Surat menyurat

1040 Words
Satu minggu setelah waktu kunjungan Kerajaan Valens bersama dengan Kerajaan Chohyeonsiljeog ke Kerajaan Scotlaav pun memberikan dampak yang sangat baik bagi Pangeran Vernom, karena sepulang mereka dari Kerajaan Scotlav, Pangeran Vernom tidak pernah berhenti mencritakan tentang teman barunya Woojin kepada snag Ibunda dan juga Sang Raja yang tersenyum mendengarkan ceritanya. Setelah satu minggu pun berlalu, kini Pangeran Vernom merasa sangat merindukan temannya yang satu itu, yang membuat dirinya menjadi lebih murung dari yang biasanya dan hanya diam terduduk di meja aula Kerajaan, yang tentu saja membuat Pangeran Arb yang melihatnya pun segera menghampiri sang adik yang terlihat sangat murung itu dan kemudian Pangeran Arb pun bertanya kepadanya, “Ada apa denganmu Hari ini, Vernom?” pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Arb pun membuat Pangeran Vernom kini menolehkan pandangannya untuk menatap sang kakak yang kemudian Pangeran Vernom kembali menghembuskan napasnya dan kemudian berucap, “Aku merindukan Woojin!” ucap Pangeran Vernom terlihat sangat menggemaskan, dan hal itu membuat Pangeran Arb yang mendengarnya pun mengembangkan senyuman kepada sang Adik dan kemudian ia bertanya, “Ah … jadi kau merindukan temanmu itu?” tanya Pangeran Arb yang langsung membuat Pangeran Vernom menganggukkan kepalanya menanggapi pertanyaan yang di lintarkan oleh Pangeran Arb kepada dirinya, “Kalau begitu, kenapa tidak berbincang saja dengannya??” tanya Pangeran Arb kepada Pangeran Vernom yang kini mengerutkan dahinya tidak mengerti dengan yang di maksudkan oleh sang kakak sat itu, “Bagaimana caraku untuk berbicara dengannya kakak?? kami sangat jauh dan aku tidak bisa melihatnya!” ucap Pangeran Vernom, yang membuat Pangeran Arb terkekeh dengan pelan sebelum akhirnya berucap, “Sini! Kakak akan memberitahu bagaimana caranya kau dan Woojin bisa saling berbicata satu sama lain!” ucap Pangeran Arb kepada Pangeran Vernom, ia menggandeng sang adik menuju perpustakaan Istana dan kemudian meminta sang adik untuk duduk dan memberikannya sebuah kertas serta tinta yang kemudian sang kakak pun berucap, “Kirimlah pesan, kalian bisa melakukanya tanpa harus bertatapan satu sama lain bukan?” ucap Pangeran Arb bertanya kepada Pangeran Vernom yang kini menyadarinya dan menganggukkan kepala untuk akhirnya ia pun menuliskan sebuah surat yang sengaja ia tulis untuk mengabari Pangeran Woojin yang saat itu jauh berada di sana. ‘DAri: Vernom Untuk: Woojin sahabatku. Bagaimana kabarmu Woojin?? aku merindukanmu! Kau tahu?? aku kesepian berada di sini, aku ingin kita bisa berbincang bersama, apakah kau mau?’ Itulah surat yang di tulis Pangeran Venrom yang terkesan sangat lucu jika di baca oleh orang dewasa, yang membuat Pangeran Arb pun hanya tersenyum setelah membacanya. “Aku sudah selesai dengan suratnya, Kak Arb, apakah aku boleh mendapatkan balasannya?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan pleh Pangeran Vernom kepada Pangeran Arb, emmbuat sang kakak kini tersenyum dan kemudian berucap, “Tunggulah untuk beberapa hari, setelahnya kau akan mendapatkan surat balasan dari Woojin!” ucap Pangeran Arb kepada Pangeran Vernom yang karenanya Pangeran Vernom pun ber’o’ria sebelum akhirnya menganggukkan kepalanya dan menyanggupi untuk menunggu surat balasan dari temannya yang satu itu. Pangeran Arb kini memberikan surat itu kepada naga miliknya dan kemudian meminta naga tersebut untuk menyampaikan surat itu kepada Pangeran Woojin. … Seperti yang di ucapkan oleh sang Pangeran Arb kepada Pangeran Vernom, jika surat balasan akan cukup lama untuk di dapatkan olehnya, yang kemudian hal itu membuat Pangeran Vernom memutuskan untuk menunggu, dan terus saja menunggu kehadiran dari surat balasan tersebut, dan setelah menunggu hingga dua hari lamanya, Pangeran Vernom pun mendapatkan sebuah surat balasan yang membuat Pangeran Vernom sangat menyukai dan senang setelah mendapatkan surat itu. Dengan langkah yang cepat, Pangeran Vernom berlari menuju perpustakaan dan meraih kertas dan juga tinta untuk kemudian terduduk di meja terdekat dan membaca terlebih dahulu pesan yang di terima olehnhya dari Pangeran Woojin. ‘untuk: Pangeran Vernom Dari: Woojin Aku merasa sangat baik, Vernom. Bagaimana kabarmu juga?? aku juga merindukanmu, aku tidak memiliki teman di sini, aku harap kita bisa bertemu lagi nanti. Senang rasanya mendapatkan surat darimu.’ Itulah pesan balasan yang di berikan oleh Pangeran Woojin kepada Pangeran Vernom yang kini tersenyum setelah membaca surat tersebut yang kemudian membuat Pangeran Vernom pun terus mengirimi Pangeran Woojin surat balasan, dan begitu pula dengan Pangeran Woojin yang membalasnya terus menerus. Mereka berdua terus memberikan kabar satu sama lain, yang membuat mereka berdua pun akhirnya mengerti satu sama lain secara perlahan-lahan. Bahkan, ketika Kerajaan Chohyeonsiljeog berkunjung ke Kerajaan Valens untuk yang pertama kalinya, dengan senang Pangeran Vernom mengajak Pangeran Woojin pergi ke berbagai tempat yang indah dan juga nyaman, tempat-tempat yang selalu di kunjungi oleh Pangeran Vernom, yang diantaranya adalah Kebun hamus, sungai issen dan bahkan bukit legenda yang tentu saja membuat Pangeran Woojin sangat terkesan ketika melihat keindahan dan kenyamanan yang ia rasakan ketika berada di tiga tempat tersebut yang tentu saja membuat Pangeran Vernom merasa sangat senang dengan perasaan nyaman dari Pangeran Woojin saat itu. “Jadi … menurutmu, dari ketiga tempat yang sudah aku tunjukkan, tempat mana yang paling nyaman menurutmu, Woojin?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Vernom saat itu pun, membuat Pangeran Woojin kini tertegun sejenak sebelum akhirnya ia pun menolehkan pandangannya menatap ke arah Pangeran Vernom dan kemudian berucap, “Aku lebih menyukai sungai Issen, airnya jernih dan segar … aku merasa Issen adalah sungai yang terbaik yang pernah aku temui.” ucap Pangeran Woojin yang tentu saja membuat Pangeran Vernom kini mengangguk ikut setuju dengan apa yang di lontarkan oleh Pangeran Woojin kepada dirinya. “Oh! Bagaimana dengan panahmu? Aku dengan panahmu rusak?” tanya Pangeran Vernom kembali kepada Pangeran Woojin yang kini menganggukkan kepalanya menanggapi pertanyaan itu dan kemudian memperlihatkan  busur miliknya yang sudah patah, namun berungtungnya itu bukanlah busur yang di berikan oleh Pangeran Eld kepada dirinya beberapa bulan yang lalu. “Apakah kau bisa memperbaikinya dan menggunakannya kembali, Woojin?” tanya Pangeran Vernom, yang membuat Pangeran Woojin menggelengkan kepalanya dan kemudian berucap, “Sepertinya aku akan mendapatkan yang baru, karena kurasa yang ini sudah tidak baik jika aku pakai.” ucap Pangeran Woojin kepada Pangeran Vernom yang kini menganggukkan kepalanya satu pemikiran san setuju dengan apa yang di lontarkan olehnya saat itu. Pertemuan kedua antara Pangeran Woojin dan Pangeran Vernom membuat keduanya semakin  akur saja, dan setelah kunjungan itu Pangeran Vernom tidak pernah absen untuk mengabari Pangeran Woojin satu sama lain, seolah mereka sudah menjadi sahabat baik.  ...  To be Continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD