Bu Moniq segera memapahku lalu membawaku ke ruang tunggu. Dia merebahkanku di sofa panjang. Fajar ikut menemaniku, dia nampak cemas. "Apa kita perlu memanggil dokter?" "Sebentar saya carikan minyak angin. Kamu minta petugas untuk membuatkan teh hangat." Bu Moniq mencari minyak angin di dalam tasnya lalu menghirupkannya ke lubang hidungku. Perlahan aku mulai tersadar. Lalu, beliau memberikanku segelas teh hangat. "Bagaimana sudah enakan?" "Sudah Bu. Terimakasih." Laras, Bu Mala, Bu Santi, Tasya dan Bi Sumi pun cemas saat aku tiba-tiba pingsan. Mereka ingin menolongku namun tidak diperbolehkan oleh petugas. Mereka hanya bisa berharap aku baik-baik saja. "Bu Mala, saya harus melihat keadaan Mbak Rani. Saya khawatir, mengapa Mbak Rani bisa tiba-tiba pingsan?" "Laras, sebaiknya kita

