Roti Naga

1046 Words
Maafkan saya Tuan Rezen … saya akan melapor sekarang. Saya bersama dengan Pangeran Adalard berada di tengah desa untuk membeli roti Naga, Pangeran Ilyash terlihat senang, apakah ini pertama kalinya beliau keluar dari istana? Itu adalah pesan yang mengandung kata pertanyaan yang dikirimkan oleh Adalard, yang akhirnya membuat dirinya kembali merasa bodoh karena menyertakan sebuah pertanyaan, terlebih lagi kepada sang kepercayaan Kerajaan. Ditepuknya dengan cukup keras wajah dirinya sendiri, dan tentu saja hal itu membuat Pangeran Ilyash terkejut dan menoleh menatap wajah Adalard yang kini sedikit memerah karena tepukan kerasnya. “Kau baik-baik saja?” tanya Pangeran Ilyash, dan hal itu tentu membuat sang pelindung menoleh dan mengangguk dengan cepat di hadapannya. “Ah … eum, yah, saya baik-baik saja Pangeran.” jawab Adalard kepada Pangeran Ilyash yang kiini tersenyum dan mengangguk, yang kemudian menoleh ke kanan serta ke kiri untuk melihat mana toko roti yang dimaksudkan oleh Adalard. “Di mana toko roti yang kau maksudkan, Adalard?” tanya Pangeran Ilyash kepadanya yang kini menunjuk sebuah toko yang penuh dengan orang-orang yang membeli di hadapan mereka, yang pada akhirnya membuat Pangeran Ilyash berucap ‘wah…’ dengan gelengan kepala setelah melihat ramainya toko tersebut. Pangeran Ilyash dan juga Adalard berjalan mendekatinya dan terdiam untuk melihat apa saja roti yang ada di dalam dan apa saja yang di jajakan oleh toko roti tersebut, yang secara tidak sengaja di sadari oleh si pemilik toko. “Pangeran …” panggil sang pemilik toko dengan sangat terkejut, yang tentunya membuat semua pembeli yang mendengarnya pun serempak menoleh ke arah sang Pangeran yang tersenyum, sehingga membuat mereka praktis melangkah mundur untuk mempersilahkan sang Pangeran dilayani terlebih dahulu. Melihat hal itu membuat Pangeran Ilyash terkejut dan menggelengkan kepalanya, “Tidak … Tidak … biarkan saya ikut mengantri, saya tidak ingin merebut barisan … silahkan kembali berbaris.” ucapan lembut dari Pangeran Ilyash membuat mereka praktis terdiam, mendekati kata terpukau dengan apa yang baru saja mereka lihat dan mereka dengar. Pangeran ketiga yang belum pernah datang ke desa pun akhirnya menampakkan dirinya dengan wajah yang benar-benar tampan serta sifat yang sangat lembut, dan mereka tidak akan lagi menerka-nerka seperti apa rupa pangeran terakhir yang lahir di kerajaannya. Karena pasalnya selama ini mereka hanya mendengar bagaimana rupa sang Pangeran lewat staff istana dan juga prajurit penjaga. “Tidak pangeran … kami benar-benar mempersilakan anda untuk terlebih dahulu,dan kami akan merasa tersanjung jika anda mendahului kami.” ucap salah satu ibu yang tengah menggandeng kedua anaknya di samping kiri dan kanan, yang kemudian membuat Pangeran Ilyash pun tersenyum dan mengangguk menjawab hal itu. “Ehem … Paman, berikan roti  terbaik untuk Pangeran cicipi secara langsung di sini.” ucapan yang dilontarkan oleh Adalard membuat Pangeran Ilyash menoleh menatap sang pelindung dan beralih menatap sang penjual roti yang segera mengangguk dan berlari untuk kemudian datang membawakan tujuh potong roti yang memiliki warna, tekstur dan bentuk yang juga berbeda. “Silahkan anda cicipi satu potong roti dari ketujuh roti yang ada di sini, dan sisakan potongan roti yang anda pilih untuk nantinya saya pajang seperti para Raja dan pangeran yang pernah datang dan merasakan salah satu dari ketujuh potongan ini, Pangeran muda.” jelas sang penjual roti, yang membuat Pangeran Ilyash mengerutkan dahinya bingung dan menoleh menatap lemari yang menjajakan banyak sekali bekas gigitan dari para Raja dan Pangeran terdahulu sebelum dirinya, dan bahkan ia melihat ada nama sang kakak, Vernom Muller. Di dalam lemari itu. Melihat dan mengetahui hal itu, akhirnya Pangeran Ilyash pun melihat satu persatu ketujuh potong roti yang dijajakan oleh sang penjual roti, yang pada akhirnya Pangeran Ilyash pun memilih roti berwarna hitam yang mengejutkan sang penjual roti, ketika Pangeran Ilyash meraih dan menggigit roti tersebut. “Mmm… roti ini lezat … apa nama dari roti ini?” tanya Pangeran Ilyash ketika dirinya kembali meletakan potongan roti yang sudah ia gigit ke atas piring tersebut, dan pandangannya menoleh menatap sang penjual yang tampak terkejut melihatnya. Tentu hal itu membuat Pangeran Ilyash merasa aneh, “Eum … paman?” tanya Pangeran Ilyash, yang kemudian membuat sang penjual segera tersadar dan tersenyum senang kepadanya. “Ah! Ini adalah roti yang saya sebut sebagai King Coral.” jawab sang penjual Roti yang membuat Pangeran Ilyash mengerutkan dahinya setelah mendengar nama itu. “Ohh … bukan batuan hitam yang anda pikirkan, Pangeran … saya menggunakan gandum hitam yang tumbuh secara alami dan sulit untuk di temukan, saya bersyukur dan cukup terkejut karena anda memilih roti berjenis ini.” ucap sang penjual roti, yang kembali membuat Pangeran Ilyash mengerutkan dahinya, “Apakah karena ini mahal, dan sulit di cari??” tanya Pangeran Ilyash, yang membuat sang penjual menggelengkan kepalanya dan tersenyum, “Roti ini nyaris tidak pernah di sentuh oleh Raja dan Pangeran yang pernah datang kemari … dan hanya satu orang … tidak, sekarang menjadi dua orang … hanya dua orang Pangeran yang memilih dan mencicipi roti ini, dan saya kembali beruntung karena roti ini di pilih oleh anda.”jelas sang penjual roti seraya tersenyum dengan senang kepada Pangeran Ilyash yang merasa penasaran dengan hal itu. “Selain saya … siapa yang memilih roti ini?” tanya Pangeran Ilyash, yang membuat sang penjual roti terlihat bimbang untuk menjawabnya, dan akhirnya Pangeran Ilyash pun teralihkan dengan ajakan dari Adalard yang memintanya untuk pergi ke toko lain yang kebetulan menyediakan banyak alat medis yang mungkin saja dicari olehnya. “Ehem … Pangeran , tidakkan anda ingin melihat toko medis di desa ini?? saya dengar di sana menjual banyak alat yang mungkin saja anda butuhkan.” ucapan Adalard membuat Pangeran Ilyash menoleh menatapnya dan segera mengangguk, mengabaikan pertanyaan yang sempat dilemparkan kepada sang penjual roti. “Saya akan berkunjung lagi nanti, terima kasih atas rotinya yang lezat, Ini bayarannya.” ucap Pangeran Ilyash segera mengeluarkan beberapa batu berlian dan memberikannya kepada sang penjual dan segera mengajak Adalard untuk pergi ke toko medis. Meski sempat menolak, namun sang penjual roti pada akhirnya menerima berlian itu dan menghelakan napasnya dengan lega, karena sang pangeran tidak keras kepala dan bertanya lebih jauh mengenai siapa yang memilih roti King Coral selain dari dirinya. Dan hal itu pun menjadi nilai tambah bagi sang Pangeran, ia tidak memiliki sifat keras kepala yang semuanya harus diberikan kepada dirinya, dan itu penilaian yang bagus untuknya dari warga desa yang menyaksikannya. …  To be continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD