Bab 53

1593 Words
35 Hari Sebelum Persidangan “Apakah aku bisa masuk ke dalam apartemenmu lagi?” Tanya Rosaline yang sedang berdiri di depan pintu apartemen Farel. Feli benar-benar tidak percaya dengan apa yang mereka lakukan sekarang. Akhirnya, lagi-lagi mereka kembali pada posisi ini. Mereka masih belum sanggup untuk saling melepaskan satu sama lain. Bagaimana? Bagaimana caranya agar semua rasa sakit ini bisa hilang? Farel menginginkan Rosaline. Farel sangat menginginkan wanita itu untuk tetap berada di dalam kehidupannya dalam waktu yang sangat lama. Kalau Farel bisa hidup, maka Farel ingin menghabiskan waktunya untuk hidup bersama dengan Rosaline. Astaga, kenapa mereka harus menghadapi hal yang sangat menyakitkan seperti ini? “Bukalah pintu itu. Sidik jarimu masih berlaku untuk membuka pintu itu..” Kata Farel dengan pelan. Iya, mungkin memang bukan hanya Farel saja yang tidak percaya dengan apa yang akhirnya mereka lakukan sekarang. Rosaline juga demikian. Wanita itu mencoba untuk melawan semua perasaan yang memang semakin membelenggu mereka berdua, Rosaline telah berusaha keras untuk menyembunyikan apa yang dia rasakan meskipun pada akhirnya mereka kembali kalah. Mereka kembali tidak bisa menahan diri satu sama lain. Farel sudah menangis, Farel sudah memohon pada Rosaline, Farel sudah melakukan segala hal yang bisa dia lakukan untuk membuat Rosaline tetap tinggal di sisinya, tapi tidak berhasil. Farel tetap tidak bisa mendapatkan Rosaline. Tapi hari ini wanita itu sendiri yang mendatangi Farel. Seseorang yang kembali datang setelah mereka sama-sama memaksakan diri untuk saling memisahkan. Entahlah, Farel tidak pernah tahu bagaimana cara takdir bekerja. Sejak dulu, memang ada banyak sekali hal yang sering membuat Farel merasa bertanya-tanya. Ada banyak hal yang terjadi tanpa pernah bisa Farel mengerti dengan jelas. Ada banyak sekali luka yang harus dirasakan, ada banyak sekali rasa sakit yang harus ditahan.. Iya, semuanya memang terasa sangat tidak adil. Farel sudah memutuskan untuk mengorbankan kebahagiaannya sendiri hanya agar adiknya terus tersenyum, terus bahagia tanpa perlu merasa tersiksa dengan keadaan. Farel tahu kalau ini sangat tidak adil untuk dirinya sendiri, Iya.. Farel tahu akan hal itu. Tapi apa yang bisa dia lakukan? Sejak pertama kali Farel menyentuh tangan Feli yang masih baru lahir, Farel merasa kalau dia memiliki tanggung jawab besar untuk hidup adiknya. Farel adalah seorang kakak, dia satu diantara banyaknya orang yang beruntung karena menjadi seorang kakak. Ada banyak sekali kebahagiaan yang Feli berikan begitu dia lahir di tengah kehidupan Farel yang awalnya selalu saja merasa kesepian. Adiknya itu, tanpa sadar dia selalu membuat Farel merasa sangat bahagia. Iya, hanya dengan kehadirannya saja Farel sudah merasa sangat bahagia. Sekarang adalah saatnya untuk benar-benar melepaskan orang yang paling Farel cintai. Iya, setelah malam ini, mereka tidak akan memiliki kesempatan yang lain. Mungkin bertahun-tahun yang akan datang luka di hati Farel dan Rosaline akan terasa sedikit lebih baik. Ya, mungkin akan seperti itu.. Mungkin nanti mereka akan berdiri bersama dan tertawa ketika mengingat apa yang pernah terjadi pada mereka berdua. Kisah ini memang tidak berakhir bahagia, tapi Farel masih bisa tetap bahagia ketika dia melihat senyuman di wajah adiknya. Feli harus terus bahagia, adiknya itu harus terus tersenyum karena selama ini hanya dengan cara itu saja Farel terus berusaha bertahan di tengah beban besar yang harus dia pikul sendirian. “Aku tahu kalau aku akan menyesali apa yang aku lakukan malam ini..” Kata Rosaline dengan pelan. Entahlah, Farel juga tidak tahu apakah dia akan menyesal atau tidak. Farel tidak tahu apa yang akan dia rasakan kalau dia tidak benar-benar merasakannya.. Farel menghembuskan napasnya dengan pelan. Mereka memang tidak akan pernah memiliki kesempatan yang lain. Kisah mereka sudah selesai, cerita mereka harus dipaksa untuk selesai sebelum waktunya. Farel mengerti kalau nanti suatu saat dia mungkin akan kembali mengingat segala hal yang pernah terjadi di dalam hidupnya selama dia masih bersama dengan Rosaline. Iya, mereka pernah bahagia bersama, pernah tertawa bersama, pernah juga menangis dan berbagi luka yang sama. Mereka pernah terjatuh sampai tidak sanggup untuk berdiri, mereka pernah mencoba bangkit sekalipun akhirnya kembali terpuruk lagi. Mereka pernah dihancurkan dengan cara yang paling kejam karena saat ini secara perlahan Farel memang harus menghapus nama Rosaline dalam setiap doa yang dia ucapkan. Farel harus memaksakan dirinya untuk tabah dan menerima semua yang harus dia rasakan. Benar, mungkin ini akan terasa sangat menyiksa, akan terasa sangat menyakitkan.. tapi mau bagaimana lagi? Sejak awal, Farel sudah menyiapkan hatinya untuk semua ini. Farel sudah tahu kalau mereka akan hancur dengan cara yang akan sangat menyakitkan, mereka memang jatuh cinta untuk dihancurkan dengan cara yang sama. “Kita tidak bisa mengubah apa yang sudah terlanjut terjadi, bukan? Memang beginilah akhir dari kisah kita yang akan sangat menyakitkan ini. Aku berjanji padamu kalau ini akan menjadi malam pertama dan terakhir yang kita miliki bersama. Aku mungkin akan pergi untuk beberapa saat karena aku tidak akan sanggup melihatmu ketika kita sudah tidak bisa bersama lagi..” Kata Farel dengan suara yang bergetar. Memang bukan hanya Rosaline saja yang menahan tangisannya saat ini, Farel juga melakukan hal yang sama. Entahlah, Farel tidak mengerti kenapa Rosaline datang kepadanya dan menawarkan satu hal yang tidak pernah terlintas di kepala Farel sebelumnya. Iya, memang sama seperti beberapa malam terakhir, Farel memilih untuk menghabiskan waktunya di salah satu club malam di kota ini. Tapi juga sama seperti malam yang sebelumnya, Rosaline datang dan menawarkan satu kesepakatan gila yang tidak pernah Farel pikirkan sebelumnya. “Jadikan aku milikmu malam ini, Farel. Tapi setelah itu berjanjilah padaku kalau kamu akan mengakhiri semua ini. Jangan pernah melakukan hal bodoh ini lagi, jangan pernah datang ke tempat menjijikkan ini lagi, jangan pernah merasa hancur lagi karena setidaknya aku pernah menjadi milikmu..” Benar, memang kalimat gila itulah yang diucapkan oleh Rosaline. Farel sama sekali tidak tahu harus melakukan apa sekarang, dia yakin kalau dia tidak akan bisa menepati janji yang diminta oleh Rosaline. Menjadikan Rosaline miliknya malam ini adalah hal yang sangat mudah untuk dilakukan, tapi mengakhiri semua kegilaan ini.. mana mungkin Farel bisa melakukannya? Maka dari itu, mungkin Farel memang membutuhkan sedikit waktu untuk lari dari semua rasa sakit ini. Farel akan menjauhi Rosaline untuk beberapa saat ke depan, entahlah.. Farel bisa pergi ke luar negeri untuk beberapa bulan agar hatinya bisa lebih tenang. Farel tidak punya pilihan lain karena dia yakin, begitu dia melihat Rosaline, pertahanan yang dia bangun pasti akan hancur saat itu juga. “Jangan melakukan hal bodoh..” Kata Rosaline yang masih saja tetap berdiri di sampingnya dengan tubuh yang kaku. Farel memang sengaja tidak langsung membuka kamar ini, iya.. Farel memberikan kesempatan untuk Rosaline. Kalau memang wanita itu mengurungkan niatnya, Rosaline bisa langsung pergi saat ini juga, tapi ketika Rosaline sudah terlanjur masuk ke dalam apartemennya, Farel tidak akan menyediakan jalan keluar lagi. “Sejak dulu kita sudah melakukan hal bodoh. Bahkan sekali lagi kamu menawarkan hal bodoh padaku.. Aku tidak akan bisa lepas darimu, Rosaline dan kamu juga akan begitu.. bagaimanapun caranya, kita tidak akan bisa lepas dengan mudah..” Kata Farel dengan pelan. Farel kembali menghembuskan napasnya dengan pelan. Sejak awal mereka memutuskan untuk menjalin hubungan rahasia ini, Farel dan Rosaline juga sebenarnya sudah sama-sama tahu kalau mereka tidak akan bisa lepas dengan mudah. Ada sesuatu yang terus menahan Farel untuk tetap berada di samping Rosaline, Farel yakin kalau Rosaline juga merasakan hal yang sama. Mereka seperti sepasang kekasih yang tidak akan bisa dipisahkan satu sama lain. Andai saja kisah mereka berakhir dengan cara yang menyenangkan, suah pasti jika Farel dan Rosaline akan menjadi pasangan yang paling bahagia di alam nia ini. Sayang sekali.. sayang sekali jika kisah mereka harus berakhir dengan cara yang sangat menyedihkan.. “Kita mungkin tidak bisa lepas dengan mudah, tapi setidaknya kita sudah berusaha. Suatu saat, kalau memang kamu mulai merasa tidak sanggup, ingatlah satu hal jika aku pernah menjadi milikmu. Kita punya kekuatan yang sangat luar biasa, Farel.. Aku akan sanggat bangga untuk mengatakan pada dunia bahwa kamu adalah orang pertama yang mendapatkan diriku..” Farel memejamkan matanya dengan pelan. Mereka pernah saling memiliki. Sungguh, Farel sebenarnya tidak habis pikir dengan apa yang dikatakan oleh Rosaline. Apa gunanya saling memiliki kalau mereka tidak bisa bersama selamanya? Farel sadar akan keadaannya, Farel sadar akan posisinya.. semua ini tidak akan mudah untuk mereka lakukan tapi Farel harus tetap mencobanya. Farel harus tetap mencoba melakukan segala hal yang terbaik untuk adiknya. Farel menghembuskan napasnya dengan pelan. Setidaknya Rosaline juga harus tahu apa konsekuensi yang akan dia terima kalau dia nekat melakukan semua ini. “Kamu yakin dengan semua ini?” Tanya Farel dengan pelan. Terdengar suara tawa Rosaline yang sumbang. Wanita itu sama sekali tidak tertawa, hanya suaranya saja yang tertawa, sebenarnya hatinya sedang menangisi keadaan yang ada di depan mereka saat ini. Keadaan ini memang patut untuk ditangisi, siapa yang akan tahan dengan kesedihan yang harus ditanggung dalam jangka waktu seumur hidup? Farel bahkan tidak yakin kalau suatu saat mereka akan bisa hidup bahagia dengan orang lain. Farel tidak yakin kalau dia akan sanggup membagi hatinya dengan orang baru yang akan datang ke dalam hidupnya.  Sungguh, kalau bisa Farel berharap jika dia akan sendirian saja selamanya. Kalau tidak dengan Rosaline, akan lebih baik jika Farel terus sendirian saja sampai selamanya. Sampai akhirnya dia akan mati karena terus kesepian, sampai akhirnya Farel akan berhenti berdoa untuk mendapatkan umur yang panjang.. Ya, semua itu memang sangat menyakitkan untuk dilakukan, tapi Farel akan tetap menghadapinya. “Aku akan menyesali keputusanku, tapi aku yakin kalau aku akan tetap melakukannya.. Jadikan aku milikmu karena aku tidak akan sanggup jika tubuhku akan dimiliki oleh pria yang lain..” Kata Rosaline dengan pelan. “Aku tidak punya jalan kembali, begitu kamu masuk ke dalam apartemenku, aku tidak akan bisa melepaskanmu sebelum aku mendapatkan—” “Aku setuju dengan itu..” Rosaline menyela dengan cepat.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD