Bab 49

1552 Words
36 Hari Sebelum Persidangan Ken mengusap wajahnya dengan pelan. Ada banyak sekali pekerjaan yang harus dia selesaikan hari ini karena besok pagi dia harus menghadiri persidangan salah satu kasus yang sudah dia tangani sejak sebulan yang lalu. Iya, lagi-lagi kasus pembunuhan. Ken sama sekali tidak mengerti kenapa akhir-akhir ini banyak sekali kasus pembunuhan yang harus dia tangani. Moral manusia semakin rusak karena keadaan yang semakin buruk juga. Ken sama sekali tidak mengira kalau saat ini ada banyak sekali kasus pembunuhan yang terjadi di dunia ini. Semua orang seakan tidak takut lagi pada apa yang akan mereka terima kalau mereka melakukan pelanggaran sebesar itu. Manusia memiliki hak untuk hidup, melanggar hak yang dimiliki oleh manusia adalah sebuah tindak pidana yang cukup serius. Ya, manusia sekarang memang tidak merasa takut lagi dengan hukuman pidana. Mereka menikmati ketika harus terkurung di dalam jeruji besi karena pada kenyataannya, penjara tidak semengerikan yang selama ini digambarkan oleh film. Banyak orang yang ketika keluar dari penjara bukannya mulai melakukan hal baik, tapi mereka malah melakukan hal yang sebaliknya. Ketika di penjara, banyak orang yang akan bertemu dengan orang-orang dari dunia kriminal lainnya. Biasanya mereka akan membuat kerja sama satu sama lain dan ketika mereka keluar dari penjara, ya.. dunia kriminal yang lain siap untuk menanti mereka. Ken menolehkan kepalanya ketika dia mendengar suara pintu ruangannya yang diketuk. Itu pasti bukan Feli karena hampir satu jam yang lalu Feli sudah berangkat ke studio karena wanita itu memiliki pekerjaan penting. Iya, Feli dan teman bandnya akan membuat sebuah video yang katanya akan merangkum semua kenangan mereka ketika sedang menjalani tour. “Masuklah..” Kata Ken dengan tenang. Ken langsung bangkit berdiri ketika dia melihat Farel datang bersama dengan Rosaline. Kenapa dua orang itu datang ke sini padahal biasanya, ketika sedang ada urusan yang menyangkut pekerjaan, maka mereka akan memanggil Ken untuk datang ke ruangan mereka. Meskipun sedikit terkejut dengan apa yang terjadi, Ken tetap berusaha untuk tenang karena dia tahu apa yang ingin dibicarakan oleh dua orang ini. “Aku dengar jika Feli sempat datang ke sini..” Kata Farel. Ah, sayang sekali, sejak pagi Feli terlihat menantikan kehadiran Kakaknya, sekarang ketika Farel ada di sini Feli malah sudah berangkat bekerja. “Iya, dia ada di sini karena tadi pagi aku berangkat bersamanya. Dia datang ke rumah untuk membuat sarapan..” Jelas Ken dengan tenang. Farel menganggukkan kepalanya sekilas. Pembicaraan tentang Feli sebenarnya hanya basa-basi saja. Ken juga sudah tahu apa yang ingin dikatakan oleh kedua Kakaknya ini. Ken menghembuskan napasnya dengan pelan. Baiklah, mereka memang harus segera membicarakan tentang masalah yang terjadi sejak kemarin siang. Ken harus membereskan kasus ini karena jika dibiarkan begitu saja, maka kasus ini akan merusak nama baik firma hukum mereka. Ken tidak pernah suka kalau ada yang membuat kesalahan hingga membuat nama firma ini jadi ikut jatuh. Ken mengingat semua perjuangan yang dilakukan oleh ayahnya. Tidak, sampai kapanpun Ken tidak akan membiarkan nama firma hukum ini jadi hancur. “Apakah kamu sudah mendapatkan telepon dari keluarga kemarin?” Tanya Rosaline dengan cepat. Iya, Kakaknya memang tipe wanita yang tidak suka bertele-tele. Dia bukan wanita yang akan mencampurkan masalah pribadi dengan masalah pekerjaan. Sejauh yang Ken tahu, Kakaknya adalah seorang pengacara profesional yang sangat luar biasa sehingga tidak heran jika wanita itu langsung bertanya inti dari pembicaraan mereka hari ini. “Tidak ada satupun yang menghubungi kantor. Apakah Kakak sudah mendatangi mereka?” Seingat Ken, kemarin Rosaline mengatakan kalau wanita itu ingin datang ke rumah korban agar bisa berbicara dengan keluarga mengenai apa yang yang terjadi. Ken tahu kalau seharusnya Kakaknya tidak perlu ikut campur dalam masalah ini, tapi jika Kakaknya memang ingin membantu, maka Ken tidak akan bisa mencegahnya. “Sudah. Mereka mengatakan kalau mereka akan menghubungi kantor ketika mereka mendapatkan keputusannya..” Kata Rosaline dengan pelan. Tidak ada yang menghubungi kantor sejak tadi pagi. Ken menghembuskan napasnya dengan pelan. Kalau Ken membiarkan masalah ini begitu saja, maka Ken akan merasa bersalah seumur hidupnya. Ken telah melakukan kesalahan, memang bukan sepenuhnya kesalahan Ken, tapi Ken tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri ketika dia tahu jika dia tidak bisa memberikan keadilan pada keluarga korban. Bahkan Ken juga memikirkan tentang korban itu sendiri, jika dia tidak melakukan bunuh diri dan ternyata memang dibunuh oleh orang lain, apakah Ken bisa membiarkan pembunuhnya terus berkeliaran? Sejujurnya, seorang pembunuh tidak akan membunuh satu orang saja. Di lain keadaan, bisa saja mereka membunuh orang lain karena mereka tidak memiliki rasa takut sedikitpun. Pada pembunuhan pertama, mereka tidak mendapat hukuman sehingga mereka merasa kalau pada pembunuhan kedua juga akan demikian. “Tidak ada yang menghubungi. Aku datang sejak pagi dan sampai sekarang masih belum ada yang menghubungi..” Kata Ken dengan pelan. Ken menghembuskan napasnya dengan pelan, semua ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. “Aku tidak akan bisa menangani kasus ini lagi karena keluarga itu sudah tidak mempercayaiku. Aku hanya bisa memberikan semua informasi yang akan kamu butuhkan untuk menangani kasus ini, Ken..” Kata Farel sambil menatap Ken. Ken menganggukkan kepalanya dengan sopan. Bagaimanapun juga, Ken tidak bisa terus menyalahkan Farel atas apa yang terjadi. Menyalahkan seseorang ketika kejadiannya sudah terlanjur terjadi, itu adalah hal yang sangat tidak berguna. Dari pada membuang waktu untuk terus menyalahkan Farel, bukankah akan lebih baik jika Ken mencoba untuk memperbaiki keadaan ini saja? Ken menghembuskan napasnya dengan pelan. Dari Feli, Ken menyadari kalau segalanya akan lebih baik jika kita mencari solusinya, bukan mencari kambing hitamnya. Iya, Farel memang bersalah, tapi jika Ken menghabiskan waktunya untuk terus menyalahkan Farel, apakah masalah ini akan selesai? “Semua dokumen yang kamu butuhkan sudah disiapkan. Seandainya keluarga ini memberikan keputusan, maka kita bisa langsung bertindak. Apakah kamu memiliki kasus lain yang sedang kamu tangani? Kalau ada, kamu bisa memberikan kasus itu pada Farel saja. Fokuslah pada kasus yang ini..” Kata Rosaline. Ken menganggukkan kepalanya dengan pelan. Ken sadar kalau sekarang Kakaknya juga sedang kebingungan untuk mencari solusi dalam masalah ini. Ken menghembuskan napasnya dengan pelan. Ken memang memiliki satu kasus penting, tapi kasus itu akan segera selesai dalam beberapa hari lagi. Ken tidak perlu menyerahkan kasusnya pada Farel karena Ken masih memiliki kemampuan untuk memegang keduanya. “Aku memang memiliki satu kasus penting, tapi aku masih bisa menanganinya..” kata Ken dengan tenang. “Baiklah, kamu tahu seberapa kemampuanmu sendiri. Kita harus menunggu sampai dua hari lagi, kalau tetap tidak ada jawaban dari keluarga, aku akan datang kembali ke rumahnya..” Kata Rosaline. Ketika mengingat tentang keluarga korban, secara tidak langsung Ken juga jadi mengingat apa yang dikatakan oleh wanita kemarin. Ya Tuhan, Ken tahu kalau kata dan doa dari seseorang yang tersakiti, mereka memiliki kuasa besar untuk melakukan sesuatu. Tapi Ken berharap kalau apa yang dikatakan oleh wanita kemarin sama sekali tidak benar. Sekalipun memberikan kutuk dan juga dendam, keadaan tidak akan berubah. Yang mati akan tetap mati, dan kesedihan mereka juga tidak akan hilang. Masalahnya, dalam hal kemarin Ken memang melakukan kesalahan, tapi kesalahannya tidak separah itu untuk bisa mendapatkan kutukan dan kalimat kasa. Ah, Ken biasanya tidak terlalu memikirkan apa yang dikatakan oleh orang lain, tapi entah kenapa kejadian kemarin melekat di dalam pikiran Ken. “Bagaimana menurutmu, Ken?” Ken mengerjapkan matanya ketika dia mendengar namanya disebut dengan suara yang yang cukup keras. Ken mengernyitkan dahinya karena jujur saja Ken tidak mendengar apa yang dikatakan oleh mereka berdua. Ken terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri sehingga dia tidak mendengarkan pembicaraan penting yang sedang terjadi saat ini. “Apa? Bisakah kalian mengulangi pertanyaannya? Maafkan aku, sedang tidak fokus sekarang..” Kata Ken dengan pelan. Ken mengusap wajahnya sendiri karena dia menyadari kesalahan yang dia lakukan. Ken tidak biasanya melakukan ini. “Bagaimana kalau kita datang ke rumah keluarganya bersama-sama? Aku merasa jika bukan Rosaline saja yang memiliki tanggung jawab untuk datang ke sana. Aku harus datang dan mengucapkan permintaan maaf..” Kata Farel sambil menatap Ken. Ken menganggukkan kepalanya dengan cepat. Iya, itu adalah ide yang paling benar. Mereka seharusnya datang ke sana bertiga untuk bisa membicarakan masalah ini dengan jelas. “Aku setuju dengan ide itu. Aku sebenarnya merasa sangat bersalah dengan semua yang terjadi, keluarga itu memiliki harapa besar kalau putri mereka akan mendapatkan sedikit keadilan, sayang sekali.. kita mengacaukan semuanya..” Kata Ken dengan pelan. Ken menghembuskan napasnya dengan pelan. Di tengah jadwal pekerjaannya yang sangat sibuk, kapan Ken bisa meluangkan waktu untuk datang ke rumah korban itu? “Kita harus menunggu sampai dua hari lagi. Kalau mereka tidak menghubungi kita, kita harus datang ke sana dan kembali membujuk mereka..” Kata Rosaline. Ken kembali menganggukkan kepalanya dengan pelan. “Kita tidak bisa memaksa mereka untuk melakukan—” “Kita harus memaksa mereka, Ken. Kalau tidak, kita sendiri yang akan menyesali semuanya..” Kata Rosaline. Ken menutup matanya dengan pelan. Ken memang tidak punya pilihan lain selain mengikuti saja apa yang dikatakan oleh Kakaknya. Ken tahu kalau sebenarnya pihak keluarga bisa menolak usulan mereka, tapi Ken juga tidak bisa membiarkan kasus ini jadi hilang begitu saja tanpa ada kejelasan. Iya, Ken tidak akan bisa tidur dengan tenang kalau dia masih belum memberikan keadilan.. “Mereka pasti mau. Mereka tidak akan menolak kesempatan ini karena mereka membutuhkan keadilan, Ken..” Kata Farel. Ken tidak yakin dengan apa yang dikatakan oleh Farel. Pihak keluarga mungkin memang akan mengajukan banding, tapi bagaimana kalau mereka menunjuk pengacara yang lain? Di sini Ken dan Farel yang membuat kesalahan, harusnya mereka juga yang memperbaiki semuanya..    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD