Hadiah Istimewa

1115 Words
Satu tahun terlewati, dan di malam purnama kala itu adalah hari kelahiran dari Pangeran Zhou Lan yang keempat belas tahun. Ini persis seperti tahun-tahun yang sebelumnya dan bahkan ketika sang Pangeran lahir, purnama akan selalu menyertai hari kelahirannya, dan itu sangat-sangat disyukuri oleh Pangeran Zhou Lan yang bahkan kini dirinya tengah berdiri di atas menara Istana Kerajaan, tempat dirinya tinggal. “...” Tak ada yang di lakukan oleh Pangeran Zhou Lan pada saat itu, selain menatap indahnya langit malam yang kala itu diterangi oleh cahaya silver dari rembulan yang menerangi wilayah Kerajaan dan juga Desa. “Aku berharap tahun ini akan lebih baik di bandingkan dengan tahun lalu!” seraya memejamkan matanya, Pangeran Zhou Lan mengucapkan do’a di hari ulang tahunnya dan tepat di jam kelahirannya pada malam itu. Meski Keluarga kerajaan dan warga desa berpesta semenjak pagi tadi, namun di malam tepat jam sebelas saat itu lah, sang Pangeran yang merayakannya seorang diri. Karena ia merasa jika itu adalah waktu darinya, waktu kelahiran yang selalu ia ingat dan akan terus teringat. Syuhhh ~ Sebuah angin yang lembut datang menerpa wajah sang Pangeran yang kala itu berdiri tepat di jendela menara istana yang tertinggi di malam itu. Merasakan angin tersebut, membuat Pangeran Zhou Lan mengerutkan dahinya ketika merasakan jika terpaan angin lembut seperti itu terasa sangat tidak asing baginya, yang tentu saja membuat sang Pangeran kini menjadi merasa bahwa ia harus segera pergi ke suatu tempat, dan itu lah yang ia lakukan sekarang. Dengan langkah cepatnya, ia berbalik dan melangkah pergi dari ruang menara itu, menuruni ribuan anak tangga dengan sangat cepatnya, ketika lagi dan lagi ia merasakan terpaan angin lembut itu yang masuk dari beberapa jendela yang memang dengan sengaja di buat agar lorong ribuan tangga di sana tidak terasa pengap. Tanpa henti sang Pangeran menuruni anak tangga itu, yang pada akhirnya ia pun sampai di anak tangga terakhir yang ia pijaki, yang kemudian membjuatnya tidak menghentikan langkah kakinya yang kini berlari dengan cukup kencang menelusuri lorong-lorong kerajaan, untuk kemudian melewati taman lotur dan segera pergi keluar dari Istana kerajaan untuk akhirnya sampai di perbatasan dengan bukit tiga, yang bersebelahan dengan sungai issen di wilayah selatan Kerajaan, dan tempat itu adalah tempat di mana ia pernah menangis di usianya yang ke delapan saat itu. “HH … hhh …” Napas Pangeran Zhou Lan tersenggal, dirinya menoleh menatap pepohonan bambu yang tumbuh di sana, dan tepat di bawah pohon bambu itu, seorang lelaki kini tengah terduduk bersila seolah ia duduk menunggu seraya bersantai sedikit untuk menikmati embusan angin segar di sekitarnya. Pandangan Pangeran Zhou Lan saat ini menatap tepat lelaki tersebut, yang kini menyadari kehadiran dari sang Pangeran untuk kemudian tersenyum ke arahnya, dan kemudian tanpa berbicara sedikit pun, ia mengeluarkan sebuah kotak dari balik jubah yang dikenakan olehnya, yang kemudian diulurkannya kotak tersebut kepada Pangeran Zhou Lan yang berdiri tepat di hadapannya. Melihat hal itu, membuat sang Pangeran kini mengedip sebanyak dua kali dan kemudian seraya menunjuk kotak tersebut, ia bertanya, “Apa ini?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Zhou Lan, membuat sang Pengelana yang amat ia kenali di sana pun tersenyum seraya berkata, “Hadiahmu … saya siapkan ini dari jauh hari, wahai Pangeran Agung, terima lah!” ucap sang Pangelana kepada Pangeran Zhou Lan, yang tentu saja membuat sang Pangeran kini berusaha untuk menyembunyikan senyumannya di sana ketika ia merasa bahagia karena ia mendapatkan sebuah hadiah dari seseorang yang sekarang ia percayai sebagai Fe Gudfar untuknya. “Terima kasih, Pa…- “Cestovtel! Anda hanya boleh mengatakan itu di sini, saat ini … Pangeran!” potong snag pengelana kepada Pangeran Zhou Lan, yang kemudian membuat sang Pangeran kini menganggukkan kepalanya menanggapi pernyataan itu, “Yeah .. maafkan saya, terima kasih wahai Cestovatel! Saya merasa sangat tersanjung atas ini!” ucap Pangeran ZHou Lan yang kini meraih kotak hadiah tersebut dan kemudian berjalan untuk terduduk tepat di samping sang Pengelana. “Apakah saya boleh membukanya saat ini?”sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Zhou Lan yang kini menoleh untuk menatap sang Pengelana pun kini terkejut bukan main, ketika mendapati jika tak ada sang Pengelana di sampingnya saat ini, seolah dirinya menghilang setelah memberikan hadiah tersebut. “...” hal itu tentu saja membuat Pangeran Zhou Lan terdiam untuk beberapa saat, dan kemudian menatap ke arah kotak hadiah yang tengah ia pangku di sana. “Aku rasa tidak masalah jika membukanya saat ini!” gumam Pangeran Zhou Lan, yang pada akhirnya ia pun membuka kotak hadiah tersebut, untuk melihat isi dari kotak itu. “Buku?” itu lah pertanyaan yang di lontarkan oleh sang Pangeran, ketika dirinya mendapatkan dua buah buku yang sangat berbeda jauh bentuk dan elemen yang digunakannya. Satu buku berwarna hitam dengan bentuk yang terdapat banyak sekali robekan kecil seolah sudah termakan oleh waktu di sisi-sisi kembaran bukunya, dan di cover depan dari buku itu terdapat sebuah judul dengan tulisan yang juga samar, dan tulisan itu bertuliskan ‘eldgamle trolldom av underverdenen’. Membaca judul tersebut, membuat alis dari Pangeran Zhou Lan seketika mengerut. “Mantra kuno negeri bawah?” gumam Pangeran Zhou Lan setelah mengartikan judul dari buku tersebut, dan kemudian membuat sang Pangeran seketika membelalakan kedua matanya ketika menyadari bahwa itu adalah buku mantra yang sudah punah! Bahkan sang Ibunda mengatakan jika ia tidak bisa memberikan atau mewariskan mantra kepada dirinya, dikarenakan buku tersebut yang sudah hangsu terlalap oleh api, namun ternyata ia mendapatkan buku tersebut. Tentu saja hal itu sangat-sangat berharga baginya, “Woaahh … ini buku yang penting bagiku!” gumam Pangeran Zhou Lan yang kini tersenyum dengan sangat senang ketika menyadari jika buku itu telah menjadi miliknya saat ini. Tidak hanya buku itu, namun kini Pangeran Zhou Lan meraih satu buku lainnya, sebuah buku yang terbuat dari pelepah kulit pohon jati yang dikemas sedemikian rupa menjadi indah dan diikat oleh salur dari pohon bambu, yang tentu saja membuat Pangeran merasa terpukau ketika dirinya yakin jika buku ini adalah buku yang dibuat langsung oleh snag Pengelana, karena ia tidak pernah mengetahui jika ada buku yang seperti ini sebelumnya. “Dia mengukirnya secara langsung? Hebat!” puji Pangeran Zhou Lan ketika membaca huruf-huruf yang ternyata diukir langsung di atas pelepah kulit jati, yang dibuat setipis mungkin di sana. Pandangan Pangeran Zhou Lan saat ini menatap ke arah judul yang terlihat sangat menarik di sana, dan itu tertuliskan ‘Glemt Historie’. Hal yang sangat membuat Pangeran Zhou Lan merasa penasaran, yang kemudian membuatnya kini membuka lembaran buku tersebut seraya bergumam, “Sejarah yang terlupakan … aku sangat penasaran dengannya!” gumam Pangeran Zhou Lan, yang kemudian ia pun mulai membaca sejaran yang terlupakan, yang ditulis oleh sang Pengelana, yang ia kenal sebagai Pangeran Zhumon, Pangeran dari Kerajaan Clairchanter. … To be continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD