Kedatangan Dua Kerajaan Sekaligus

1043 Words
Pandangan ketiga pangeran saat itu menoleh menatap sebuah kereta kuda tang datang dari gerbang istana, yang tentu saja membuat Pangeran Eld serta Pangeran Arb merasa bingung, setelah menyadari bahwa ada Kerajaan lain yang datang di saat pertemuan mereka terjadi hari itu. “Dari Kerajaan mana itu, Eld?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Arb pun membuat Pangeran Eld kini mengerutkan dahinya dan kemudian melambaikan tangannya untuk memanggil salah satu prajurit yang tengah berjaga di sekeliling taman tersebut, yang pada akhirnya salah satu prajurit itu pun berjalan menghampiri sang Pangeran yang beberapa saat yang lalu memanggil dirinya. “Bisakah kau melihat, siapa yang datang saat ini??” tanya Pangeran Eld kepada Prajurit itu yang kini menganggukkan kepalanya menanggapi permintaan yang di lontarkan oleh Pangeran Eld dan kemudian ia pun pergi dengan segera menuju pintu utama kerajaan untuk mengetahui siapa yang datang. … Raja Taber dari Kerajaan Scotlav saat itu tengah berbincang bersma dengan Raja Abraham dan juga Rezen mengenai rencana mereka ke depannya, namun perbincangan mereka pun akhirnya terputus ketika mereka bertiga mendengar sebuah suara gong, yang membuat Raja Abraham pun menolehlan pandangannya ke arah Jendela yang memperlihatkan jika ada sebuah Kereja kuda kerajaan lainnya yang datang di saat yang bersamaan dengan waktu kunjungan dari Kerajaannya. “Kau mengundang yang lainnya, Taber?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Raja Abraham pun, membuat Raja Taber kini mengerutkan dahinya dan kemudian menolehkan pandangannya menatap ke arah Kereta kuda yang datang, yang tentu saja membuat Raja Taber terheran sekaligus terkejut dengan kedatangan Kerajaan yang seharusnya datang di hari esok. “Kenapa mereka?? bukankah saya mengundang mereka di hari esok??” gumam Raja Taber seraya memanggil sang Kepercayaan yang kini berjalan mendekati dirinya, “Adakah hal yang tidak aku ketahui, Arm?” tanya Raja Taber kepada sang Kepercayaan yang bernama Arm, yang membuat Arm kini menggelengkan kepalanya dan kemudian ia nampak terkejut sebelum akhirnya ia berucap, “Saya rasa, penulis surat salah menentukan tangal, Baginda.” ucap Arm kepada Raja Taber yang kini menoleh menatapnya dengan cukup kesal, sebelum akhirnya pandangannya menoleh menatap Raja Abraham yang dengan santainya terduduk bersandar di kursi itu, “Ab … bisakah kau menunggu sebentar? Saya akan pergi menemui mereka sebentar.” ucap Raja Taber kepada Raja Abraham yang kini menganggukkan kepalanya menanggapi ucapan yang di lontarkan oleh Raja Taber yang akhirnya pergi bersama dengan Arm keluar dari ruang istana tersebut. “Bagaimana bisa mereka salah menuliskan tanggal?! kau tahu, aku menjadi merasa tidak enak dengan Abraham dan juga keluarganya!” ucapan yang di lontarkan oleh Raja Taber saat itu terdengar oleh Raja Abraham yang berada di dalam ruangan tersebut, yang kemudian pandangan Raja Abraham kini menoleh menatap Rezen yang juga melirik dirinya, “Aku rasa aku akan meluruskan ini semua dan mengambil jalan tengahnya.” ucap Raja Abraham kepada Rezen yang kini menganggukkan kepalanya menanggapi ucapan yang di lontarkan oleh Raja Abraham kepada dirinya saat itu. “Ayo!” ajak Raja Abraham kepada Rezen yang kini menganggukkan kepalanya dan kemudian melangkah mengikuti langkah sang Raja yang kini keluar dari ruangan tersebut. … Raja Taber saat ini datang dan berhadapan dengan Raja Park dari Kerajaan Chohyeonsiljeog yang datang bersama dengan Keluarganya. “Park!” ucap Raja Taber kepada Raja Park yang kini tersenyum dengan ramah sebelum akhirnya berpelukan dan kemudian mereka berbincang sedikit untuk berbasa-basi, sebelum akhirnya Raja Taber pun berucap, “Maaf sebelumnya, tapi sebenarnya saya memiliki tamu yang terlebih dahulu kuundang dan saya meminta maaf karena kurasa anda dan keluarga harus…- “Kalian bisa bergabung dengan kami!” sebuah ucapan yang di lontarkan oleh Raja Abraham yang datang kala itu memotong kata-kata Raja Taber yang kini menoleh menatapnya bersamaan dengan Raja Park yang kini mengerutkan dahinya, karena mereka belum pernah bertemu sebelumnya. “Hai … saya Abraham, dan saya dari Kerajaan Valens dan ini adalah Rezen kepercayaan saya, senang bisa berkenalan dengan anda… Raja??” tanya Raja Abraham kepada Raja Park yang kini tersenyum dan menjabat tangan dari Raja Abraham yang terulur seraya berucap, “Park!” ucap Raja Park denganh ramah, yang langsung di sambut hangat oleh Raja Abraham yang kini mendekatinya dan merangkulnya, “Kita bisa berbincang bersama, yakan taber?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Raja Abraham pun, membuat Raja Taber mengangguki canggung sekaligus kaget dengan apa yang di ucapkan dan di lakukan oleh Raja Abraham saat itu. “Ah … Permaisuri mu bisa bergabung dengan para ratu, biarkan Arm yang mengantarkannya dan Pangeran kecilmu ini, astaga … berapa umurnya?” tanya Raja Abraham kepada Raja Park yang kini tersenyum dan menatap ke arah sang Pangeran seraya berucap, “Tujuh tahun.” ucap Raja Park kepada Raja Abraham yang kini tersenyum seraya berucap, “Wah! Aku rasa Anakku akan memiliki seornag teman, dia juga satu umur dengan anakmu!” ucap Raja Abraham kepada Raja Park yang kini emnatapnya dengan tidak percaya seraya berucap, “Benarkah??” tanya Raja Park kepada Raja Abraham yang kini mengangguk menjawabnya, “Jadi biarkan Pangeranmu ini pergi bersama dengan Rezen untuk berkumpul dengan yang lainnya, ayo! Kita pergi ke ruang pertemuan untuk berbincang!” ucap Raja Abraham meninggalkan Raja Taber dan yang lainnya yang masih tertegun di sana, namun detik kemudian mereka pun menjalankan apa yang diucapkan oleh RAja Abraham yang kala itu bertindak seolah dirinya lah Raja darim Kerajaan Sctlav. … Pandangan Rezen saat ini menoleh menatap Pangeran kecil yang berdiri kebingungan di sampingnya, yang tentu membuat Rezen kini tersenyum dan berjongkok untuk mengimbangi tinggi sang Pangeran seraya berucap, “Selamat pagi Pangeran, Saya Rezen …” ucap Rezen memperkenalkan dirinya kepada Pangeran kecil tersebut yang kini menolehkan pandangannya menatap ke arah Rezen yang berada di sampingnya saat ini. “Saya Woojin, Rezen.” ucap Pangeran Woojin memperkenalkan dirinya yang kini membuat Rezen pun tersenyum mendengar sang Pangeran mengucapkan namanya kepada Rezen. “Salam kenal.” ucap Rezen yang kemudian membuat Pangeran Woojin pun menganggukkan kepalanya menanggapi ucapan itu. “Mari … saya antar anda ke tempat para pangeran lainnya bermain.” ucap Rezen mengajak Pangeran Woojin menuju gazebo taman bunga matahari, tempat di mana para pangeran tengah berkumpul saat ini. Yang tentu saja membuat Pangeran Woojin kini menganggukkan kepalanya dan kemudian meraih tangan dari Rezen yang terulur kepadanya sebelum akhirnya mereka pun pergi dari aula istana menuju taman bunga matahari. …  To be continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD