Hukuman yang Mengejutkan

1687 Words
Langkah kaki Raja Abraham saat itu berjalan keluar dari ruang para petinggi naga, bersamaan dengan Rezen yang berjalan di sampingnya saat itu, yang kini sesekali menoleh menatap sang Raja yang berjalan dengan raut seriusnya di sana. Melihat itu, membuat Rezen mengembangkan senyumnya dan kemudian berucap, “Saya tidak menyangka, anda akan memutuskan hal itu kepadanya … Baginda!” sebuah ucapan yang di lontarkan oleh Rezen kepada Raja Abraham pada saat itu pun membuat Raja Abraham kini mengerutkan dahinya dan menolehkan pandangan ke arah sang Kepercayaan seraya bertanya, “Apa yang kau maksud?!” tanya Raja Abraham kepada Rezen yang kini berucap, “Tidak biasanya kau bersikap lembut seperti itu, kau meringankan hukuman kepada Pangeran Ilyash, tidak seperti kau yang biasanya … ada apa? Apakah ada hal yang membuatmu tersanjung sehingga kau mengusulkan hukuman itu kepada dirinya, Ab?” pertanyaan yang terkesan bukan dari seorang Kepercayaan melainkan dari seorang teman di sana pun membuat Raja Abraham kini menyunggingkan senyumannya menanggapi hal itu dan kemudian berucap, “Dia adalah anakku, Rezen … meski banyak yang mengatakan bahwa aku membencinya, tidak semua orang tahu jika aku sangat menyayanginya dengan caraku sendiri. Mungkin bagi Ilyash ini adalah hukuman yang paling berat karena ia tidak bisa melakukan apapun dan ia pasti akan mendapatkan banyak hinaan dari banyak pihak, namun aku sengaja melakukannya agar setidaknya dirinya bisa menjadi anak yang kuat! Itu lah yang aku harapkan darinya saat ini, aku tidak perduli dengan kekosongan kerajaan nantinya, tapi setidaknya aku tidak akan membirkan pedang menghunus kepalanya karena kesalahannya hari ini, beruntunglah kita … ESA sudah mati dan tidak menjabat, apa jadinya jika ia yang ada di sana? aku tidak memiliki kehendak sama sekali di meja rapat jika ia ada di sana tadi!”jelas Raja Abraham kepada Rezen yang kini tersenyum dan menganggukkan kepalanya menanggapi penjelasan itu, ia sangat tahu mengenai tindakan yang ia ambil dalam memberikan kasih sayang kepada sang Pangeran, ia memberikan seorang Pelindung, memberikan ruang lab, dan bahkan meringankan hukumannya. Tak banyak yang tahu jika tindakan itu berupa sebuah bentuk kasih sayang yang ia tunjukkan kepada Pangeran Ilyash. Karena peristiwa pembakaran dan pelemparan yang ia lakukan terhadap sang Pangeran lah yang menutupi tindakannya saat ini. Namun Rezen tahu, Raja Abraham sangat menyayangi Pangeran Ilyash bahkan melebihi rasa sayangnya kepada Pangeran Arb dan Pangeran Vernom. … Hari itu  berlalu dengan begitu cepat, dan tidak terasa mentari pagi kembakli menyapa penduduk Valens dan termasuk sang Pangeran yang kini terlihat tegang dari pagi yang biasanya. Bagaimana tidak? Hari ini merupakan hari keputusan hukuman dari sang Raja, yang tentu saja tidak akan membuat dirinya menyepelakan hal itu. “Apakah saya harus ikut dalam acara sarapan pagi di hari ini?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan dengan pelan oleh Pangeran Ilyash pada saat itu pun kemudian diikuti oleh suara dari ketukan pintu yang membuatnya cukup terkejut di sana, yang kini menoleh dengan cepat ke arah pintu tersebut. “Siapa?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Ilyash di sana, pada akhirnya membuat seseorang yang mengetuk itu kini menjawab, “Ini saya Pangeran, Adalard!” ucap Adalard, yang tentu saja membuat Pangeran Ilyash kini hanya bisa menghembuskan napasnya menanggapi jawaban yang di lontarkan oleh Adalard kepadanya di sana. “Yeah, Adalard … saya akan selesai sebentar lagi!” ucap Pangeran Ilyash, seolah tahu jika kedatangan Adalard saat itu adalah untuk menemani dirinya pergi dari ruang kamar menuju ruang makan, dan itu termasuk ke dalam kebiasaan keduanya yang didasari dari peraturan yang ada. Cklek!  Pintu pun di buka oleh Pangeran Ilyash yang kala itu terlihat rapi seperti biasanya, dan membuat sang pelindung melangkah mundur sebanyak tiga kali untuk memberikan hormatnya kepada Pangeran Ilyash yang kini mengangguk menanggapi hal itu. Dan kini keduanya pun berjalan menuju ruang makan kerajaan. “Apakah anda baik-baik saja, Pangeran?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Rezen pada saat itu, membuat Pangeran Ilyash yang tengah berjalan di hadapannya saat ini pun menggelengkan kepalanya dengan pelan menanggapi pertanyaan itu, “Tidak Adalard, kau tahu sendiri hari ini merupakan hari di mana hukuman itu di jatuhkan kepada saya!” jelas Pangeran Ilyash kepada Adalard yang kini menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu, dan kemudian mereka berdua pun berada di dalam ruang makan, yang tentu saja membuat Adalard segera pergi menuju tempat di mana Rezen berdiri saat ini, dan Pangeran Ilyash tertegun sebentar ketika mendapati sang Raja tengah terduduk di depan meja makan saat itu, yang tentu saja membuat dirinya kini merasa gemetar melihatnya. Namun, karena ini adalah waktu makan, Pangeran Ilyash yakin jika Raja Abraham tidak akan membahas apapun mengenai hukuman di depan meja makan saat ini. Pada akhirnya, membuat Pangeran Ilyash pun berjalan mendekati meja makan untuk kemudian melaksanakan makan bersama dengan sang Raja dan juga Pangeran Rainer yang baru saja keluar dari ruang kamarnya yang kala itu pun di kawal oleh dua prajurit penjaga. Sedangkan sang Ratu tidak lagi terlihat semenjak Pangeran Ilyash terakhir kalinya bertemu dengan sang ibunda di medan perang, ketika dirinya menyembuhkan sang kakak. Makan pagi pun di laksanakan dengan kesunyian, yang tentu saja membuat Pangeran Rainer yang menyadarinya kini melirik ke arah sang kakak yang tengah menyantap roti panggang yang selesai ia oleskan mentega. “Ada apa melihatku seperti itu, Rainer?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Raja Abraham pada saat itu pun membuat Pangeran Rainer yang mendengarnya kini terkekeh seraya berucap, “Khkh … tidak, hanya saja suasana ini terlalu sepi bagiku, adakah hal yang aku lewati di sini saat ini, kakak?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Rainer pada saat itu pun membuat Raja Abraham menghembuskan napasnya seraya berucap, “Rezen akan menjelaskannya kepadamu, aku tidak memiliki waktu untuk membahas tentang hal yang kau lewatkan hari ini!” ucap Raja Abraham kepada Pangeran Rainer yang kini mengerutkan dahinya, merasa jika memang ada hal yang ia lewatkan saat itu, yang pada akhirnya membuat Pangeran Rainer pun menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu. “Baiklah … saya akan menunggu Rezen menceritakan semuanya kepada saya!” ucap Pangeran Rainer, sebelum akhirnya dirinya pun kembali melanjutkan sarapan paginya. … Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Raja Abraham di hari yang lalu, setelah sarapan pagi usai, Pangeran Ilyash bersama dengan Adalard kini berjalan menuju ruang sang Raja, dan sepanjang mereka berjalan menuju ruang tersebut, Pangeran Ilyash selalu menghembuskan napasnya dengan pelan, meski pun itu tidak terlihat oleh beberapa pelayan yang di lewati olehnya, namun Adalard mengetahui akan hal itu. “Bersemangat lah Pangeran, Saya yakin hukuman yang diberikan bisa anda jalani dengan mudah!” ucap Adalard kepada Pangeran Ilyash, yang kini menghembuskan napasnya lagi dan kemudian menolehkan pandangannya ke arah Adalard seraya berucap, ”Apakah Baginda Raja tidak akan memenggal saya?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Ilyash pada saat itu pun membuat Adalard menganggukan kepalanya menanggapi hal itu. “Saya yakin jika Baginda tidak akan melakukan hal sekejam itu kepada anda!” jelas Adalard kepada Pangeran Ilyash yang membuat dirinya kini menghembuskan napasnya dan menganggukkan kepala pelan untuk menanggapi hal itu. … Langkah kaki keduanya kini berhenti tepat di depan ruangan Raja, yang kemudian membuat Pangeran Ilyash kini menolehkan pandangannya ke arah Adalard sebelum akhirnya berucap, “Biarkan saya sendiri yang masuk ke dalam ruang Raja, Adalard … kau bisa pergi dari sini!” ucap Pangeran Ilyash kepada Adalard yang kini menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu, sebelum akhinrya Adalard pun melangkah mundur dari sana dan berjalan menjauhi ruangan tersebut, sedangkan Pangeran Ilyash kini menolehkan pandangannya ke arah kedua prajurit yang menjaga ruang tersebut, yang pada akhirnya membuat dirinya kini berucap, ”Idzinkan saya, Ilyash Muller untuk menghadap Raja saat ini!” ucap Pangeran Ilyash kepada kedua penjaga yang kini mempersilahkan dirinya untuk masuk ke dalam ruang Raja. Langkah kaki Pangeran Ilyash pun kini berjalan masuk ke dalam ruangan tersebut, untuk akhirnya ia mendapati sang Raja tengah terduduk di singgah sananya bersamaan dengan Rezen yang kini berdiri tepat di samping kursi singgah sana di sana. “Ilyash, mendekat lah kepadaku!” ucap Raja Abraham kepada Pangeran Ilyash, yang kala itu memberikan hormat kepada Raja Abraham untuk kemudian berjalan mendekati sang Raja untuk akhirnya kembali membungkukkan kepalanya memberikan hormat kepada sang Raja, yang tentu saja membuat Raja Abraham kini mengerutkan dhainya dan kemudian berucap, “Berhentilah memberi hormat kepadaku, Ilyash! Cukup satu kali saja!” jelas Raja Abraham kepada Pangeran Ilyash yang terkejut karenanya dan kemudian menganggukkan kepala menanggapi hal itu. “Ja .. jadi, Baginda Raja, ap..- “Ayah!” ucapan Pangeran Ilyash kini di potong oleh Raja Abraham, yang membuat Pangeran Ilyash kini menoleh menatapnya dengan kaget, dan kemudian membuat Raja kembali berucap, “Aku adalah Ayahmu, panggil aku Ayah! Bukan Baginda Raja!” jelas Raja Abraham lagi kepada Pangeran Ilyash yang kini dengan gugup kembali menganggukkan kepalanya dan kemudian berucap, “A… ayah .. jadi apa hukuman yang Saya dapatkan saat ini?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Ilyash kepada sang Raja saat itu pun akhirnya membuat Raja Abraham kini menganggukkan kepalanya dan kemudian berucap, “Sesuai dengan apa yang di rapatkan kemarin dengan para petinggi naga, hukuman yang akan akan kau dapatkan adalah menjadi seorang calon Raja sementara hingga sampai di mana saatnya Kakakmu, Vernom sembuh dari traumanya dan kembali ke kerajaan Valens ini, Ilyash!” jelas Raja Abraham dengan tanpa adanya beban, yang tentu saja membuat Pangeran Ilyash kini mengerutkan dahinya menanggapi penjelasan yang di lontarkan oleh Raja kepadanya. “Eum … maafkan saya, tapi … saya tidak mengerti dengan apa yang anda ucapkan, eum … ayah ucapkan!” jelas Pangeran Ilyash membenarkan kata-katanya, yang membuat Raja Abraham kini menghembuskan napasnya dan kembali berucap, “Kau menjadi Calon Raja Sementara dan penobatanmu akan di laksanakan tertutup satu minggu lagi dari hari ini, jadi persiapkan lah dirimu, Ilyash!” jelasRaja Abraham kepada Pangeran Ilyash yang benar-benar terkejut ketika mendengar penjelasan yang kedua dari Raja Abraham pagi itu. Ia tidak pernah menyangka jika hukuman yang akan ia dapati seberat ini, yang tentu saja membuat dirinya merasa memiliki tanggung jawab yang besar mulai dari hari itu. Karena baginya, memimpin sebuah kerajaan adalah hal yang benar-benar berat dan merupakan tanggung jawab yang besar di kemudian hari. Ia memang belum pernah menjadi seorang Raja, namun Pangeran Ilyash menyadari tugas sang Raja sangat besar. …  to be continue, 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD