Penghancuran Aidanum

1020 Words
Waktu berjalan dengan sangat cepat, ini merupakan hari ketujuh setelah awan hitam menguasai wilayah dari Kerajaan Valens, dan selama tiga hari itu, awan hitam itu terus berada di sana seolah ia berdiam diri begitu saja, yang tentunya membuat banyak yang warga yang merasa takut dan terancam, namun berangsurnya hari hingga hari ketujuh, pada akhirnya para warga sudah merasa terbiasa dengan awan tersebut, dan sebenarnya itu lah yang diincar oleh awan hitam itu. Siang di mana penjagaan yang awalnya diperketat kini sudah menjadi melonggar yang tentu saja menjadi sebuah sasaran empuk di sana. Kala seluruh warga tengah beraktifitas bagaimana semestinya, muncul satu sosok naga dari balik awan hitam itu. Suara dari raungan naga tersebut amat keras hingga mengejutkan para warga yang berada di luar rumahnya. Serempak mereka semua menoleh ke arah atas yang kemudian berlari ketakutan ketika menyadari jika naga itu tidak mereka kenali sama sekali. ROAAARRR “!!” salah satu prajurit penjaga perbatasan mendengar raungan naga yang berasal dari desa, yang membuatnya segera menolehkan pandangan ke arah belakang dan terkejut ketika ia mendapati jika seekor naga Albino tengah meraung di sekitaran desa. “Ray! Kita diserang oleh naga asing!” ucap prajurit itu, yang tentu saja membuat Ray yang kala itu posisinya sebagai garis pertama di medan perang pun kini mengeluarkan pedang dan segera berlari menuju desa bersama dengan para prajurit lainnya. “Ray! Barrier mu tertembus!” ucap salah satu prajurit yang berlari dari arah yang berlawanan, yang tentu saja membuat Ray meringis menyadari jika ia baru sadar jika naga itu tidak berada di luar barrier, melainkan di dalam barrier, yang tentu saja sangat membahayakan pada warga di sana. “Evakuasi Warga! Kita usir naga itu dari sini!” jelas Ray kepada mereka yang segera menganggukkan kepalanya untuk mengikuti semua perintah yang diberikan oleh Ray kepada mereka saat itu. Sementara itu di kerajaan, ketika Raja Abraham tengah berdiskusi dengan Rezen mengenai tambang yang baru mereka temukan, sebuah ketukan yang amat keras terdengar dan bersamaan dengan itu raungan naga, membuat Raja Abraham dan Rezen menolehkan pandangan mereka ke arah luar ruang kerajaan. “Masuk!” ucap Raja Abraham dengan pandangan yang tidak beralih sedikit pun dari jendela yang ada di dalam ruangannya saat itu, dan bahkan kini Raja Abraham dapat melihat Rezen yang berjalan dengan tergesa untuk mendekati jendela itu. “Yang Mulia! Kami mendapati jika barrier Ray berhasil di tembus oleh seekor naga Albino yang kami tidak ketahui dari mana datangnya!” jelas sang prajurit istimewa, yang membuat Raja Abraham dan Rezen kini saling bertatapan satu sama lain untuk kemudian berjalan menuju Desa. “Apa yang sudah diupayakan oleh para prajurit, Saint?” tanya Raja Abraham kepada Saint, sang prejurit istimewa yang kini menoleh menatapnya dan kemudian berucap, “Kami sudah mengevakuasi sebagian warga, dan …- DUARRRKK!! Sebuah suara reruntuhan pun mengejutkan ketiganya, dan itu tentu saja membuat mereka segera berlari kencang ke arah barat laut, tempat di mana suara itu berasal dan mereka yakini jika suara itu berasal dari kebun Hamush. Mereka berlari cukup kencang dan langkah ketiganya berhenti ketika mendapati naga lainnya tengah meliuk-liuk di sebuah tangga besar yang mereka kenali sebagai Aidanum, tangga indah untuk para dewi berkunjung, yang tentu saja mengejutkan Saint yang kini segera meniup peluit untuk memanggil para prajurit lainnya di sana. Raja Abraham maupun Rezen terdiam seolah terkejut dengan apa yang mereka saksikan di sna. Tubuh dari naga berwarna logam itu seluruhnya meliliti tangga tanpa pegangan di sana, tangga itu dililitnya dengan erat yang kemudian hancur secara perlahan, yang tentu saja membuat Raja Abraham tersenyum sedikit simpul di sana, namun ia tahu ia tidak boleh memperlihatkannya dan segera berlari bersamaan dengan sang prajurit istimewa, yang kemudian mengeluarkan pedangnya untuk melawan naga tersebut. “Abraham!!” sebuah panggilan yang terdengar panik di sana, membuat Raja Abraham kini menolehkan pandangannya ke arah Esa dan Szam yang datang dan melihat naga tersebut. “Kenapa kau diam saja?!” tanya ESA, dan membuat Raja Abraham kini menoleh menatapnya dan kemudian berucap, “Aku takut melawan naga itu, Szam … lawan naga yang mengamuk tersebut!” ucap Raja Abraham kepada Szam yang terkejut mendengarnya, “Apa?! kau memerintahkanku untuk melawannya?” tanya Szam, dan tentu saja membuat ESA kesal dan merubah dirinya sendiri menjadi naga dan bersiap untuk bertarung melawan naga berwarna hijau logam itu, namun ketika ESA hendak menerjang naga tersebut, naga Albino yang tadinya berada di desa pun melesat dan  menghalangi laju dari ESA yang kini membuatnya harus melawan naga Albino tersebut. “Ini tidak baik, Baginda … kita harus membantu ESA!” ucap Saint kepada Raja Abraham yang kini menatap ketiganya di sana dan menggelengkan kepala seraya berucap, “Tidak … kita tidak bisa melakukan apa-apa di sini … ini pertarungan antara naga, dan kita bisa menjadi penghalang ESA jika kita ikut campur!” jelas Raja Abraham kepada Saint yang kini terkejut mendengarnya. “Apa?!” tanya Saint kepada Raja Abraham yang kini melangkah mundur, dan kini menarik lengan dari Saint sang prajurit istimewa sekaligus teman kecilnya itu. “Mudur! Dan perintahkan bawahanmu untuk mundur … atau kalian akan mati!” jelas Raja Abraham kepada Saint yang seratus persen kebingungan saat ini, pandangan Saint bahkan menoleh menatap Rezen seolah meminta pendapat darinya yang kini menolehkan pandangan ke arah Saint dan menganggukkan kepala, seolah ia mengatakan jika Saint harus mengikuti apa yang diucapkan oleh sang Raja, yang pada akhirnya membuat Saint pun meniup peluitnya lagi dan menyuruh para prajurit yang ada di sekitaran kebun hamusd dan Aidanum untuk mundur.  GRAKK!!! Perlahan tangga itu hancur, yang tentu saja membuat ESA terkejut karenanya dan berteriak sekeras mungkin kepada dua naga itu. ROAAAARRRR!!! Namun bukannya takut, naga albino yang ada di hadapannya ini membalas meraung di hadapannya yang tentu saja membuat perkelahian antar keduanya tidak terelakan. Duarr!! “!!” Saint dengan segera melindungi sang Raja Dengan perisainya ketika bebatuan di sana melayang dan menerjang mereka saat ini. Dan bahkan ketika satu pohon apel naga melayang dari tempatnya, dengan segera Rezen menggunakan tanamannya untuk meraih pohon itu dan kembali menempatkannya di tempat yang setidaknya aman untuknya tetap hidup saat ini. Pertarungan itu sangat sengit dan tak ada yang bisa menghentikan ketiganya di sana. … to be continue
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD