Penyerangan

1136 Words
Sesampainya Pangeran Ilyash bersama dengan Adalard di perbatasan hutan yang membatasi antara sungai Issen dan Hutan terlarang, Pangeran Ilyash pun langsung saja mencari tanaman yang ia cari tanpa memperdulikan yang lainnya. Yang membuat Adalard lagi-lagi harus bersiaga terhadap apa yang akan terjadi nantinya, ia masih memegangi pedang yang tertempel di pinggangnya dengan sarung pedangnya. SRAKK!! Sebuah pergerakan yang cepat yang muncul dari sudut kanan tempat Adalard dan Pangeran Ilyash saat itu membuat Adalard dengan cepat menoleh ke arah kanan untuk memastikan apa yang baru saja melewati mereka saat itu. Tidak hanya Adalard, namun Pangeran Ilyash pun kini ikut menoleh ke arah samping kanan setelah dirinya mengetahui bahwa ada sesuatu yang melesat dengan cepat tepat di samping dirinya. Pergerakan itu lah yang membuat Pangeran Ilyash berdiri dan melangkah untuk mendekati Adalard yang kini berjalan mendekati lokasi pergerakan itu. “Pangeran, jangan jauh-jauh dari saya!” ucap Adalard kepada Pangeran Ilyash yang kini menganggukkan kepalanya dengan cepat dan berlindung tepat di belakang tubuh Adalard yang kini mulai menghunuskan pedangnya dan mendekati titik pergerakan yang tadi di lihat oleh keduanya di hutan pinggir sungai issen wilayah Kerajaan Valens. Srakk!! TRANG!!! Pergerakan Adalard sangatlah cepat, ia dengan sigap menangkis pedang yang datang dan hendak menyerang Pangeran Ilyash yang berada di belakangnya, dengan gerakan cepat Adalard memutar dan langsung menangkis serangan itu sehingga pangeran Ilyash terkejut menyadarinya. Bahkan tidak hanya satu orang, pandangan Adalard kala ini menoleh ke arah samping kiri, di mana seseorang berpakaian lusuh itu berlari hendak menyerang Pangeran. Dengan segera Adalard menendang orang yang berada di depannya dan kembali menangkis dan menyerang lelaki yang baru saja berlari di samping kirinya. Brught!! Trang!!! “Adalard!” panggilan Pangeran Ilyash membuat Adalard kini menoleh dengan cepat ke arah sang Pangeran dan mendapati bahwa penjahat yang sempat menyerangnya kini berlari mendekati sang pangeran. Merasa bahwa ia harus menghentikan mereka, membuat Adalard pun tidak memiliki pilihan lain selain melukai salah satu penjahat yang tengah berada di hadapan dirinya. Srang!! “Arhk!” Suara desingan pedang dan ringisan sang penjahat membuat Pangeran Ilyash menoleh menatap Adalard yang dengan cepat berlari melesat dan kembali melumpuhkan musuh yang hendak menyerang Pangeran Ilyash yang tengah terduduk lemas karena takut di samping pepohonan dan semak-semak yang tidak jauh dari tempat Adalard saat ini. Trang!! Serangan Adalard mampu ditangkis oleh orang yang satu ini, dan tangkisan itu tentu mengejutkan Adalard yang kini kembali menyerangnya dan lagi-lagi ditangkis oleh lelaki tersebut. Tidak sampai di situ, dari arah belakang si penjahat, Adalard bisa dengan jelas melihat orang-orang sekutu yang menyerangnya datang untuk membantu, dan hal itu tentu tidak menguntungkan bagi Adalard jika sang Pangeran masih berada di sampingnya. “Pangeran, bersembunyi!!” ucap Adalard kepada Pangeran Ilyash yang kini terkejut mendengarnya. Mendengar perintah dari sang pelindung, membuat Pangeran Ilyash segera merangkak masuk ke dalam semak-semak untuk bersembunyi sesuai interuksi dari Adalard. Ia bersembunyi ketakutan karena belum pernah melihat hal yang seperti itu di dalam istana, ia berusaha untuk tidak bersuara dan tetap bersembunyi di dalam salah satu semak-semak belukar yang ada di dalam hutan perbatasan. Trang!! Trang!! Brught!! Trang!! Pandangan Pangeran Ilyash kini mengintip ke arah tempat di mana Adalard tengah melawan empat orang penjahat sekkaligus. Sang pelindung sangat handal, ia seorang diri dengan berani melawan keempat orang yang menyerangnya menggunakan pedang, tentu saja itu membuat Pangeran Ilyash merasa khawatir dan cemas. Ia ingin sekali membantu, namun ia tidak bisa melakukan apapun saat ini, dan ia takut tindakannya justru akan merugikan sang pelindung. Napas Pangeran Ilyash kini memburu dan jantungnya berdegup dengan kencang, ia sangat ingin membantu namun ia tidak bisa melakukannya dan ia merasa bahwa ia menjadi seseorang yang tidak berguna saat itu. WOOOOOONGG!!! Sebuah suara terompet terdengar dari sebrang sungai Issen, dan itu adalah hutan terlarang. Terompet itu berasal dari arah sana, dan di saat yang bersamaan beberapa anak panah pun melesat dengan cepat dan membunuh keempat penjahat yang tengah bertarung dengan Adalard. Syuutt!!! Jleb!! “Arrrrkkk!!” Tidak hanya Pangeran Ilyash, bahkan Adalard sendiri pun terkejut menyadari bahwa suara itu muncul dari balik hutan terlarang. Pangeran Ilyash kini segera keluar dari tempat persembunyiannya dan segera mendekati Adalard setelah ia mengetahui bahwa penjahat-penjahat itu telah dilumpuhkan oleh panah yang berasal dari hutan terlarang. “Siapa yang melakukannya, Adalard??” tanya Pangeran Ilyash terlihat panik kepada Adalard yang kini menyipitkan pandangannya untuk melihat siapa yang baru saja membantu dirinya melumpuhkan para penjahat itu, dan bersamaan dengan itu ia melihat sesosok manusia setengah kuda yang bertanduk tengah menatap dirinya dan juga sang Pangeran dibalik semak-semak hutan terlarang, dan bahkan tidka hanya itu, Adalard juga mendapati bahwa lelaki separuh kuda itu kini tengah menggenggam busur panah yang ia yakini digunakan oleh makhluk itu dalam membantunya. Namun, ia tidak mungkin berucap seperti itu dan menakut-nakuti sang Pangeran. Yang pada akhirnya membuat Adalard menggelengkan kepala untuk menjawab pertanyaan sang Pangeran. “Saya pun tidak mengetahuinya, Pangeran.” ucap Adalard kepada Pangerna Ilyash seraya menoleh menatap sang Pangeran yang kini menghembuskan napasnya masih menampakkan raut yang ketakutan, hal itu membuat Adalard kembali bertanya kepada dirinya, “Apakan anda sudah menemukan tanaman yang anda cari, Pangeran?” tanya Adalard kepada Pangeran Ilyash yang kini menganggukkan kepalanya dan menunjukkan tanaman yang digenggam oleh Pangeran Ilyash saat itu. “Ya, saya sudah mendapatkannya … ayo, lebih baik kita segera pulang.” ucap Pangeran Ilyash kepada Adalard yang mengangguk setuju dengan usulan yang diberikan oleh Pangeran Ilyash. “Ayo Pangeran!” ajak Adalard kepada Pangeran Ilyash yang kini menganggukkan kepalanya dan mereka pun berjalan untuk kembali ke Istana kerajaan, dengan perasaan yang masih berdebar-debar tentunya bagi Pangeran Ilyash yang kini berjalan dengan wajah yang memucat. Sesampainya mereka di gerbang istana, Adalard memberikan status penyerangan yang ia dan sang Pangeran alami di perbatasan sungai Issen kepada beberapa prajurit penjaga, yang tentunya mereka pun segera menghampiri lokasi tersebut untuk membersihkan sisanya. “Pangeran, apakah anda baik-baik saja?” sebuah pertanyaan yang terlontar dari Adalard saat itu membuat Pangeran Ilyash yang tengah membuka buku racikan obat-obatan pun kini menoleh menatapnya dan menghembuskan napasnya dengan pelan seraya menganggukkan kepalanya. “Aku baik-baik saja … tapi Adalard, kenapa mereka mau menyakitiku seperti itu?? apakah aku telah berbuat sebuah kesalahan??” tanya Pangeran Ilyash kepada Adalard yang kini menoleh menatapnya dan segera saja menggelengkan kepala untuk menjawab pertanyaan polos dari Pangeran Ilyash. “Tidak Pangeran, mereka adalah para penjarah yang tidak melihat kalangan dan akan melukai siapapun yang mereka rasa memiliki harta yang bisa menghidupi mereka.” penjelasan Adalard kepada Pangeran Ilyash membuat Pangeran Ilyash tertegun memikirkannya. “Apakah mereka adalah orang dari desa?” tanya Pangeran Adalard yang kini menggelengkan kepalanya seraya berucap, “Mereka bisa dari desa, dan bisa juga dari perompak yang menyamar menjadi para pengelana, Pangeran.” jawab Adalard kepada Pangeran Ilyash yang kini kembali terdiam dan menghembuskan napasnya, yang tentu saja membuat Adalard menjadi penasaran dengan apa yang di pikirkan oleh sang Pangeran saat ini.  ... To be continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD