Janji Pangeran Eld

1279 Words
Pagi itu, Keluarga Kerajaaan Valens di sambut dengan begitu hangat oleh Keluarga Kerajaan Scotlav, yang tentu saja membuat mereka merasa sangat tersanjung. Pandangan Pangeran Vernom yang semula menoleh menatap megah dan uniknya Kerajaan tersebut kini tertoleh menatap Pangeran Eld yang berjalan mendekati sang kakak dan berbincang sebentar dengannya, yang membuat Pangeran Vernom pun menatap sang Pangeran Eld dengan sangat senang. Menyadari bahwa Pangeran kecil melihati dirinya terus menerus, membuat Pangeran Eld pun kini menolehkan pandangannya untuk menatap ke arah Pangeran Vernom yang kini menyunggingkan senyumannya ketika ia menoleh untuk menatap dirinya. “Hei, Vernom! Akhirnya kita bertemu lagi!” ucap Pangeran Eld kepada Pangeran Vernom yang kini tersenyum dan menganggukkan kepalanya menanggapi pernyataan Pangeran Eld. “Mari! Kita masuk dan berbincang di ruangan ku, biarkan Istrimu dengan Istriku berkeliling dan biarkan anak-aank bermain!” ucapan yang di lontarkan oleh sang Raja dari Kerajaan Scotlav saat itu pun, membuat Pangeran Eld menggandeng tangan Pangeran Vernom dan mengajak Pangeran Arb untuk pergi menuju taman samping Kerajaan. Yang tentu saja membuat mereka sangat senang dan kini berjalan mengikuti langkah kaki dari Pangeran Eld. … Taman yang tengah mereka datangi saat ini adalah taman yang dipenuhi dengan bunga matahari, yang tentu saja membuat Pangeran Vernom merasa sangat terpukau dengan Bunga yang sebelumnya belum pernah ia temui, yang pada akhirnya membuat Pangeran Vernom pun bertanya kepada Pangeran Arb dan juga Pangeran Eld. “Kakak … bunga apakah itu? Warnanya kuning tapi tengahnya besar sekali!” ucap Pangeran Vernom bertanya kepada Pangeran Arb dan juga Pangeran Eld yang kini berucap, “Itu adalah Bunga Matahari, Vernom.” jawab Pangeran Arb kepada Pangeran Vernom yang kini ber’o;ria dan mengangguk-anggukkan kepalanya merasa senang setelah ia mengetahui bahwa nama dari bunga itu adalah bunga matahari. “Apakah bunga matahari tidak panas??” pertanyaan polos dari Pangeran Vernom yang kala itu berusia tujuh tahun pun membuat mereka tertawa dan kemudian membuat Pangeran Eld menggelengkan kepalanya seraya berucap, “Tidak, Vernom … bunga Matahari sangat lezat, dan kau harus tahu itu!” ucap Pangeran Eld kepada Pangeran Vernom yang kini mengerutkan dahinya mendengar ucapan dari Pangeran Eld yang mengatakan bahwa bunga matahari sangatlah lezat. “bunga Matahari itu, bisa di makan?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Vernom kala itu membuat Pangeran Eld nkini menepuk tangannya sebanyak dua kali, yang kemudian mendatangkan dua orang maid istana yang dengan sigap menghampirinya dan memberi hormat dengan sopan kepada mereka bertiga. “Buatkan olahan bunga matahari untuk kami, dan aku ingin yang lezat … karena Pangeran kecil dan sahabatku ingin merasakannya.” ucap Pangeran Eld kepada kedua orang Maid yang kini menganggukkan kepalanya dan kemudian berjalan pergi untuk meninggalkan para pangeran yang ada di sana dan segera mengikuti semua perintah sang Pangeran. Pandangan Pangeran Eld kini menoleh menatap Arb yang terus saja menatap sang Adik yang terlihat sangat senang, yang pada akhirnya membuat Pangeran Eld tahu, jika Pangeran Arb sangat mencintai sang adik. Tidak membutuhkan waktu yang lama dari Pangeran Eld meminta kepada para maid untuk mengolah bunga matahari, kini beberapa maid datang membawakan sajian ringan yang dipesankan oleh Pangeran Eld untuk kedua tamunya. Ialah biskuit biji matahari, roti biji bunga matahari, selai mentega biji bunga matahari dan juga teh bunga matahari. Yang tentu saja membuat Pangeran Vernom terlihat sangat lapar dan sangat menginginkan untuk segera mencicipinya. “Kau boleh langsug mencicipinya, Vernom1” ucap Pangeran Eld, yang langsung saja membuat Pangeran Vernom meraih biskuit yang terlihat sangat menggoda itu. Pangeran Vernom menyantapnya dengan lahap dan senyuman di bibirnya semakin terpasang lebar, yang membuat Pangeran Arb kini kembali menolehkan pandangannya menatap Pangeran Vernom dan kemudian bertanya, “Apakah itu Lezat, Vernom?” tanya Pangeran Arb yang kini menganggukkan kepalanya menanggapi pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Arb kepada dirinya. “Ini lezat sekali!” ucap Pangeran Vernom, yang membuat Pangeran Eld tertawa mendengarnya dan menganggukkan kepalanya seraya berucap, “Hahaha … terima kasih, terima kasih.” ucap Pangeran Eld. “AH! Aku melupakan sesuatu hal … bisakah kalian menunggu sebentar di sini?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Eld pun membuat Pangeran Arb yang mendengarnya menganggukkan kepalanya menanggapi pertanyaan dari Pangeran Eld, sedangkan Pangeran Vernom terus terfokus kepada biskuit dan juga kue-kue yang tersajikan hingga ia tidak mendengar apa yang telah di ucapkan oleh Pangeran Eld yang kini pergi meninggalkan gazebo tersebut. Pandangan Pangeran Arb kini kembali tertuju pada Pangeran Vernom yang masih lahap memakannya, yang tentu saja membuat Pangeran Arb memerhatikan sang adik dengan seksama, namun Pandangan sang kakak kini tertuju pada permukaan kulit dari Pangeran Vernom yang kini mulai memunculkan ruam-ruam yang merah, yang membuat Pangeran Arb dengan pelan mengambil biskuit yang tengah di genggam oleh Pangeran Vernom dan kemudian berucap, “Vernom … apakah kau ingat sesuatu??” pertanyaan yang di lontarkan oleh sang kakak, membuat Pangeran Vernom kini menolehkan pandangannya ke arah sang kakak yang kemudian Pangeran Vernom pun menggelengkan kepalanya tidak tahu tentang apa yang ia katakan. “Bunda pernah mengatakan, jika kita tidak bisa makan sesuatu terlalu berlebihan … jadi, hentikan menyantapnya meski itu lezat, kau mengerti?” tanya Pangeran Arb kepada Pangeran Vernom, yang seolah diingatkan kembali tentang ucapan sang bunda kepada mereka ketika berada di perjalanan menuju ke Kerajaan Soctlav, yang tentu saja membuat Pangeran Vernom segera menganggukkan kepalanya dan kemudian berhenti untuk memakan biskuit tersebut. Di saat yang bersamaan, tanpa sepengetahuan Pangeran Vernom, Pangeran Arb menyembuhkan dirinya dengan naga Healing yang ia temukan beberapa tahun yang lalu. “Hei … aku datang!” ucap Pangeran Eld kepada Pangeran Arb dan juga Pangeran Vernom yang kini menolehkan pandangannya ke arah Pangeran Eld yang kini berjalan dengan membawakan sesuatu yang terbungkus oleh kayu yang cukup panjang, sehingga membuat Pangeran Vernom sangat penasaran dengan apa yang di bawa olehnya saat itu. “Ada hal yang sempat aku lupakan, tapi untunglah aku menyadarinya dan segera membawanya.” ucap Pangeran Eld seraya menatap ke arah Pangeran Vernom yang kini menatapnya dengan tatapan yang bingung. “Ini dia, hadiah yang aku janjikan untuk dirimu … Vernom.” ucap Pangeran Eld kepada Pangeran Vernom yang kini membelalakan matanya dan kemudian melompat dari duduknya untuk kemudian menghampiri Pangran Eld yang kala itu menyodorkan kotak kayu panjang yang ia genggam untuk Pangeran Vernom. “Ini untukku??” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Vernom, membuat Pangeran Eld menganggukkan kepalanya menanggapi pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Vernom. “Ya, itu jelas untukmu. Vernom1” ucap Pangeran Eld yang kemudian membuat Pangeran Vernom dengan penuh semangat meletakannya di kursi panjang gazebo tersebut dan kemudian membuka kotak itu, untuk akhirnya melihat bahwa itu adalah pedang yang sangat tajam dan sangat indah. Diraihnya gagang pedang tersebut dan kemudian Pangeran Vernom melihat dengan seksama ukiran unik dan indah dari pedang yang di genggam oleh dirinya saat itu. “Bagaimana, Vernom?? apakah kau menyukai pedangnya?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Eld pun, membuat Pangeran Vernom menganggukkan kepalanya tanpa sedikit pun menolehkan pandangannya ke mana-mana selain tertuju kepada pedang panjang yang sangat indah itu. “Ya, Vernom sangat menyukainya!” ucap Pangeran Vernom kepada Pangeran Eld yang kini tersenyum dengan senang karena sang Pangeran menyukai hadiah yang di berikan olehnya. “TErima kasih, kak Eld!” ucap Pangeran Vernom, bersamaan dengan itu suara gong terdengar dengan keras, dan pandangan dari ketiga Pangeran yang tengah berada di taman samping istana pun menoleh untuk kemudian menatap ke arah satu Kereta kuda yang datang, yang membuat Pangeran Eld terbingung-bingung setelah menyadari bahwa ada Kerajaan lain yang datang di saat yang bersamaan dengan Kerajaan Valens saat ini. “Siapa itu, Eld?” tanya Pangeran Arb, yang membuat Pangeran Eld kini menggelengkan kepalanya seraya terbangkit dari duduknya untuk kemudian melambaikan tangannya memanggil salah seorang prajurit yang tengah berjaga saat itu.  ... To be Continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD