Bab 62

1761 Words
34 Hari Sebelum Persidangan Feli mencoba untuk tersenyum sekalipun sebenarnya dia sedang menahan tangisnya. Feli tidak sanggup menahan semua ini. Feli menghembuskan napasnya dengan pelan. Melihat Ken yang sangat mencintainya dengan benar-benar tulus membuat Feli sadar kalau selama ini dia benar-benar sangat beruntung. Ken selalu mencintainya, dia sangat mencintainya. Feli tidak perlu mengkhawatirkan apapun lagi karena ada Ken yang akan selalu mencintainya. Apapun keadaannya, Feli akan tetap baik-baik saja. Akan ada banyak hal buruk yang terjadi, tapi Feli akan tetap baik-baik saja. “Apakah aku harus berangkat sekarang? Aku takut kalau aku akan terlambat..” Kata Feli sambil menatap Ken yang sekarang masih ada di dalam pelukannya. Pria ini.. apakah Feli akan sanggup kalau dia harus kehilangan Ken? Apakah Feli akan sanggup kalau dia harus hidup tanpa Ken? “Kamu bisa tetap di sini selama beberapa menit lagi. Entah kenapa perasaanku terasa tidak enak, Feli.. aku merasa tenang ketika aku bersamamu..” Kata Ken sambil tetap memeluk Feli. Feli menahan air matanya sendiri. Ken adalah seorang pria yang sangat peka dengan keadaan. Ketika ada sesuatu hal buruk yang akan terjadi, Ken ternyata sudah bisa merasakannya. Feli menghembuskan napasnya sambil tetap mengeratkan pelukannya pada Ken. Apapun yang akan terjadi, Feli harus menghadapinya. Feli harus tetap tegar, dia adalah wanita yang kuat sama seperti yang dikatakan oleh Mommy-nya dulu. Iya, Feli adalah wanita yang sangat kuat. “Apakah ada masalah?” Tanya Feli dengan pelan. “Aku tidak tahu. Aku hanya merasa kalau akan ada hal buruk yang terjadi..” Kata Ken sambil menatap Feli. Feli menggelengkan kepalanya dengan pelan. Air matanya akhirnya menetes sekarang. Feli tidak bisa menahan dirinya lagi, Feli tidak sanggup menahan semua ini. “Ada apa ini, Feli? Kenapa kamu menangis?” Tanya Ken dengan pelan. Feli kembali menggelengkan kepalanya. Ini sama sekali tidak benar, seharusnya Feli tidak perlu menangis. “Tidak, aku hanya terlalu senang karena aku bisa ada di sini. Aku senang karena bisa bersamamu..” Kata Feli dengan pelan. Ken mengulurkan tangannya untuk menghapus air mata Feli. Apapun yang terjadi, Feli harus mulai mempersiapkan dirinya untuk semua kemungkinan terburuk. “Kamu berbohong padaku..” Kata Ken dengan pelan. Feli tersenyum ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Ken. Iya, Ken memang mengenal Feli dengan sangat baik. Mereka saling mengerti dengan keadaan masing-masing bahkan ketika tidak ada yang saling bicara. Bukan hal yang mudah kalau Feli ingin menyembunyikan perasaannya dari Ken. Pria itu tahu segalanya bahkan ketika Feli belum bisa mengatakan apapun. “Tidak, aku memang sedang bersedih, tapi aku baik-baik saja..” Feli tersenyum lalu mengusap wajah Ken dengan pelan. Pria ini akan selalu menjadi orang yang paling cintai. Setelah ini Feli akan segera mengatakan segala hal yang dia lihat kemarin malam. Dua hal yang langsung menghancurkan hati Feli dengan cara yang paling mengerikan. Feli tahu kalau setelah dia mengatakan segalanya, Feli mungkin tidak akan memiliki kesempatan untuk berada di dekat Ken lagi. Iya, masalah ini akan berimbas besar pada hubungan mereka berdua. “Kenapa tidak mau memberi tahu apapun padaku?” Tanya Ken sambil menatap Feli. Feli tersenyum lalu menggelengkan kepalanya. “Tidak sekarang. aku pasti akan memberi tahu segalanya padamu ketika waktunya sudah tepat..” Kata Feli sekali lagi. “Feli..” Ken terlihat sangat tidak setuju dengan apa yang dikatakan oleh Feli. Mau bagaimana lagi? Ini memang bukan waktu yang tepat untuk mengatakan semua hal tentang masalah ini. Feli harus menunggu beberapa saat lagi.. “Aku mencintaimu, Ken. Selamanya akan tetap seperti itu.. Apapun yang terjadi, kita harus selalu bahagia dengan keadaan yang terjadi..” Kata Feli sambil mengecup pipi Ken dengan pelan. Ken tampak mengernyitkan dahinya sambil menatap Feli dengan pandangan kebingungan. “Kenapa kamu berbicara seakan kita akan berpisah? Feli aku tidak menyukai semua ini..” Kata Ken sambil menatap Feli. Feli kembali tertawa pelan. “Tidak, aku hanya ingin menyatakan perasaanku saja..” Feli kembali memeluk Ken dengan pelan. Iya, berada di dalam pelukan Ken memang hal yang paling menyenangkan. Feli bisa merasa sangat tenang karena Ken selalu menjaganya di dalam pelukan pria itu. “Kalau begitu, berjanjilah padaku satu hal, Feli..” Feli mendongakkan kepalanya. Dia menatap Ken dengan tatapan yang penuh dengan tanda tanya. “Berjanjilah untuk tidak pernah meninggalkan aku. Jangan pernah meninggalkan aku..” Feli langsung tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. Feli memang tidak akan pernah meninggalkan Ken, tapi kalau memang takdir mengatakan jika mereka harus berpisah, apa yang harus dilakukan? *** Feli sama sekali tidak menyangka kalau dia akan berpapasan dengan Rosaline begitu dia keluar dari ruangan Ken. Iya, Feli memang masih belum siap dengan semua ini, tapi Feli tetap memaksakan dirinya untuk tersenyum. Feli tidak akan pernah lupa kalau Rosaline juga adalah kakaknya Ken. “Feli..” Feli menganggukkan kepalanya sambil tetap tersenyum ketika mendengar wanita itu menyapa Feli. Sekalipun sekarang Feli sedang menahan tangisannya sendiri, Feli tetap berusaha menunjukkan senyumannya. Di dunia ini ada banyak sekali orang yang akan bersorak senang ketika melihat Feli jatuh dan menangis, Feli tidak akan memberikan kesenangan itu pada orang-orang. Sampai kapanpun Feli akan tetap berdiri dengan teguh, Feli akan tetap menunjukkan kalau dia kuat, dia mampu melewati semua ini. “Bisakah kita berbicara sebentar?” Tanya Rosaline sambil menyamakan langkahnya dengan Feli. Feli menghembuskan napasnya dengan pelan. Bukan ini yang dia inginkan. Feli tahu kalau dia mungkin saja memang akan bertemu dengan Rosaline kalau dia memaksakan diri untuk datang ke kantor ini, tapi Feli sama sekali tidak menyangka kalau hal itu akan benar-benar terjadi. Maksudnya, iya.. Feli belum siap kalau dia harus bertemu dengan Rosaline dalam keadaan ini. Tidak, Feli sama sekali tidak siap. “Maafkan aku, Kak. Aku harus segera pergi untuk menjemput Kak Caleb. Mungkin kita bisa bicara lain kali..” Kata Feli dengan tenang. Feli tahu kalau dia bersikap sangat tidak sopan ketika menolak permintaan yang diajukan oleh Rosaline, tapi mau bagaimana lagi? Feli sama sekali tidak memiliki pilihan lain. Feli sadar akan kekuatannya sendiri dan Feli yakin kalau ini bukanlah waktu yang tepat untuk membicarakan segala hal yang sudah terjadi. Lagi pula bukan hanya Rosaline saja yang menyakiti Feli.. “Hanya sebentar saja..” Kata Rosaline sekali lagi. Feli menatap Rosaline dengan pandangan bimbang. Ini bukan hanya karena Feli tidak ingin berbicara dengan wanita itu, masalahnya Feli juga sedang ada urusan yang sangat penting. Feli tahu kalau akan sangat berbahaya jika Caleb terlambat di jemput. Feli tidak akan melakukan satu kesalahan yang mungkin bisa membuat Ken jadi marah padanya. “Aku pasti akan berbicara dengan Kakak. Tapi tidak sekarang. Aku tidak memiliki waktu karena aku harus menjemput Kak Caleb..” Kata Feli sekali lagi. Iya, Feli memang tetap mencoba untuk tersenyum sekalipun sekarang hatinya sedang sangat hancur. Feli mengerti dengan semua masalah yang harus dia hadapi beberapa saat yang akan datang. Iya, Feli memang sudah menyiapkan dirinya sendiri untuk menghadapi badai persoalan yang akan mengguncang hidupnya. Pastinya hidup Feli akan benar-benar berubah mulai dari hari ini. “Jangan melakukan hal yang bodoh, Feli.. aku mohon padamu. Utamakan kebahagiaanmu sendiri.. aku mohon..” Feli sama sekali tidak bisa mengatakan apapun ketika dia mendengar apa yang dikatakan oleh Rosaline. Mengutamakan kebahagiaannya sendiri? Bagaimana mungkin Feli bisa bersikap egois seperti itu sementara dia tahu jika akan ada banyak orang yang pastinya akan tersiksa dengan pernikahan Feli dan Ken. Tunggu dulu, sebenarnya siapa yang salah dalam hal ini? Kenapa Feli merasa kalau setiap keputusan yang ingin dia ambil, maka akan tetap ada orang-orang yang tersakiti dengan keputusan itu? Feli sama sekali tidak mengerti dengan jalan takdir yang benar-benar rumit ini. Feli sama sekali tidak mengerti kenapa dia harus merasakan rasa sakit seperti ini. Tapi Feli mengerti kalau dia tetap harus melewati semua ini. Dia harus bertahan agar tidak ada yang bisa menghancurkan dirinya. Apa yang dikatakan oleh Rosaline sebenarnya hampir sama seperti yang dikatakan oleh Tristan. Semua orang mengatakan agar Feli bersikap egois untuk kebahagiaannya sendiri. Apa ini? Apa yang harus Feli lakukan kalau seperti ini? “Kakak yakin kalau Kakak memintaku untuk bersikap egois?” Tanya Feli dengan pelan. Rosaline langsung menganggukkan kepalanya dengan cepat seakan wanita itu memang sangat yakin dengan apa yang dia lakukan. Feli menghembuskan napasnya dengan pelan. Kalau Feli memutuskan untuk bersikap egois, bukankah hal itu akan membuat Rosaline jadi tersakiti? Wanita itu adalah salah satu dari banyak orang yang telah menyakitinya, yang telah menghianatinya. Jika Feli memilih untuk tetap melanjutkan semua ini, Feli memutuskan untuk tetap menikah dengan Ken, bukankah wanita itu akan menjadi korbannya? Bukankah selama ini dia tidak menyetujui pernikahan Feli dan Ken karena.. karena dia memiliki harapan yang sebaliknya? Dia mengharapkan Ken dan Feli tidak pernah bersama? Iya, Rosaline mungkin sudah siap dengan konsekuensi yang akan dia dapatkan. Tapi bagaimana dengan yang lainnya? Apakah mereka akan sanggup menerima keputusan Feli? Masalahnya, persoalan ini bukan hanya disebabkan oleh Rosaline saja.. “Sangat yakin. Aku sangat yakin, Feli..” Feli menutup bibirnya rapat-rapat. Dia sama sekali tidak mengerti dengan semua hal yang terjadi saat ini.  Di satu sisi Feli menginginkan kebahagiaannya, di sisi yang lain Feli juga tahu kalau dia tidak akan mendapatkan kebahagiaannya ketika semua orang seakan ingin menentang pernikahannya. Tidak, ini memang terasa seperti mimpi buruk untuk Feli, tapi mau bagaimana lagi? Kalau memang ini sebuah mimpi buruk, Feli akan melewatinya tanpa sedikitpun rasa takut. Tapi kalau memang semua ini adalah kenyataan hidup yang harus dia jalani, maka Feli juga akan menerima tanpa memberikan keluhan apapun. Feli percaya kalau Tuhan sudah menyiapkan segala hal yang sangat baik untuknya. Sekarang Feli sama sekali tidak mengerti akan apapun yang terjadi, tapi tidak lama lagi Feli akan mendapatkan jawabannya. Feli hanya perlu menunggu dengan sabar. “Kakak melakukan kesalahan besar dengan memintaku untuk egois. Pada kenyataannya, selama ini Kakak yang bersikap egois. Kakak sadar akan apa yang Kakak lakukan, tapi Kakak tetap melakukannya tanpa memikirkan bagaimana keadaanku. Aku tahu kalau hati tidak bisa dipaksakan ataupun ditahan, tapi Kakak seharusnya bisa menahan diri Kakak.. Maafkan aku karena aku harus mengatakan semua ini..” Feli mengerti kalau ini adalah kalimat yang sangat menyakitkan untuk di dengar. Sebagai seorang adik, Feli memang melakukan kesalahan dengan berbicara kasar pada seorang wanita yang sudah dia anggap seperti Kakaknya sendiri. Tapi mau bagaimana lagi? Feli tidak bisa menahan dirinya. Untunglah lorong ini sedang sangat sepi sehingga Feli tidak perlu khawatir kalau akan ada orang yang mendengarkan pembicaraan mereka. “Iya, aku memang sangat egois, Feli. Oleh sebab itu sekarang aku meminta kamu yang bersikap egois..” Kata Rosaline dengan pelan. Feli menghembuskan napasnya dengan pelan. Tanpa mengatakan apapun, Feli langsung melangkahkan kakinya dengan pelan untuk meninggalkan tempat ini. Sudah, Feli sudah cukup mendengarkan serangkaian kalimat menyakitkan yang dikatakan oleh seorang wanita yang dia anggap sebagai Kakaknya sendiri. Ini semua sudah cukup. Sekarang waktunya untuk segera pergi dari sini.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD