Sang Pelindung

1155 Words
“Hei, Adikku yang manis!” sapaan dari Pangeran Vernom di sana membuat Pangeran Ilyash kembali tersenyum di sana dan bahkan kini memeluk sang kakak dengan erat, sebelum akhirnya sang kakak mengambil tempat duduk tepat di sampingnya. “Selamat ulang tahun, Puteraku” sebuah ucapan yang dilontarkan seorang wanita anggun nan cantik yang baru saja turun dari tangga dan masuk ke dalam ruang makan itu, membuat Pangeran Ilyash tersenyum dengan menunduk sopan kepadanya, “Terima kasih, ibunda” ucap Pangeran Ilyash kepadanya yang kini tersenyum seraya duduk tepat di samping sang Raja yang kini terlihat terkekeh di sana, dan hal itu membuat Pangeran Ilyash menundukkan kepalanya sedikit merasa sedih karena sang Raja tidak memberikan selamat ulang tahun kepadanya. “Ah … bukankah hari ini adalah hari ulang tahun dari Ilyash??” tanya Pangeran Rainer, Paman dari Pangeran Vernom dan juga Pangeran Ilyash. Menanggapi hal itu Pangeran Ilyash tersenyum seraya mengangguk dengan sopan kepadanya yang kini terduduk di kursi hadapan Pangeran Ilyash, “Selamat Ulang tahun yaa … ini hadiahku untukmu!” ucap Pangeran Rainer seraya memberikan gelang yang terbuat dari kain baju yang dikenakan olehnya hari ini, dan hal itu membuat Pangeran Ilyash tersenyum, merasa senang karena telah diberi hadiah yang indah oleh sang Paman, “Terima kasih, Paman” ucap Pangeran Ilyash di sana, dan hal itu membuat sang Raja tertawa cukup kencang di sana, “Hahaha … kau memberikannya kain bajumu sendiri, Rainer?? menyedihkan sekali dirimu” ucap Sang Raja kepada Pangeran Rainer yang kini hanya tersenyum tidak menanggapi sang Raja dengan lebih, namun Pangeran Ilyash justru membela sang Paman dengan berucap, “Tidak apa Ayah … Pemberian Paman sangat bermakna bagi saya … saya akan selalu memakai gelang ini karena ini hadiah pertama yang kudapat hari ini, terima kasih Paman” ucap sang Pangeran menyanjung sang Paman yang kini tersenyum lembut kepadanya. Pangeran Ilyash pun segera menggunakan gelang kain itu di tangannya dan membuat sang Raja bungkam, dan makan pagi pun segera dilaksanakan oleh mereka dengan khitmat. … Sore itu, Pangeran Ilyash mendapatkan banyak sekali hadiah, dan bahkan hadiah-hadiah itu memenuhi ruang keluarga Kerajaan. Hal itu sungguh membuat snag Pangeran merasa senang, ia terduduk di sana dan membuka satu persatu hadiah yang didapatinya. Pangeran Vernom, Ibunda, Rezen, Ray, Alexandra dan bahkan beberapa hadiah yang diberikan oleh Raja-Raja tetangga dan kerabat dari Kerajaan Valens. Dan tentunya, ia juga mendapati dua buah hadiah yang misterius yang selalu ia dapati di sana, satu hadiah dibungkus oleh dedaunan atau kulit pohon yang kuat, dan satu lagi dibungkus dengan Kain yang tidak terlihat oleh siapapun sehingga sang Pangeran harus melemparkan tepung untuk mencari bungkusan hadiah tersebut. Itu pernah secara tidak sengaja ia temukan ketika ia membawa karung berisikan tepung terigu yang diberikan oleh sang pedagang roti kepadanya sebagai hadiah terbaik darinya, dan Pangeran Ilyash secara tidak sengaja menumpahkannya dan mendapati ada sebuah kotak yang tertutupi oleh tepung, namun ketika ia bersihkan, kotak tersebut hilang. Dan itulah mengapa ia selalu membawa tepung terigu ketika ia hendak masuk ke dalam ruangan tersebut, untuk mencari apakah hadiah itu ada lagi, dan benar saja … hadiah itu selalu ada di setiap tahunnya. Ketika Pangeran Ilyash mengambil bungkusan yang tak terlihat yang sudah terbaluti oleh tepung di sana, pintu dari ruangan tersebut pun terbuka, membuat Pangeran Ilyash dengan cepat menoleh menayap siapa yang datang ke sana, dan itu adalah Rezen. “Rezen” panggil Pangeran Ilyash dengan senang, dan hal itu membuat sang kepercayaan tersenyum kepadanya, “Pangeran … apakah anda suka dengan semua hadiahnya?” tanya Rezen, mendengar pertanyaan itu membuat Pangeran Ilyash menganggukkan kepalanya untuk menjawab hal itu, “Ada satu lagi hadiah yang tertinggal, Pangeran … dan ini adalah hadiah pemberian dari Raja” ucap Rezen di sana, dan hal itu membuat Ilyash segera menoleh menatapnya dengan terkejut, dan hal itu membuat Rezen menoleh ke arah belakang dan menganggukkan kepalanya, sebelum akhirnya ada seorang anak lelaki berusia dua belas tahun yang masuk ke dalam ruangan itu dengan baju yang formal seperti baju yang dikenakan oleh Rezen, namun memiliki warna dan corak yang lebih muda dari sang kepercayaan di sana. Hal itu membuat Pangeran Ilyash menjadi kebingungan setelah melihat anak lelaki itu, “Siapa dia, Rezen?” tanya Pangeran Ilyash kepada sang kepercayaan yang kini tersenyum di sana, “Adalard Sowvra, dia adalah hadiah yang diberikan oleh Raja kepada anda … mulai dari saat ini, Adalard adalah pelindung setia anda, Pangeran” jelas Rezen kepada Pangeran Ilyash, dan hal itu tentu mengejutkan bagi Pangeran Ilyash yang kini berdiri dari duduknya dan menatap sang pelindung dengan terkejut, “Senang berjumpa dengan anda, Pangeran Ilyash … perkenalkan, saya Adalard Sowvra” ucap Adalard di sana seraya membungkuk hormat kepadanya, dan hal itu membuat Pangeran Ilyash menoleh menatap Rezen yang kini mengangguk menanggapi sang Pangeran yang kebingungan di sana. … “Jadi … apa sebenarnya tugas kak Adalard?” sebuah pertanyaan yang dilontarkan oleh Pangeran Ilyash membuat Adalard merasa terkejut sekaligus takut, karena sang Pangeran memberi kata ‘kak’ di dalam panggilannya, “Tolong panggil saya hanya dengan nama saja, Pangeran” ucap Adalard memintanya dengan sangat sopan, dan hal itu membuat Pangeran Ilyash pun mengangguk mengiakan hal tersebut, dan mengulangi pertanyaannya, “Jadi … apa tugasmu itu??” tanya Pangeran Ilyash kepada Adalard dan hal itu membuat dirinya kini berdehem dan kemudian berucap, “Tugas saya adalah melindungi anda Pangeran” ucap Adalard di sana, dan hal itu membuat Pangeran Ilyash merasa aneh, “Untuk apa?? Saya tidak membutuhkan seorang pelindung” jelas Pangeran Ilyash kepada Adalard yang kini menatap sang Pangeran dengan penasaran, “Apakah benar seperti itu?? bukankah saya dengar jika anda tidak mampu melawan musuh dan melukai hewan??” pertanyaan Adalard kala itu langsung membuat Pangeran Ilyash menganggukkan kepalanya dengan segera, “Tentu saja, saya tidak bisa melakukannya” jawab Pangeran Ilyash di sana, “kalau begitu, berarti anda membutuhkan saya, Pangeran” jelas Adalard dan hal itu membungkam sang Pangeran yang masih menatapnya dengan aneh di sana. …        Clue.  Teman Sudah satu minggu semenjak Adalard menemani dan mengawal Pangeran Ilyash, dan selama itu pun Adalard tidak mendapati jika sang Pangeran bertegur sapa dengan seorang teman. Kesehariannya selain menghadiri jadwal yang seharusnya ia lakukan sebagai seorang pangeran yang masih harus belajar, sisanya hanya akan ia gunakan untuk berjalan menuju kebun Hamush dan duduk-duduk di bawah pohon cherry seraya membaca buku-buku pengobatan yang ia miliki. Aneh, itulah satu kata yang tersangkut di dalam pikiran Adalard, ketika ia melihat keseharian dari sang Pangeran dalam satu minggu ini. Sebenarnya ia sangat ingin membuka suara dan bertanya mengenai hal itu kepada sang Pangeran, namun ia tidak memiliki keberanian yang cukup untuk bertanya mengenai hal itu kepada Pangeran Ilyash. Yang ia ketahui dari sang pangeran tidaklah banyak, hanya Pangeran terakhir yang belum pernah ditobatkan karena tidak memiliki dua anugerah yang lengkap, dan selebihnya ia tidak mengetahui apa-apa lagi mengenai sang Pangeran. Yang tentunya membuat dirinya merasa malu, karena tidak mengetahui dan tidak mau mencari tahu mengenai keseharian dari Pangeran Ilyash.   To be continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD