Bab 48

1953 Words
36 Hari Sebelum Persidangan Feli melangkahkan kakinya dengan pelan untuk masuk ke dalam kantor. Ini masih terlalu pagi untuk datang ke studio, Feli lebih memilih untuk duduk di ruangan Ken lebih dulu. Ah, iya.. sebenarnya Feli juga ingin tahu apakah hari ini Kakaknya akan datang bekerja atas tidak. Feli benar-benar tidak bisa tidur dengan tenang karena dia terus memikirkan apa yang terjadi dengan Kakaknya. Fali tidak berani menghubungi Kakaknya karena Feli tahu jika Kakaknya membutuhkan waktu untuk sendirian lebih dulu. Mungkin Farel memang memiliki masalah, tapi kalau pria itu belum siap untuk mengatakan apapun pada Feli, maka Feli tidak akan memaksa Kakaknya. Tidak Feli sangka kalau sekarang mereka sudah dewasa. Selama ini Feli selalu menjadi seorang adil yang sangat cengeng. Apapun yang terjadi, Feli akan menangis dan Farel yang akan selalu berdiri untuk menjadi tameng pelindungnya. Dalam segala hal yang terjadi, Farel akan selalu menjadi sosok Kakak yang sangat baik padanya, yang akan selalu memeluknya ketika Feli mulai bersedih, yang akan selalu siap untuk mendengarkan beberapa masalah yang Feli hadapi. Semakin mereka tumbuh dewasa, semakin banyak juga masalah yang mendatangi kehidupan mereka. Selama ini Feli merasa kalau Kakaknya adalah orang yang tidak memiliki masalah. Farel selalu terlihat santai dalam menghadapi apapun. Kemarin siang, iya.. saat itulah Feli mulai menyadari kalau Kakaknya juga seorang manusia biasa. Kakaknya juga bisa hancur ketika dia harus menahan rasa sakit hatinya karena sebuah masalah. Feli menghembuskan napasnya dengan pelan ketika dia melewati pintu ruangan Kakaknya yang terbuka dan menampakkan ruangan kerja yang masih kosong. Ken memang datang lebih pagi dari biasanya, jadi Feli masih bisa memaklumi jika Farel masih belum datang. “Kak Farel sudah dua hari tidak datang ke kantor. Aku harap hari ini dia akan datang karena aku benar-benar membutuhkan bantuannya..” Kata Ken sambil terus melangkahkan kakinya dengan santai. Ken sepertinya tahu kalau sejak tadi Feli terus memperhatikan ruangan Kakaknya yang kosong. Iya, Feli memang berharap kalau Kakaknya akan datang hari ini karena Feli ingin melihat bagaimana keadaan Kakaknya. Farel terlihat sangat kacau kemarin. Sebenarnya sudah sejak kemarin Feli ingin datang ke apartemen Kakaknya, tapi Feli menahan diri. Feli tahu kalau Kakaknya membutuhkan waktu untuk sendirian lebih dulu. Iya, dia harus menenangkan dirinya dulu. Feli menghargai hal itu sehingga Feli tidak jadi datang ke apartemen Kakaknya. “Apakah ini akan menjadi masalah besar?” Tanya Feli dengan pelan. Ken menghentikan langkahnya dan menatap Feli dengan pandangan kebingungan. Pria itu lalu tersenyum dan mengajak Feli untuk masuk ke dalam ruangannya lebih dulu. Feli menuruti apa yang diinginkan oleh Ken, Feli melangkahkan kakinya untuk masuk lalu duduk di sofa yang biasa dia duduki. “Aku masih mencoba untuk membereskan semua ini. Jujur saja aku memang sangat kesal dengan kelakuan Kak Farel. Terlepas dari alasan yang dia katakan, aku tetap tidak bisa memberikan toleransi atas kesalahannya ini. Dia melakukan masalah yang cukup besar, Feli..” Kata Ken dengan tenang. Feli menghembuskan napasnya dengan pelan. Apakah Kakaknya memang mengatakan alasannya pada Ken? Kemarin, ketika Feli diminta untuk keluar bersama dengan Rosaline, Ken memang sedang berbicara bersama dengan Kakaknya selama beberapa saat. Feli tidak bisa menanyakan apapun pada Farel maupun Ken tentang apa yang mereka berdua bicarakan karena kemarin keadaannya sedang sangat kacau. Iya, ditambah lagi dengan masalah Caleb. Ah, satu per satu masalah memang akan segera selesai, tapi Feli tetap ingin tahu tentang apa yang terjadi dengan Kakaknya. “Apa yang dia katakan padamu? Ken, aku menemukan dia dengan keadaan yang sangat.. ya, aku tidak sanggup untuk menjelaskannya. Aku rasa dia memang sedang ada masalah yang besar..” Kata Feli dengan pandangan khawatir. Selama ini Feli tidak pernah melihat Kakaknya menangis. Bahkan ketika ibu mereka meninggal. Farel sama sekali tidak menunjukkan air matanya di depan Feli. Pria itu hanya sedikit menghindari Feli selama beberapa saat karena mungkin dia tidak sanggup mendengarkan tangisan Feli. Apa yang Feli lihat kemarin siang adalah hal yang tidak akan pernah bisa Feli lupakan begitu saja. Keadaan Kakaknya yang terlihat sangat hancur, semua itu membuat pikiran Feli merasa terganggu. Siapa yang bisa melakukan semua itu pada Kakaknya? Apakah Kakaknya sedang menjalin hubungan dengan seorang wanita? Selama ini Feli cukup mengenal bagaimana sifat Kakaknya. Farel bukanlah pria yang terlalu mementingkan kehidupan percintaan. Dibandingkan dengan Feli yang sudah berpacaran serius dengan Ken sejak bertahun-tahun yang lalu, Farel malah belum pernah terlihat ingin menjalin hubungan yang serius. Awalnya, ketika Feli meminta izin untuk menikah lebih dulu, Feli pikir kalau Kakaknya tidak akan memberikan izin. Iya, memang ada kepercayaan yang mengatakan kalau seorang adik tidak boleh menikah mendahului Kakaknya. Feli sempat khawatir kalau Kakaknya tidak akan memberikan izin. Tapi ternyata Feli salah, Ken memberikan dukungan penuh atas apa yang ingin dilakukan oleh Feli. Jika dilihat dari semua yang terjadi di masa lalu, Feli rasa Farel tidak akan sampai sehancur itu jika hanya masalah yang berhubungan dengan wanita. Kakaknya bukan tipe orang yang terlalu serius dengan wanita. Entahlah, kalau memang ada wanita yang bisa membuat Kakaknya sampai menangis seperti itu, maka artinya Kakaknya sudah benar-benar serius dengan hubungan mereka. Feli harap suatu hari Kakaknya akan menemukan seorang wanita baik yang akan menjaganya setiap saat, yang akan mendampingi dirinya dalam setiap keadaan, yang akan mencintainya tanpa syarat apapun. “Kita tidak pernah tahu apa saja yang dialami oleh Kakakmu. Bisa saja dia memang memiliki masalah yang besar. Tapi Feli, kamu harus tahu kalau kita tidak bisa mencampurkan masalah pribadi dengan masalah pekerjaan. Kakakmu memang memiliki masalah pribadi di dalam hidupnya, tapi sebagai seorang pengacara, dia tidak bisa melakukan semua ini..” Kata Ken dengan tenang. Feli tahu kalau Ken sedang berusaha memberikan pengertian pada Feli jika dengan alasan apapun, apa yang dilakukan oleh Kakaknya adalah hal yang sangat salah. Iya, Feli tahu akan hal itu, tapi Feli tidak suka kalau ada orang yang menyalahkan Kakaknya. Setiap orang memiliki kekuatan yang berbeda dalam menghadapi masalah di dalam hidupnya sehingga Ken tidak bisa menyamakan apa yang terjadi pada Kakaknya dengan apa yang terjadi pada dirinya.. “Apakah ada jalan keluar? Kakakku memang membuat kesalahan yang sangat besar, tapi apakah ada jalan keluar untuk masalah itu?” Tanya Feli dengan sedikit khawatir. Dari apa yang dikatakan oleh Rosaline kemarin sore, Feli akhirnya sedikit mengerti dengan apa yang sudah terjadi. Feli tahu kalau Kakaknya sudah melakukan kesalahan yang cukup fatal, tapi apakah benar-benar tidak ada jalan keluar untuk semua itu? Feli memang sempat kuliah di jurusan hukum beberapa tahun yang lalu sehingga Feli bisa sedikit mengerti dengan apa yang sedang terjadi saat ini. “Aku mengupayakan agar bisa naik banding, tapi aku masih harus mendapatkan izin dari keluarganya. Pengadilan memberikan waktu selama 7 hari untuk masa pikir-pikir. Setelah itu aku harus segera memberikan keputusan keluarga pada pihak pengadilan..” Kata Ken dengan pelan. Mereka masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki semuanya. Seharusnya Ken langsung saja mengambil keputusan untuk mengajukan banding tanpa perlu menunggu 7 hari ini. Bukankah lebih cepat akan lebih baik? Feli tidak suka kalau keadilan malah digunakan untuk permainan. Iya, Farel memang melakukan kesalahan karena dia tidak datang ke persidangan, tapi kalau masih bisa memperbaiki kesalahan yang mereka buat, kenapa harus menunggu selama 7 hari? “Kalian harus langsung mengajukan banding. Ken, ini masalah yang sangat besar.. kamu tidak bisa menunggu selama 7 hari!” Kata Feli sambil menatap Ken. Ken tersenyum ketika mendengar apa yang Feli katakan. Apa? Apa Feli mengatakan hal yang salah? “Aku tahu kalau kamu sebenarnya masih memiliki ketertarikan di dunia hukum. Darah memang tidak pernah berbohong, Feli.. mungkin suatu saat kamu bisa bekerja di sini untuk menjadi asistenku..” Kata Ken sambil tersenyum. Feli mengernyitkan hadinya ketika dia mendengar apa yang dikatakan oleh Ken. Kenapa pria ini malah bergurau di saat yang sangat genting seperti ini? “Begini, ini bukan hanya tentang aku yang sangat ingin memperbaiki keadaan sama seperti yang kamu lakukan atau yang ingin dilakukan juga oleh Kak Rosaline. Masalahnya, kita juga perlu izin dari keluarganya. Kemarin keluarganya sangat kecewa dengan kinerja Kakakmu yang tidak bertanggung jawab dengan pekerjaannya. Mereka marah bukan hanya pada Kakakmu, tapi juga padaku dan pada semua orang yang bekerja di sini. Mereka sudah tidak mempercayai kami lagi..” Kata Ken dengan pelan. Feli menghembuskan napasnya dengan pelan. Iya, Kakaknya memang melakukan sebuah kesalahan besar, tapi masih ada cara untuk memperbaiki kesalahan itu. Apa yang bisa Feli lakukan untuk membantu Kakaknya keluar drai masalah ini? Sungguh, sebenarnya Feli sangat tidak suka kalau Kakaknya sedang dalam masalah dan Feli sama sekali tidak bisa melakukan apapun untuk membantunya. Selama ini Farel selalu ada ketika Feli sedang memiliki masalah, bukankah sekarang adalah waktu yang tepat untuk melakukan hal yang sama pada Kakaknya itu? Masalahnya, Feli juga tidak tahu harus melakukan apa. “Apakah aku bisa melakukan sesuatu untuk membuat masalah ini jadi—” “Tidak, kamu tidak perlu melakukan apapun..” Ken langsung memotong kalimat Feli. Feli kembali menghembuskan napasnya dengan pelan. Tidak bisa, Feli harus melakukan sesuatu karena memang selama ini Kakaknya tidak pernah membiarkan Feli menghadapi masalahnya sendirian. Farel selalu ada untuk membantu Feli dalam menyelesaikan setiap masalahnya, jadi.. kenapa Feli tidak bisa melakukan hal yang sama? “Feli, dengarkan aku dulu.. ini bukan masalah yang mudah, aku akan berusaha melakukan yang terbaik karena bukan hanya kamu saja yang ingin membantu Kak Farel. Aku dan Kak Rosaline akan melakukan yang terbaik, jangan khawatir semuanya akan baik-baik saja. Pada dasarnya, kalah dalam persidangan adalah hal yang sangat biasa, kalau memang kita kalah, itu sama sekali bukan kesalahan kita. Tapi di sini aku ingin melakukan sesuatu karena aku yakin jika tuduhan yang diberikan oleh keluarga itu memanglah benar. Aku akan mencoba melakukan yang terbaik sekalipun sebenarnya, kalau kami kalah dalam persidangan, itu bukan tanggung jawab kami lagi..” Iya, Feli juga mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Ken. Memang begitulah cara kerja seorang pengacara. Mereka memang berusaha melakukan sesuatu untuk memenangkan apa yang mereka anggap benar. Dengan semua penyelidikan dan semua persiapan yang mereka lakukan, sudah jelas jika seorang pengacara akan berharap untuk memenangkan sebuah persidangan. Tapi, kalau memang hasilnya berkebalikan, itu sama sekali bukan kesalahan pengacara. Kalau memang kalah, itu sudah bukan tanggung jawab pengacara lagi kecuali jika pihak yang mengajukan tuntutan ingin melakukan banding. Feli memejamkan matanya degan pelan. Dulu Feli memang sempat kuliah di jurusan hukum, sekarang Feli sangat bersyukur karena dia memilih untuk menjadi penyanyi dibanding menjadi seorang pengacara. Feli selalu menikmati pekerjaannya selama ini. Feli suka menyanyi dan dia bekerja berdasarkan hobinya sendiri. Iya, Feli tidak pernah merasa terbeban sedikitpun ketika dia sedang bernyanyi. Jika dulu Feli memilih untuk menjadi pengacara seperti Ken, sudah pasti sekarang Feli akan merasa pusing ketika dia harus menghadapi satu kasus yang sangat sulit. Benar, pilihan yang dibuat dengan sangat hati-hati memang selalu berbuah dengan baik. Feli tahu kalau sejak dulu, sekalipun tidak mengatakan secara langsung, ayahnya sangat ingin jika Feli juga mengikuti jejaknya dan juga jejak Farel. Untung saja ketika Feli memutuskan untuk menjadi seorang penyanyi, sekalipun terlihat keberatan ayahnya akhirnya mengizinkan Feli melakukan apa yang dia inginkan. Feli tidak bisa membayangkan apa yang akan dia lakukan kalau sekarang dia menjadi seorang pengacara. Huh, Feli pasti akan sangat sibuk dengan semua kasus yang rumit dan juga sulit. Iya, setiap orang memang memiliki kemampuan yang berbeda. Sekalipun Feli tahu jika menjadi pengacara adalah hal yang sangat sulit, selama ini Feli tidak pernah mendengar satupun keluhan yang keluar dari bibir Ken, Rosaline, maupun Farel. Iya, mereka semua melakukan pekerjaan mereka dengan sangat baik tanpa pernah mengeluh sedikitpun. Feli benar-benar sangat bangga dengan mereka semua. Mereka melakukan banyak hal yang luar biasa, mereka membantu banyak orang untuk mendapatkan keadilan mereka. “Sudah jangan khawatir, aku akan melakukan yang terbaik. Kali ini sepertinya Kak Rosaline juga akan ikut membantuku..” Kata Ken dengan tenang. Feli menganggukkan kepalanya dengan pelan. Dia sangat percaya pada kemampuan Ken. Pria itu pasti akan melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan masalah ini. Feli harap dia akan segera mendengar kabar baik dalam waktu dekat..   
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD