Rapat Keputusan Hukuman Pangeran Ilyash

1430 Words
Setelah mendengar ucapan yang di lontarkan oleh Raja Abraham perihal rapat yang akan di lakukan pada hari itu, tentu saja membuat perasaan dari Pangeran Ilyash menjadi tidak menentu. Dirinya kini berjalan keluar dari ruang kerajaan untuk kemudian mendapati sang pelindung, Adalard tengah berdiri dan menunggu dirinya keluar dari ruang Raja siang itu. Dengan langkah kaki yang Adalard lakukan dengan cepat, ia berjalan untuk menghampiri sang Pangeran dan kedua matanya kini menatap anak berusia sembilan saat itu. “Bagaimana Pangeran? Apa yang Baginda katakan kepada anda?” pertanyaan yang di lontarkan oleh Adalard pada saat itu pun membuat Pangeran Ilyash kini menoleh menatapnya dan menghembuskan napas dengan pelan seraya berkata, “Raja akan mengadakan rapat putusan hukum perihal ini, dan besok adalah keputusannya, Adalard!” jelas Pangeran Ilyash, yang membuat Adalard mengerti perasaan Pangeran Ilyash saat ini. Dirinya pasti merasa tidak tentu karena keputusan hukumannya di gantungkan oleh snag Raja hingga esok hari. Karena merasa tidak tega melihat sang Pangeran terlihat gelisah seperti itu, pada akhirnya Adalard pun berucap, “Pangeran … apakah tidak sebaiknya kita kembali ke lab? Saya tadi bertemu dengan Ray dan beliau mengatakan jika dirinya telah menemukan buku pengobatan kuno yang anda cari selama ini dan dia juga mengatakan jika menyimpan buku itu di ruang lab anda!” jelas Adalard kepada Pangeran Ilyash, ia sengaja membahas topik lain agar setidaknya sang Pangeran tidak terlihat gelisah memikirkan keputusan hukuman dari sang Raja, dan untung saja sang Pangeran teralihkan dan menganggukkan kepalanya untuk menanggapi ucapan dari Adalard saat itu. “Ya … lebih baik kita segera pergi ke lab!” jelas Pangeran Ilyash kepada Adalard yang kini menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu, dan keduanya pun berjalan meninggalkan lorong ruang Raja untuk pergi menuju laboratorium tempat di mana merupakan ruang kerja dari Pangeran Ilyash. … Berbeda dengan Pangeran Ilyash yang kini berjalan menuju ruang laboratorium miliknya, Raja Abraham kini beranjak dari kursinya untuk kemudian keluar dari ruang Raja untuk pergi ke ruang para petinggi naga dan bersiap untuk mengadakan rapat keputusan yang sempat ia bicarakan dengan Rezen. “Apakah anda yakin akan hal ini, Baginda?” pertanyaan yang kembali di lontarkan oleh Rezen pada saat itu pun tidak membuat langkah kaki dari Raja Abraham yang kala itu melangkah keluar dari ruangannya berhenti barang sedikit pun, ia hanya menganggukkan kepala untuk menanggapi pertanyaan yang di lontarkan oleh Rezen pada saat itu, yang pada akhirnya Rezen hanya bisa mengikuti langkah kaki sang Raja untuk pergi bersama-sama menuju ruang para petinggi naga. Setibanya Raja Abraham di ruang para patinggi naga, dirinya cukup terkejut karena saat itu Szam segera berjalan mendekati sang Raja dengan raut wajah yang khawatir dan kemudian berucap, “Katakan jika pelaku dari tabib itu bukanlah Pangeran?! dan katakan jika kau tidak akan menjatuhi hukuman mati kepadanya, Ab!” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Szam pada saat itu, tentu saja membuat Raja Abraham mengerutkan dahinya menanggapi hal itu, “Dari mana kau tahu hal itu?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Raja Abraham membuat Szam menghembuskan napasnya mendengar pertanyaan itu dan kemudian berucap, “Aku mendengar percakapan yang kalian katakan di ruang kerajaan melalui telepathy yang aku sambungkan kepada dirimu tentunya, Ab!” jelas Szam kepada Abraham yang kini membelalakan kedua matanya dan kemudian kembali bertanya, “Sejak kapan kau menyambungkannya?!” tanya Raja Abraham terlihat kaget dengan hal itu, dan membuat Szam kini tersenyum dan berucap, “Pagi tadi, ketika kita bertemu di lorong istana, Ab!” jelas pemimpin petinggi naga itu, yang tentu saja membuat Raja Abraham kini hanya bisa menghembuskan napasnya seraya menggelengkan kepalanya menanggapi penjelasan tersebut. Sedangkan Rezen kini berdeham dan kemudian membahas topik utama mengenai alasan Raja Abraham dan dirinya datang ke mari, dengan berucap. “Szam, Raja Abraham ingin mengadakan rapat keputusan hukuman untuk Pangeran Ilyash, jadi tolong kumpulkan yang lainnya agar kita bisa memulai rapat kita hari ini!” ucapan yang di lontarkan oleh Rezen pada saat itu pun membuat Szam terkejut mendengarnya, pandangannya kini menoleh menatap Raja Abraham yang mengangguk menyetujui ucapan dari sang Kepercayaan di sana, yang pada akhirnya Szam pun mengikuti kata-kata dari Rezen siang itu. … “Apa?! jadi orang yang membuat Vernom keluar dari Kerajaan adalah Ilyash?!” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh beberapa naga di situ pun membuat Raja Abraham kini menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu, “Lalu apa yang akan kau lakukan sekarang, Abraham?? hukuman apa yang pantas kita berikan kepada Ilyash?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Amer pada saat itu pun membuat Raja Abraham terlihat terdiam berpikir, dan kini seluruh pandangan tertuju pada Szam yang ada di sampingnya, “Bagaimana menurutmu, Szam? Kau adalah pemimpin petinggi … kau harus bisa memutuskan hukuman yang bagus untuk Ilyash saat ini!” jelas salah satu dari banyaknya petinggi naga yang ada di sana, yang tentu saja kini membuat Szam kebingungan mendengar hal itu, karena pasalnya Szam tidak ingin memberikan hukuman yang berat kepada anak itu, karena ia tahu peristiwa mengerikan saat ia dibakar di depan Szam, ia tidak ingin melihat anak itu kesakitan lagi. “A … eum … aku tidak yakin dengan hukuman yang akan aku berikan kepadanya nanti!” jelas Szam kepada para naga yang ada di sana, yang tentu saja membuat mereka semua terkejut mendengarnya berucap seperti itu. “Kau adalah pemimpin naga, naga yang memutuskan hukuman … bagaimana bisa kau tidak tahu?!” tanya Amer kepada Szam yang kini menghembuskan napasnya dan tidak menanggapi pertanyaan itu, karena kini dirinya lebih memilih menoleh manatap Raja Abraham seraya bertanya, “Apa putusanmu, Ab?” tanya Szam kepada Raja Abraham yang tentu saja membuat para petinggi naga lainnya hanya bisa menggelengkan kepala menanggapi hal itu, “Aku akan menjatuhi hukuman yang setimpal untuknya, Szam!” jelas Raja Abraham, yang tentu saja membuat Rezen kini menolehkan pandangannya ke arah sang Raja, seolah dirinya merasa tidak akan setuju dengan apa yang nantinya akan ia berikan kepada Pangeran Ilyash, karena ia tahu jika tidak semua keputusan Raja adalah benar. “Apa itu, Ab?” tanya Szam mendengat penjelasan dari Raja Abraham yang kini kembali berucap, “Aku akan menjadikannya sebagai calon Raja sementara di Kerajaan ini, setidaknya sampai Pangeran Vernom kembali ke kerajaan!” jelas Raja Abraham, yang tentu saja keputusan hukuman itu mengejutkan banyak pihak termasuk para petinggi naga di sana. “Apa?! apa kau gila, Ab?! bagaimana bisa kau menjadikann ya sebagai calon Raja?! itu tidak bisa terjadi!” ucap Amer dan yang lainnya tidak terima dengan keputusan tersebut, yang kini membuat Raja Abraham menoleh menatap mereka semua yang memprotes di sana, “Kenapa tidak bisa?!” tanya Raja Abraham menanggapi penolakan dari  mereka, “Dirinya belum kau tobatkan, dan aku menjadikannya calon Raja sekarang?! kau benar-benar gila!” ucap salah satu dari kelima petinggi naga yang memprotes, yang tentu saja membuat Raja Abraham kini berucap, “Saya mengatakan sementara! Apakah kau tidak mengerti dengan kata itu?! lagi pula, jika kita menjatuhi hukuman mati kepada Ilyash, apa yang akan terjadi selanjutnya?! siapa yang akan memimpin, jikalau Vernom tidak kembali?! Rainer Muller? Apakah kalian sudi, jika Kerajaan ini di pimpin oleh seorang pelanggar peraturan yang menjijikan?! mau di bawa ke mana martabat kerajaan ini jika Rainer yang akan menjabat!, itu lah kata yang akan kalian ucapkan nantinya! Keputusanku Mutlak, jika kalian tidak menginginkan Ilyash sebagai Calon Raja sementara nantinya, maka bersiap lah akan menghadapi kehancuran setelah aku mati!” jelas Raja Abraham kepada mereka-mereka yang sempat keberatan dengan apa yang diusulkan oleh Raja Abraham. Namun, ketika sang Raja menjelaskan gambaran yang kemungkinan akan terjadi selanjutnya, membuat mereka yang keberatan pun kini terdiam dan terduduk di sana, menandakan bahwa mereka akan mengikuti usulan itu. “Jadi … adakah dari kalian yang keberatan dengan usulan Baginda terhadap hukuman yang akan di jatuhkan kepada Pangeran?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Rezen pada saat itu sama sekali membuat mereka tidak bersuara, yang pada akhirnya keputusan pun sudah diambil saat itu. “Baiklah … kita akan menarik keputusannya, sesuai dengan apa yang di usulkan oleh Raja Abraham dan akan saya setujui selaku Pemimpin petinggi naga, Pangeran Ilyash Muller akan dijatuhi hukuman karena telah membuat sebuah kesalahan, dan hukuman yang di berikan adalah menjadi calon Raja sementara hingga Pangeran Vernom kembali ke kerajaan Valens di masa mendatang! Dan tentu saja kita akan mengadakan Penobatan tertutup satu minggu dari hari ini dan itu akan disetujui oleh Saya dan Raja Abraham! Rapat hari ini selesai!” jelas Szam seraya mengetuk palu yang ada di sampingnya ke sebuah kotak yang terbuat dari pohon jati yang kala itu pun menghasilkan bunyi ketukan yang cukup keras di sana, menandakan bahwa semua keputusan tidak bisa di tarik kembali pada saat itu. …  To Be continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD