bc

Suamiku Dosenku

book_age16+
48
FOLLOW
1K
READ
family
age gap
forced
arranged marriage
badboy
blue collar
bxg
lighthearted
campus
professor
wild
like
intro-logo
Blurb

Demi menghindari obsesi gila kakak tirinya, Andreas. Hana nekat menyetujui pernikahan bisnis yang diatur ayah tirinya. Namun, dia tidak menyangka jika penganten-nya justru dosen pembimbing skripsi-nya sendiri. Sosok yang selama ini membuat uring-uringan dan dihindari. Bagaimana selanjutnya? Ikuti "Dosenku Suamiku."

chap-preview
Free preview
01. Pernikahan
"Oh, tidak ...." Hana mengulum bibirnya sendiri, sesaat setelah ijab kabul baru saja selesai. Gadis itu dituntun mendekati laki-laki yang kini menjadi suaminya, tapi saat yang sama Hana malah merasa mau membenturkan kepalanya sekarang. Dengan ragu gadis itu pun terpaksa menjalani prosesi pernikahan selanjutnya. "Ayo, cium tangan suamimu!" ucap ayah tirinya bersemangat di samping ibunya. Hana membulatkan matanya tak terima dengan ucapan itu. Sial, ini semua gara-gara ayah tirinya, meskipun tak sepenuhnya salahnya, karena sebenarnya pernikahannya juga berkat persetujuan dari dirinya sendiri. Tuk! Seseorang seperti memaksanya menundukkan kepala, dan sesuatu yang lembab dan lembut menyentuh dahinya. Membuat Hana membulatkan matanya, dan berdegup kencang yang tak biasa. "Pak Argan apa yang kau lakukan?!" tuntut Hana setengah berbisik, dan protes dalam gugupnya. Dia tidak terima, tapi apa yang salah. Setelah ijab kabul bukankah itu hal biasa terjadi antara pengantin. Istri mencium tangan suami, lalu dibalas dengan suami yang mencium dahi istrinya. Akan tetapi, masalahnya dia dan pria dihadapannya bukan cuma jadi suami-istri, tapi sebelum ini mereka sudah mempunyai hubungan antara dosen pembimbing dan mahasiswi. Hana membenci Argan, karena selama ini dia merasa pria itu mempersulitnya skripsinya, dan banyak hal lainnya yang membuat pengalaman buruk bagi Hana. "Kenapa sudah tidak pernah datang bimbingan?!" akhirnya Argan dosen pembimbingnya yang kini merangkap jadi suaminya itu membalas ucapannya. Sayangnya kenapa laki-laki itu malah menanyakan hal horor. Astaga bahkan wajahnya juga horor dan membuat Hana meneguk ludahnya kasar. Sudah jadi suami, kenapa aura intimidasi Argan masih sangat kuat padanya. "Aku-aaaku ...." Degh! Hana kembali dibuat meneguk ludahnya kasar, menahan gugup berhadapan dengan dosennya sendiri yang terkenal kejam itu, dan Hana sendiri sudah merasakan kekejamannya. Sejak mengambil mata kuliah yang dibawakan olehnya, dan bertambah ngeri saat dibimbing Argan mengerjakan skripsinya. "Begitulah mahasiswa sekarang, dia yang ingin lulus, tapi dia juga bermalas-malasan. Lalu saat terlambat lulus malah menyalahkan dosen pembimbing!" cibir Argan. Laki-laki itu juga berbisik seperti Hana. Bagaimanapun di tengah perseteruan antara keduanya, satu sama lain masih kompak serta kooperatif menjaga acara berlangsung agar lancar dan tidak bermasalah. "Pak Argan ngapain pegang-pegang, sih?!" omel Hana masih berbisik. Saat ini mereka sedang melangsungkan acara foto bersama keluarga. Namun, saat ini telapak tangan dosennya itu tengah bertengger manis di pinggang Hana, dan itulah yang membuatnya tidak terima. Akan tetapi, alih-alih menariknya dari sana. Argan malah menatap Hana dengan dua sudut garis bibir yang sedikit tertarik ke atas, dan selanjutnya pergerakan tangan Argan bisa Hana rasakan mengusap pinggangnya. Kejadian itu itu pun menarik perhatian beberapa tamu undangan, termasuk salah satu teman dekatnya yang Hana undang ke acara pernikahannya. Orang itu saat acara pernikahan sudah hampir selesai. Dia membawa hadiah dan mengucapkan selamat pada Hana, tapi selain itu temannya itu menyimpan keterkejutannya atas apa yang sudah terjadi. "Gimana bisa penganten-mu, jadi Pak Argan? Bukankah kamu membencinya Han ... sejak kapan kalian bersama?" bisik Indah sambil sesekali melirik laki-laki di sebelah Hana. Argan juga dosennya, tapi laki-laki itu bukan pembimbing Indah, jadi Indah cukup lebih beruntung ketimbang Hana. "Aku juga nggak tahu, si tua bangk* itu tidak mengatakan apa-apa. Sial ... kalau saja bukan karena anaknya yang gila kakak tiriku Andreas, aku akan lari dari pernikahan ini sekarang juga!" ungkap Hana kesal, tapi tidak berdaya. Sebenarnya yang terjadi adalah ayah tirinya yang terus mendesaknya menerima perjodohan, tapi tentu saja untuk kepentingan pribadi lelaki tua itu. Dia ingin mempererat hubungan kerja sama dengan rekan bisnisnya, dan mengorbankan Hana. Ide itu sudah ditolak ibu kandung Hana, tapi Andreas kakak tirinya membuat Hana tidak punya pilihan selain menerima. Laki-laki itu sudah gila, terus terang mengakui perasaan pada Hana, dan masalahnya dia memaksa Hana menerimanya. Bahkan belakangan ini beberapa kali hampir memperkos* Hana. Kejadian itu sebenarnya bisa saja Hana laporkan pada orang tuanya, tapi tentu sebelum itu dia sudah mempertimbangkan segalanya. Hana yang tidak mau merusak pernikahan ibunya, terpaksa diam. Lalu sekarang sebagai solusi terakhir dia menyetujui pernikahan yang diatur ayah tirinya untuknya. "Jadi, kamu juga tidak tahu apa-apa?" tanya Indah melanjutkan. Hana geleng kepala, lalu melirik ayah tirinya yang berdiri tak jauh dari mereka. Lihatlah senyumnya, Hana rasa senyum ayah tirinya itu yang paling lebar di sana. "Terus gimana nanti malam pertama kamu dengan Pak Argan?" ceplos Indah langsung membuat Hana merinding dan menatap ngeri ke arah dosen pembimbingnya. Bugh! Gadis itu juga langsung menutup mulut sahabatnya itu dengan telapak tangannya, dan geleng kepala. "Aku juga tidak tahu. Ngapain nanya hal gituan sih? Aku sudah pusing tahu, masih ditambah pusing!" omel Hana, sambil mendorong Indah turun dari pelaminan. Saat ini memanglah acara menyalami pengantin dan memberikan ucapan selamat. Namun, Indah malah kembali dan menyalami Argan. "Selamat ya, Pak. Akhirnya doa Hana terkabulkan, selama ini sebenarnya Hana sudah lama menyukai Pak Argan," ucap Indah. Kali ini dia tidak berbisik. Karena dia sebenarnya jadi kesal karena kelakuan Hana yang mendorongnya, sehingga membalas Hana. Mengatakan kalimat tersebut dengan suara yang lumayan kencang. Sontak membuat Hana terkejut, memerah dan menatap kesal Indah. Namun, sahabatnya itu justru tersenyum puas dan menatapnya sambil menyeringai dengan penuh ledekan. ***** "Gimana Han, Ayah tidak salah pilih bukan? Anak teman ayah itu tampan, tinggi tegap, hidungnya mancung, dan tentu saja kaya, sesuai permintaanmu," ucap ayah tirinya antusias. Membuat Hana kesal, dan tak terima. "Tapi nggak dosen pembimbingku juga, Yah!" "Apa salahnya? Sudah tidak usah protes, lagipula selain sesuai permintaanmu, bagus juga itu. Dosen pembimbingmu, sekalian saja kamu dibimbing seumur hidup," jelas ayah tirinya seperti ejekan pada Hana. Hana cuma mendesah kasar, menyadari itu tak sepenuhnya kesalahan pria tua itu. Walaupun dia juga sudah muak dan sangat kesal. Kenyataannya dia sendiri yang bodoh. Bisa-bisanya percaya, tidak mencari tahu, dan menerimanya saja. "Kenapa masih di sini, Han? Suamimu sudah menunggu. Kamu akan pindah malam ini juga," ucap Ibunya tiba-tiba datang dan menginterupsi keduanya. Hana mengangguk pasrah dan pamit pada orang tuanya, tapi setelah itu dia tak bisa langsung kembali ke hadapan suaminya. Hana tiba-tiba ditahan oleh Andreas yang menghadang langkahnya. "Kenapa kamu melakukan ini, Han? Apa kamu benar-benar setega itu, dan tidak punya hati padaku?!" tanya pria itu persis seperti korban yang tersakiti. Padahal Hana hanya menolaknya baik-baik, karena hubungan perasaan diantara mereka tidak etis walaupun bukan sedarah. Tidak mungkin bukan dia bersama kakak tirinya sendiri. Namun, dia juga harus waspada. Salah sedikit Andreas bisa bertindak merugikannya, dan Hana tak mau hal itu. "Aku hanya mematuhi Ayah, dan berbakti. Aku harap Kak Andreas mengerti," jelas Hana sebelum kabur dari sana. Namun, sebelum itu dia sempat menyaksikan Andreas mengeras dan gusar. Pria itu pasti mengamuk setelahnya, tapi Hana tak mau ikut campur. Dia sudah cukup jengah menghadapi kegilaan pria itu selama satu tahun terakhir ini, dan sekarang waktunya meninggalkan semua itu. "Lebih baik aku diperkos* dosen jahat itu, daripada sigila Andreas!" dumel Hana tanpa sadar, tapi saat menyadarinya, Hana langsung meralat kalimatnya. "Sial! Kenapa aku malah memikirkan itu, sih?!" *****

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.6K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.0K
bc

TERNODA

read
198.5K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.3K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
51.8K
bc

My Secret Little Wife

read
132.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook