Bab 52

2093 Words
36 Hari Sebelum Persidangan Feli melambaikan tangannya ketika dia melihat Caleb yang sedang kebingungan karena Ken tidak ada di depan kelasnya ketika jam sekolahnya sudah selesai. Feli melangkahkan kakinya dengan pelan sambil terus tertawa geli ketika melihat Caleb yang berputar dan berusaha untuk menutupi wajahnya menggunakan kedua tangannya. Astaga, kenapa Caleb hanya marah padanya saja padahal kemarin yang membentak dirinya adalah Ken. Entahlah, sekalipun sudah sangat dekat dengan Caleb, pria itu tampaknya masih lebih menyayangi Ken dibandingkan dengan Feli. Ah, Feli memang sangat suka memikirkan hal-hal yang sama sekali tidak penting. Iya, sore ini Feli memang menjemput Caleb setelah dia dalam ke kantor Ken. Tadi pagi Feli yang mengantarkan Ken dan Caleb, maka Feli juga yang harus menjemput mereka untuk pulang. Feli tersenyum ketika melihat Caleb yang berusaha untuk tetap menghindari Feli padahal Fali sudah ada di depan matanya sendiri. “Kak Caleb, Feli sebenarnya bisa melihatmu sekalipun kamu sedang menyembunyikan wajahmu. Baiklah, kalau Kakak tidak mau pulang bersamaku, Kakak bisa pulang bersama dengan Ken saja. Tidak masalah, Feli akan pulang naik taksi saja.. sudah, sana pergilah ke mobilku, aku akan pulang sendiri nanti..” Kata Feli sambil menatap Caleb dengan senyuman yang terlukis di wajahnya. Caleb tampaknya langsung menurunkan kedua tangannya yang awalnya berada tepat di depan wajahnya. Feli kembali tersenyum lalu menunjuk ke arah dimana Ken sedang menunggu mereka. “Ap-apa aku bisa menaiki mobil Feli? Hanya, hanya aku saja. Hanya aku dan Ken saja. Aku marah pada Feli! Aku tidak mau naik mobil yang sama!” Kata Caleb sambil menatap Feli. Feli menganggukkan kepalanya dengan pelan sambil memasang ekspresi sedih. Sebenarnya Feli tidak yakin apakah cara ini akan berhasil untuk dia lakukan. Caleb memang sangat sulit untuk ditebak sehingga Feli tidak bisa memastikan apa yang akan terjadi selanjutnya. Ah, sudahlah.. yang penting Feli sudah mencoba. “Tidak masalah gunakan saja mobilku. Aku akan pulang sendirian nanti..” Feli tetap berpura-pura sedih ketika dia menatap Caleb. Caleb menggerakkan jari-jarinya dengan gelisah. Sepertinya cara yang Feli lakukan memang akan berhasil. Ya, Feli tahu kalau sekarang Caleb mulai bingung dengan apa yang harus dia lakukan. “Ap-apakah kamu berani naik taksi? Apakah kamu tahu jalan pulang? Apakah Feli tahu?” Feli menggelengkan kepalanya dengan pelan. Astaga, ini adalah akting yang sangat menyenangkan. Feli benar-benar menikmati ekspersi Caleb yang mulai kebingungan. Ya, begitulah.. Feli memang akan melakukan segala hal untuk bisa mendapatkan maaf dari Caleb. Terlepas apa yang baru saja Feli alami saat dia masih berada di studio, Feli tidak ingin terus terjebak dengan suasana yang tidak menyenangkan itu. Ada banyak sekali hal yang harus Feli pikirkan sekalipun pada kenyataannya, kalimat yang dikatakan oleh Yuda terus terulang di kepala Feli sehingga Feli tidak bisa menghentikan dirinya yang terus memikirkan Yuda. “Feli tidak tahu jalan pulang? Feli tidak akan bisa pulang! Feli tidak tahu jalan pulang!” Feli kembali menggelengkan kepalanya dengan pelan. Feli tahu kalau Ken pasti mulai merasa kesal karena setiap kali Feli yang masuk ke dalam sekolah, Feli selalu membutuhkan waktu yang sangat lama untuk membawa Caleb keluar. Ya, mau bagaimana lagi? Feli sedang berusaha untuk kembali mendapatkan hati Caleb. Sekalipun kadang Caleb memang sangat mudah untuk dibujuk, di beberapa keadaan Caleb sering sekali jadi sangat sulit untuk dibujuk. Ya, semuanya memang tergantung dengan keadaan hati Caleb. “Kamu aakn hilang! Kamu bisa hilang kalau naik taksi! Akan ada orang jahat yang menculik Feli! Fel-Feli tidak akan bisa pulang karena diculik orang jahat!” Feli mengendikkan bahunya dengan pelan. “Tidak apa-apa. Kak Caleb tidak mau satu mobil denganku, bukan? Baiklah, tidak masalah. Gunakan saja mobilku, aku akan pulang naik taksi..” Kata Feli sambil melangkahkan kakinya dengan pelan. Feli kembali tidak yakin dengan cara yang dia lakukan saat ini. Bagaimana kalau Caleb benar-benar membiarkan Feli pulang sendirian dengan naik taksi? Ah, rencananya akan gagal kalau seperti ini. Baiklah, ini cara yang terakhir. Feli harus melakukan yang terbaik agar Caleb mau termakan dengan rayuannya. “Kalau nanti aku diculik, tolong katakan pada Ken kalau aku sangat mencintainya.. Aku juga sangat menyayangi Kak Caleb, Kak Rosaline, dan juga Kak Farel. Katakan juga pada Daddy kalau aku sangat menyayangi dirinya. Tolong katakan juga pada Mama kalau—” “Tidak! Kamu harus ikut pulang bersama dengan Ken! Tidak, tidak boleh naik taksi! Tidak, tidak boleh. Tidak bo-boleh diculik! Jangan sampai di culik..” Kaca Caleb sambil berlari ke arah Feli lalu menggandeng lengan Feli untuk dibawa berjalan menuju Ken. Ah, ternyata rencana ini berhasil dengan sangat mudah. Feli tidak menyangka kalau Caleb sangat mudah untuk ditaklukkan. Iya, pria itu selalu memiliki hati yang baik, dalam setiap hal, sebenarnya Caleb selalu ingin menjadi seorang kakak yang akan melindungi adiknya. Iya, untuk siapapun yang memiliki kakak dengan keadaan seperti Caleb, sebenarnya mereka mendapatkan keberuntungan yang sangat besar. Tidak sembarang orang yang bisa mendapatkan kesempatan untuk memiliki seorang kakak yang akan mencintai adiknya dengan cara yang paling tulus. Sekalipun memiliki banyak sekali kekurangan, Caleb selalu berusaha untuk melakukan segala hal yang terbaik untuk adik-adiknya. Benar, Feli memang sangat menyayangi pria ini karena selama ini Caleb juga selalu memperlakukan Feli dengan sangat baik. Kemarin Caleb mungkin hanya sedang kesal dengan apa yang Feli lakukan. Iya, Feli memang mengabaikan Caleb karena dia merasa jika berbicara dengan Ken adalah hal yang lebih penting. Salah, Feli melakukan kesalahan. Selama ini Caleb lebih sering bermain sendirian atau bermain dengan para pelayan yang ada di rumahnya. Beberapa waktu belakangan ini Rosaline memang tidak pernah pulang ke rumah. Ya, sekalipun Ken tidak pernah mengatakan apa alasan Rosaline pindah ke apartemennya sendiri, sebenarnya Feli juga sudah tahu mengenai apa yang terjadi. Beberapa hari ini Ken juga sangat sibuk. Ah, sebenarnya bukan beberapa hari ini, tapi beberapa minggu ini Ken jadi sangat sibuk. Feli tahu kalau Caleb hanya ingin mendapatkan perhatian dari orang yang dekat dengannya. Feli telah melakukan kesalahan dengan mengabaikan Caleb, sekarang Feli sedang mencoba untuk memperbaikinya.. *** “Ak-aku harus membeli cat air yang baru. Aku harus membeli cat air! Cat air sudah habis, aku harus membeli cat air!” Feli menolehkan kepalanya dengan pelan ketika dia mendengar apa yang dikatakan oleh Caleb. “Besok kita akan membelinya, Kak. Hari ini aku sangat sibuk, aku masih harus bekerja setelah sampai di rumah..” Jawab Ken dengan pelan. Feli mengernyitkan dahinya. Iya, Feli tahu kalau Ken sedang sangat sibuk dengan pekerjaannya, tapi tidak bisakah Ken berhenti sejenak di tuko peralatan sekolah lalu membeli barang yang diinginkan oleh Caleb? Astaga, lama-lama Feli juga jadi jengah dengan semua yang Ken lakukan. Pria itu sangat sibuk hingga dia melupakan segalanya. Iya, Feli memang sangat mengerti dengan keadaan Ken saat ini, semakin lama Ken memang semakin sibuk, tapi mau bagaimana lagi? Memang beginilah kehidupan Ken. Pria itu tidak bisa lari dari tanggung jawab, bukan? Feli menghembuskan napasnya dengan pelan. Sampai kapanpun, bagaimanapun keadaan Ken, Feli akan tetap menerimanya. Ken adalah sosok manusia yang sejak dulu Feli impikan untuk menemani perjalanan hidupnya. Feli akan mencoba memberi tahu Ken untuk mulai meluangkan sedikit waktunya untuk keluarganya, iya.. hanya itu yang perlu dilakukan. “Tidak! Aku tidak bisa melukis! Aku harus membeli cat air!” “Kak Caleb, aku sedang sangat sibuk hari ini. Aku tahu kalau Kak Caleb masih memiliki banyak cat air. Besok aku akan mengantarkan Kakak untuk membelinya..” Kata Ken. Feli menatap Ken selama beberapa saat, kenapa pria itu menolak satu keinginan Caleb yang sebenarnya sangat mudah itu? Mereka hanya tinggal mampir sebentar dan Caleb akan mendapatkan apa yang dia inginkan. Iya, itu akan jauh lebih mudah dari pada harus membujuk Caleb. Entahlah, Feli tahu kalau Ken memang sedang sangat sibuk, tapi tidak biasanya pria itu melakukan semua ini. “Kita bisa mampir selama beberapa menit saja..” Kata Feli dengan pelan. “Tidak bisa, Feli. Aku ada urusan penting setelah ini..” Kata Ken dengan pelan. Feli kembali menghembuskan napasnya dengan pelan. Tidak, Feli memang tidak bisa melakukan apapun kalau sudah seperti ini. Mungkin memang benar kalau Caleb masih memiliki banyak cat air di rumah mereka karena sebenarnya pria itu selalu saja meminta untuk membeli cat air kapanpun dia ingin. Ya, manusia memang diciptakan dengan berbagai bakat yang berbeda. Caleb memang memiliki banyak kekurangan, tapi pria itu juga memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh sembarang orang. Feli tersenyum lalu menolehkan kepalanya ke belakang dimana Caleb sedang duduk dengan wajah marah. “Besok Feli akan mengantar Kak Caleb untuk pergi membeli cat air. Hari ini Ken sedang sibuk..” Kata Feli sambil tetap tersenyum. Caleb menggelengkan kepalanya dengan pelan lalu tetap merengek agar Ken berhenti di toko cat air. “Dia memiliki satu kardus besar cat air yang masih baru. Apakah aku harus selalu menuruti apa yang dia inginkan?” Tanya Ken dengan pelan. Feli tidak bia menjawab apapun. Memang benar, apa yang dikatakan oleh Ken memang sangat benar. Selama ini, kalau tidak memiliki teman untuk bermain, Caleb memang akan melukis apapun yang dia inginkan. Feli juga sering mendapatkan hadiah berupa lukisan yang sangat luar biasa indah dari Caleb. Iya, pria itu sangat berbakat dalam seni lukis. Feli harap suatu saat Caleb akan menemukan dunianya sendiri dimana dia bisa selalu melukis tanpa perlu memikirkan apapun lagi. Dunia ini membutuhkan orang seperti Caleb., seseorang yang sangat berbakat sekalipun dia memiliki banyak kekurangan. “Aku akan menemaninya membeli cat air besok. Aku janji, aku tidak akan membelikan yang terlalu besar..” Kata Feli dengan pelan. Ken menggelengkan kepalanya sambil menatap Feli. “Tidak, Feli.. dia memiliki banyak cat air, biarkan yang di rumah habis lebih dulu..” Kata Ken. Ya, memang ada benarnya juga. Cat air bisa mengering kalau tidak segera digunakan. Caleb memang memiliki hobi untuk menyimpan semua cat air di dalam kamarnya sendiri. Feli menghembuskan napasnya dengan pelan. Apa yang bisa dia lakukan sekarang? Di satu sisi ada Ken dengan semua pemikirannya yang benar, sementara itu di sisi yang lain ada Caleb yang terus merengek ketika dia tidak mendapatkan apa yang dia inginkan. “Biarkan aku memberikan cat air sebagai hadiah untuknya. Percayalah padaku, aku akan menasehatinya agar dia tidak mengulangi hal seperti ini..” Kata Feli sekali lagi. “Tapi tidak sekarang.. Kak Caleb harus segera pulang karena di rumah ada seseorang yang dipanggil oleh Mama untuk melakukan terapi pada Kak Caleb. Aku merasa kalau belakangan ini dia mulai tempramen lagi.. dia harus mendapatkan terapinya..” Kata Ken. Feli menganggukkan kepalanya dengan pelan. Iya, Feli sebenarnya juga tidak tahu terapi macam apa yang akan dilakukan oleh Caleb. Kata Ken, Caleb memang akan mendapatkan terapi ketika dia mulai sulit untuk diatur, ini bukan terapi khusus yang bisa menyembuhkan seseorang dengan sindrom autis. Terapi ini sebenarnya bisa dilakukan untuk anak yang hiperaktif, anak yang sulit diatur, dan anak yang malas. Ya, sebenarnya ini hanya terapi untuk memperbaiki kelakuan seseorang saja.. “Ak-aku harus membeli cat air! Aku harus membeli cat air! Ken sangat jahat! Aku membencinya, membencinya! Ak-aku sanga membenci, sangat membenci! Ken bukan adikku!” Kata Caleb. Feli memejamkan matanya dengan pelan. Baiklah, keributan ini memang akan terjadi sampai mereka tiba di rumah. Feli tidak bisa melakukan apapun lagi. Feli sudah mencoba membujuk Ken, tapi Ken tidak bisa dibujuk. Feli juga sudah mencoba membujuk Caleb tapi pria itu juga tidak bisa dibujuk. Ya, satu-satunya hal yang bisa Feli lakukan adalah terus mendengarkan semua pertengkaran yang dilakukan oleh Caleb dan Ken. Benar, mereka memang bertengkar, tapi ini hanya pertengkaran kecil yang penuh dengan lelucon yang dikatakan oleh Ken. Feli tahu kalau Ken tidak akan melakukan kesalahan yang sama dengan membentak Caleb lagi, ya.. jangan sampai hal itu kembali terjadi karena ketika Caleb benar-benar marah, pria itu akan sangat sulit untuk dibujuk. “Ak-aku harus membelinya, Ken! Kamu tidak bisa melarangku, tidak bisa melarangku! Jan-jangan melarangku! Jangan melarangku! Aku tidak bisa hidup kalau tidak memiliki cat air! Aku harus membeli cat air!” Feli kembali tersenyum ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Caleb. Sepertinya pria itu memang benar-benar tidak bisa hidup tanpa cat air. “Sesekali luangkan waktu untuk Kakakmu, jangan terlalu sibuk bekerja.. Kak Caleb juga sangat membutuhkan dirimu..” Kata Feli dengan pelan. Feli lalu menolehkan kepalanya untuk menatap Caleb yang masih saja memprotes Ken dengan semua kalimat yang dia katakan. “Bagaimana kalau nanti Feli menemani Kak Caleb untuk melukis? Aku memang tidak bisa melukis, tapi nanti Kak Caleb bisa mengajariku.. Bagaimana? Apa Kak Caleb mau?” Tanya Feli sambil tersenyum. “Feli, Fel-Feli, aku tiak punya cat air! Aku tidak bisa mengajakmu melukis! Aku tidak punya cat air!” Kata Caleb sambil menatap Feli dengan wajah kebingungan. “Punya, Kak Caleb masih punya cat air. Nanti Feli akan membantu Kak Caleb untuk mencari cat air yang lama. Kak Caleb mau?” Tanya Feli. Feli kembali tersenyum ketika dia melihat Caleb menganggukkan kepalanya dengan cepat.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD