Meminta pertolongan Naga Tak Bertuan

1316 Words
Sesuai dengan rencana yang telah di susun oleh Raja Abraham dan diketahui oleh Ray, Alexandra dan juga Rezen, pada akhirnya Raja Abraham meminta bantuan kepada Naga tak bertuan yang sudah cukup lama menjadi teman mereka. Naga Albino yang kala itu berteman dengan Raja Arb, serta Naga Joustava yang berteman dengan Rezen. Di portal dimensi milik Rezen, ia dan juga sang Raja memanggil kedua teman mereka yang pada akhirnya datang dan melayang-layang di atas langit portal dimensi, yang tentu saja membuat tanda tanya besar di dalam benak Raja Abraham yang kini menolehkan pandangannya ke arah sang kepercayaan seraya berucap. “Bagaimana cara mereka masuk ke dalam dimensi milikmu ini Rezen? Apakah naga bisa menembusnya seperti mereka? Jika bisa, apakah para penjahat juga bisa melakukan hal yang sama?” pandangan Rezen kala itu beralih menatap sang Raja yang bertubi-tubi melontarkan pertanyaan kepadanya, yang tentu saja membuat Rezen menggelengkan kepala menanggapi pertanyaan dari sang Raja saat itu. “Tidak baginda … saya yang mempersilahkan mereka untuk masuk ke dalam portal dimensi milik saya1” jelas Rezen kepada sang Raja yang kini memiringkan kepalanya, menandakan jika dia tidak mengerti mengenai portal yang dikuasai oleh Rezen. “Apakah bisa seperti itu?” Rezen menganggukkan kepalanya menanggapi pertanyaan dari sang Raja, yang kemudian menoleh menataonbya dan kembali berucap, “Baginda … ambil kesimpulan yang sederhana saja, saya sengaja membukakan portal untuk mereka berdua!” jelas Rezen kepada Raja Abraham yang kini tertawa dan menganggukkan kepalanya menerima penjelasan sederhana yang terkesan jengkel kepada dirinya. Yang bersamaan dengan itu, kedua naga yang tengah menari-nari di atas langit pun kini turun dan menemui kedua teman mereka masing-masing. Satu Naga memiliki kepala yang nyaris seperti dilophosaurus (Dinosaurus yang memiliki jumbai / seperti kulit yang merumbai di bagian tertentu, dan nantinya akan menjadi keras dan membentuk seperti sebuah perisai yang berguna untuk melindungi dirinya atau menakut-nakuti lawannya ketika bertarung.), jika Dilophosaurus ini memiliki dan jumbai di lehernya, sedangkan naga yang satu itu memiliki jumbai di kepalanya, dan itu akan terlihat sangat menyeramkan ketika hendak melawan atau menyerang seseorang, gigi dari naga yang satu ini terlihat begitu tajam, serta dua bola matanya berwarna putih terang, dan juga memiliki sisik seperti logam berwarna hijau tua. Ia memiliki nama, dan ia senang jika dipanggil sebagai Joustava. Naga lainnya terlihat cukup sederhana, yang persis seperti naga pada umumnya namun memiliki ukuran yang lebih besar dari naga yang ada di sebelahnya, yang membedakan naga ini adalah warna dari kulitnya yang keseluruhan berwarna putih pucat, dan nama dari naga ini pun sama seperti kulitnya, ia selalu ingin di panggil sebagai naga albino. “Lama sekali kau tidak menemuiku, Abraham!” ucap Naga albino yang kini menatap Raja Abraham dengan sangat kesal, yang tentu saja membuatnya kini menganggukkan kepalanya dengan cepat untuk menanggapi keluhan yang diucapkan oleh si naga albino kepada dirinya, “Kapan terakhir kali kita bertemu memangnya?”Naga Albino kini menatap Raja Abraham dengan cukup tajam sebelum akhirnya menjawab, “terakhir kau bertemu denganku ketika aku mengenalmu!”jelas naga Albino kepada sang Raja yang kini terkekeh menanggapi hal itu dan menganggukkan kepalanya lagi sebelum akhirnya berucap, “Ah … begitu rupanya!” ucap Raja Abraham. Berebda dengan Naga Albino dan juga Raga Abraham, Joustava kini menatap Rezen dengan sangat serius dan kemudian berucap, “Adakah yang kau inginkan dariku, Rezen? Terakhir kali kau memberikanku sesuatu yang tidak bisa aku balas, jadi biarkan aku membalasnya saat ini kepadamu!” mendengar naga mengerikan berkata demikian. Membuat Raja Abraham kini menolehkan pandangannya ke arah Rezen dan kemudian bertanya, “Hal apa yang kau berikan kepadanya, Rezen?” pertanyaan itu, membuat sang kepercayaan kini menolehkan pandangannya ke arah sang Raja dan kemudian berkata, “Saya hanya memberikannya beberapa roti naga dan juga apel naga, mengingat jika kami sudah berteman, tidak mungkin aku mengabaikannya begitu saja, Baginda!” jelas Rezen menjawab pertanyaan dari sang Raja yang kini terkekeh ketika mendengarkan ucapannya itu. “Khkh … kau berucap seperti itu untuk menyindirku huh?!” gumam Raja Abraham yang kini membuat Rezen tersenyum simpul dan menolehkan pandangannya lagi kepada Joustava untuk kemudian menganggukkan kepalanya. “Ya, saya memanggil anda kemari karena saya membutuhkan bantuan anda, Joustava!” jelas Rezen kepada naga itu yang kini terkekeh mendengar perkataan dari Rezen yang terkesan kaku, yang kemudian membuat Joustava pun berucap, “Jangan terlalu kaku padaku, bukankah kita berteman?? jika kau seperti itu, aku merasa kita memiliki jarak yang cukup jauh, Rezen1” jelas JOustava kepada Rezen yang kini membuat Raja Abraham terkekeh seraya berucap, “Yeah … dia selalu begitu, dan faktanya … jarak kalian memang jauh1” jelas Raja Abraham menimpali ucapan dari Joustava yang tentu saja membuat Rezen kini menghembuskan napasnya dan menggelengkan kepala menanggapi gumaman dari sang Raja saat itu. “Katakan apa yang kau inginkan dariku, jika tidak ada aku akan kembali beristirahat, Ab!” ucapan naga albino saat itu seperti perintah atau lebih tepatnya naga albino terdengar tidak ingin diacuhkan oleh sang Raja saat itu, yang karenanya Rezen pun berucap, “Sebenarnya saya dan Raja memanggil kalian karena ingin  meminta bantuan yang cukup berat kepada kalian berdua, Joustava, Albino!” jelas Rezen kepada keduanya yang kini membuat naga Albino maupun Joustava menatap Rezen dengan sangat serius. “Katakan apa yang kalian butuhkan?” tanya Joustava kepada mereka berdua, “Aku ingin kalian berdua menghancurkan sebuah tangga yang ada di dalam negeriku!” jelas Raja Abraham kepada kedua naga itu yang kini menolehkan pandangannya dan menatap ke arah Raja Abraham yang kemudian naga Albino pun berucap, “Huh?! kau ingin kami menghancurkan tangga? Itu adalah hal yang mudah bagi kami!” jelas naga Albino menanggapi permintaan dari Raja Abraham, sedangkan Joustava kini menghembuskan napasnya dan kemudian berucap, “Apakah penjaga yang ada di sana akan menghadang kami? Ataukah kami boleh membunuh mereka untuk kesenangan kami?” Rezen segera menggelengkan kepalanya menanggapi hal itu dan kemudian berucap, “Baginda hanya meminta kalian untuk menghancurkan tangga, itu adalah jembatan antara duniawi dan negeri para Dewi … kami ingin menghentikan sebuah tradisi yang kejam di sana, jadi kami membutuhkan kalian untuk menghancurkannya bukan melukai para penjaga!” jelas Rezen kepada Joustava yang kini membuatnya menoleh menatap Rezen dan kemudian berucap, “Ah … Tangga yang katanya suci itu?” Rezen menganggukkan kepalanya menanggapi pertanyaan Joustava di sana, yang kemudian membuat Joustava terkekeh dan menganggukkan kepalanya. “Baiklah … jadi tugas kami sangat mudah!” jelas Joustava kepada naga Albino yang kini tersenyum dan memperlihatkan gigi seramnya seraya menganggukkan kepala. “Tapi sayangnya kita tidak bisa membunuh!” ucap naga Albino, seolah menyayangkan hal itu, dan membuat Raja Abraham kini menatapnya seraya berucap, “Jika kalian membunuh orang-orangku … aku akan melawanmu!” jelas Raja Abraham kepada naga Albino yang kini tertawa mendengarnya, “Hahaha … tenang lah! Lagi pula, untuk apa aku melakukannya sedangkan mereka adalah orang-orang dari temanku!” timpal naga Albino kepada Raja Abraham yang kini menganggukkan kepala menanggapi ucapan itu. “Dan lagi aku menarik kesimpulan di sini, kalian menyuruh kami naga yang tak bertuan ini menghancurkan tangga itu demi menghentikan tradisi … apakah untuk mencari aman agar tidak ketahuan?? jika benar dugaanku itu, maka idzinkan kami melukai beberapa orang saja untuk memberikan kesan jika kami datang benar-benar ingin membuat onar!” jelas naga Albino lagi kepada Raja Abraham yang kini menolehkan pandangannya ke arah Rezen yang kini menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu, yang pada akhirnya sang Raja pun menolehkan pandangannya ke arah mereka dan ikut menganggukkan kepalanya dan berucap, “Ya, kalian boleh melakukannya demi memberikan kesan itu!” ucap Raja Abraham kepada naga Albino dan Joustava yang keduanya pun mengangguk dan segera pergi dari hadapan mereka untuk mempersiapkan misi mereka. “Apakah kita benar melakukannya, Rezen?” tanya Raja Abraham bergumam kepada Rezen yang kini menolehkan pandangan ke arah sang Raja untuk kemudian menganggukkan kepala dan brucap, “Kita berdo’a saja kemungkinan ini akan berhasil … Baginda!” jelas Rezen kepadanya yang kini menghembuskan napas dan kemudian menganggukkan kepala. … to Be Continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD