Penobatan

1197 Words
Waktu berlalu dengan begitu cepat, dan ini merupakan enam hari semenjak keputusan untuk penobatan di laksanakan oleh Raja Abraham pada saat itu. Siang itu, Raja Abraham tengah membaca beberapa peraturan mengenai hal-hal yang harus di lakukan ketika melaksanakan penobatan kepada Pangeran yang terlambat di tobatkan, karena pada kenyataanya Pangeran Ilyash belum di tobatkan sama sekali. “Rezen, Apakah kita sudah mempersiapkan jamuan berupa embun yang diambil dari kelopak bunga lotus?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Raja Abraham pada saat itu, membuat Rezen yang tengah membaca beberapa keluhan dari masyarakat pun menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu dan kemudian berucap, “Saya dan Ray sudah mencari dan mendapatkannya kemarin malam, Baginda Raja … anda tidak perlu khawatir tentang Air embun lotus!” jelas Rezen kepada Raja Abraham yang kini menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu, “Syukur lah jika semuanya telah di siapkan, kita tidak perlu menyiaokan hal yang lainnya lagi bukan?” ucap Raja Abraham kepada Rezen yang kini menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu dan kemudian berucap, ”Saya rasa seperti itu!” jelas Rezen kepada Raja Abraham yang kemudian membuatnya menganggukan kepala. Tok … tok … tok … Sebuah ketukan yang di dengar oleh keduanya saat itu pun membuat Rezen kini berucap, “Siapa itu?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Rezen pada saat itu membuat orang yang mengetuk di sana pun berucap, “Ya baginda Raja, Raja Ginormous dari Kerajaan Clairchanter datang untuk berbincang!” ucap sang Prajurit di sana, yang tentu saja membuat Rezen menolehkan pandangannya ke arah Raja Abraham yang kemudian menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu, ”Persilahkan beliau untuk masuk!” ucap Rezen kepada sang Prajurit, yang kemudian tidak lama dari sana pintu pun terbuka dan Raja Ginormous dari Kerajaan Claichanter pun masuk ke dalam ruangan Kerajaan dan menatap ke arah Raja Abraham dengan cukup serius pada saat itu. Yang tentu saja membuat Raja Abraham yang melihatnya mengetahui jika ada sesuatu hal yang akan terjadi jika ia datang dengan tatapan seperti itu kepada dirinya, “Apa yang mendatangkan mu ke mari, Ginormous?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Raja Abraham membuat Raja Ginormous kini tersenyum dan kemudian berucap, “Tentu ada sesuatu hal yang membuatku ke mari, Ab … kau memutuskan untuk menobatkan putramu, tapi kenapa tidak ada undangan yang datang bahkan satu hari sebelum semuanya di laksanakan?” pandangan Raja Abraham saat ini pun segera menoleh menatap ke arah Raja Ginormous yang kala itu merautkan wajah meminta penjelasan kepada dirinya, yang tentu saja membuat Raja Abraham kini mengerutkan dahinya dan kemudian berucap, “Apakah aku harus mengundang para Raja untuk kemari hanya untuk penobatan, Rezen?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Raja Abraham pada saat itu pun membuat Raja Ginormous kini menghembuskan napasnya menanggapi hal itu dan kemudian berucap, “Tentu saja, Ab! Apakah kau ingin seusatu hal buruk terjadi kepadamu, huh?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Raja Ginormous saat itu pun membuat Raja Abraham kini mengerutkan dahinya dan kemudian berucap, “Memangnya, hal buruk apa yang akan menimpaku jika aku tidak mengundang mereka, Ginormous?!” sebuah pertanyaan yang terlewat santai pada saat itu pun membuat Raja dari ClairChanter itu pun berucap, “Ketika Pangeran ditobatkan tanpa ada yang mengetahuinya sama sekali, dan dikala mereka tahu jika Kerajaanmu ternyata mengalami kekosongan Calon Raja, maka akan banyak ultimatum yang berdatangan, atau setidaknya mereka akan membuat sebuah aliansi tanpa kau sadari untuk memerangi kerajaanmu sendiri, Ab!” jelas Raja Ginormous dengan penuh keseriusan, yang tentunya membuat Raja Abraham kini membuka mulutnya dengan lebar dan kemudian berucap, “Ah … aku tidak memikirkan sampai ke sana, Ginormous, bagilah … Rezen tolong sebar luaskan surat undangan kepada para Raja!” ucap Raja Abraham memerintah Rezen yang kini mengangguk menanggapi hal itu, dan dirinya pun pergi dari ruangan itu untuk mengurusi surat undangan untuk para Raja. Pandangan Raja Ginormous kini menoleh menatap Raja Abraham yang kemudian dirinya pun menggelengkan kepalanya di sana, menyadari jika Raja Ginormous melihatinya seperti seseorang yang iba kepadadirinya, membuat Raja Abraham kini bertanya, “Kenapa kau melihatiku seperti itu?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Raja Abraham pada saat itu pun membuat Raja Ginormous kini hanya bisa menggelengkan kepalanya menanggapi hal itu. Ia memilih untuk tidak mengambil hal yang sulit saat itu, karena jika ia jelaskan kepada Raja Abraham, maka permasalahannya akan cukup rumit, karena ia tahu jika Raja Abraham pasti akan menanggapi semua protesan darinya yang tentu saja akan membuatnya menjadi lelah sendiri. … Hari penobatan pun tiba, persis seperti apa yang diucapkan oleh Raja Ginormous kepada Raja Abraham, banyak dari mereka yang datang dan mengeluh mengenai undangan yang datang secara tiba-tiba, yang tentu saja membuat Raja Abraham tidak menjawab apapun selain tersenyum dan mengatakan bahwa dirinya lupa untuk membuat sebuah undangan, dan tentu saja banyak dari mereka menjadi mengeluh karena kecerobohan dari Raja Abraham di sana. “Ngomong-ngomong, kenapa kau baru akan menobatkannya di usianya yang ke sepuluh?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Raja dari Kerajaan Api, yang tentu saha membuat Raja Abraham kini tersenyum dan menanggapi ucapannya dengan membenarkan dan berkata, “Sembilan … usia Ilyash adalah sembilan!” jelas Raja Abraham, tanpa rasa hormat sedikit pun kepada Raja Api di sana, yang tentu saja membuat lelaki itu kini terkekeh melihat keangkuhan yang di perlihatkan oleh Raja Abraham kepadanya. “Kh! Ya … kau benar, dia sembilan tahun … lalu apa bedanya? Setahuku … jika Pangeran yang tidak pernah di tobatkan, secara tiba-tiba di tobatkan … berarti kalian memiliki sebuah masalah yang serius di sini, ke mana Pangeran Vernom?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Raja Api di sana membuat banyak Raja yang mendengarnya kini menolehkan pandangannya ke arah Raja Abraham yang kini tersenyum dan kemudian berkata, “Aku memerintahkan dirinya untuk berkelana, sama seperti diriku yang berkelana ketika usiaku muda … tidak terlambat baginya yang berusia sembilan belas untuk melakukan hal yang sama dan belajar menjadi lelaki yang tangguh melalui alam dan bumi, benar bukan? Bagaimana dengan anakmu sendiri, Elder? Aku dengar dia alergi matahari bukan? Dia jarang sekali ke luar!” ucap Raja ABraham mulai menyindir Raja Elder, Raja dari kerajaan Api, yang tentu saja membuat beberapa Raja dari mereka kini menahan tawanya mendengar hal itu. ”Dia bukan Alergi matahari, dia hanya tidak suka berpergian ke luar jika tidak ada keperluan yang lainnya, Abraham!”jelas Raja Elder membela anaknya, yang membuat Raja Abraham kini menganggukkan kepalanya untuk menanggapi hal itu. “Ah … kau benar!” balas Raja Abraham kini berjalan untuk meninggalkan Raja Elder di sana. “Anda benar-benar tidak akan tinggal diam jika ada sedikit saja yang mengganggu!” gumam Rezen yang kini berjalan mengimbangi Raja ABraham yang berjalan menuju kursinya, yang tentu saja membuat Raja Abraham kini menyunggingkan senyumannya dan kemudian berucap, “Kau mengetahuiku dengan baik, Rezen … sekarang panggilkan Szam dan Ilyash, kita akan memulau penobatannya!” perintah Raja Abraham, dan pada akhirnya waktu penobatan dari Pangeran Ilyash pun tiba. Dengan disaksikan oleh para Raja dan Para petinggi naga, Pangeran Ilyash pun di tobatkan sebagai seorang Pangeran terakhir dari Kerajaan Valens. Dan di hari itu pula, Pangeran Ilyash merasa bahwa dirinya memiliki beban yang berat dan mulai berusaha untuk belajar dan mengikuti banyak hal mengenai Kerajaan Valens. …  To be continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD