita harus mengadakan tes keahlian pedang kepada Ardo!” ucap Rezen memberikan saran kepada sang Raja yang kini tersenyum dan menganggukkan kepalanya menanggapi usulan tersebut. “Kau tahu … lakukan lah, karena aku tahu bahwa kau akan melakukan semua yang terbaik untuknya!” jelas Raja Abraham kepada Rezen yang kini mengangguk menanggapi hal itu dan kemudian menoleh menatap Adalard untuk kemudian berucap, “Kesaksianmu sudah jelas menurut kami … kau bisa pergi kembali menjalankan tugasmu Adalard!” ucapan Rezen pada saat itu pun membuat Adalard kini membungkuk memberikan hormat kepada sang Raja dan juga Rezen, untuk kemudian pergi dari ruangan Raja, setelah ia merasa bahwa memang kesaksiannya cukup sampai di sana. …  To Be Continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD