Bab 47

2054 Words
36 Hari Sebelum Persidangan Ken melangkahkan kakinya dengan tenang untuk mengantarkan Kakaknya sampai di depan pintu kelasnya. Sebenarnya hari ini Ken sangat ingin meminta maaf pada Caleb, tapi Ken merasa kalau sesekali Caleb memang harus diberikan hukuman atas apa yang dia lakukan. Jika masih dalam batas wajar, Ken tidak akan marah pada Kakaknya itu. Iya, lagi-lagi Ken memang harus memahami bagaimana keadaan Kakaknya. Ken benar-benar bersyukur karena dia mendapatkan seorang kekasih yang sangat pengertian dengan keadaannya itu. Jika wanita lain yang mendapatkan serangan dari Caleb, sudah bisa dipastikan kalau sekarang wanita itu akan meninggalkan Ken. Iya, Ken memang sangat beruntung karena dia mendapatkan Feli. tidak semua orang bisa mendapatkan keberuntungan seperti dirinya. “Ak-aku akan masuk ke kelas..” Kata Caleb sambil menundukkan kepalanya. Ken tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. Berbeda dengan Ken yang bersikap cuek, Feli malah melakukan hal yang sebaliknya. Wanita itu malah memeluk Caleb selama beberapa detik hingga membuat Caleb memberontak karena kesal. “Jang-jangan memelukku! Aku tidak suka! Aku tidak suka dipeluk! Feli sangat menyebalkan!” Feli tertawa pelan lalu kembali memeluk Caleb dengan cepat. Iya, wanita itu memang sering mengganggu Caleb sekalipun dia sebenarnya hanya ingin bermain dengan Caleb. Ken menghembuskan napasnya dengan pelan. Dia tidak seharusnya memperlakukan Caleb dengan seperti ini. Kakaknya itu pasti juga tidak sengaja ketika dia memukul Feli. “Baiklah, segeralah masuk kelas, Kak. Aku akan berangkat bekerja bersama dengan Feli..” Kata Ken dengan tenang. Caleb menatap Ken sejenak lalu pria itu melepaskan tas miliknya dan membuka kontak pensilnya. Ken hanya bisa mengamati sambil menatap kebingungan. Sementara itu Feli malah ikut mengintip apa yang dilakukan oleh Caleb. Ken mengernyitkan dahinya ketika dia melihat Caleb mengulurkan selembar uang dengan jumlah 50 ribu. Apa yang ingin dilakukan oleh Kakaknya? “Kenapa uang sakumu diberikan padaku?” Tanya Ken sambil menerima uang yang diulurkan oleh Kakaknya. “Belilah bahan bakar untuk mobilmu..” Kata Caleb sambil melangkahkan kakinya untuk berjalan masuk ke dalam kelasnya. Ken tersenyum ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Kakaknya. Astaga, jadi Kakaknya berpikir kalau Ken kehabisan uang sehingga dia tidak mampu membeli bahan bakar? Iya, memang begitulah sifat Kakaknya. Selama ini Ken sama sekali tidak tahu apa yang ada di dalam kepalanya. Pikiran manusia memang sangat sulit untuk ditelusuri.. “Lihatlah apa yang dilakukan oleh Kak Caleb. Kalau sudah begini, apakah kamu masih tega untuk marah padanya?” Tanya Feli sambil tertawa dengan pelan. *** “Kamu akan ikut aku ke kantor atau kita kembali ke rumah untuk mengambil mobilku?” Tanya Ken begitu mereka berdua masuk ke dalam mobil milik Feli. Sekalipun Ken sering kali mengingatkan Feli untuk jangan pergi sendirian menggunakan mobil, Feli tetap saja tidak mau mendengarkan dirinya. Ya, begitulah Feli. Wanita itu selalu berpikir kalau dia bisa melakukan apapun yang dia inginkan, padahal.. setiap kali Ken melihat Feli mengendarai mobil, rasanya Ken sangat ingin menjual mobil ini. Iya, Feli tidak terlalu mahir dalam mengendarai mobil. “Ke kantor saja. Sesekali aku juga ingin mengantar kekasihku pergi bekerja..” Kata Feli sambil tersenyum. Ken ikut tersenyum ketika dia mendengar apa yang dikatakan oleh Feli. “Apakah kamu tidak ada latihan hari ini?” Tanya Ken. Iya, Ken ingat kalau hari-hari ini Feli seharusnya sangat sibuk karena wanita itu sedang bekerja keras untuk segera mengeluarkan album baru bersama dengan teman-temannya. Entahlah, Ken tidak mengerti kenapa Feli malah seakan santai dan memiliki waktu untuk bermain-main. “Nanti siang aku akan bertemu dengan mereka untuk membahas beberapa hal tentang video yang akan kami rilis bersamaan dengan album itu..” Jawab Feli dengan tenang. Iya, Ken sebenarnya mengerti jika sekarang Feli sedang merasa sedih karena dia harus berpisah dengan bandnya yang sudah membesarkan namanya. Sudah bertahun-tahun lalu sejak Feli merintis band itu bersama dengan teman-temannya. Untuk berpisah dengan sesuatu yang sudah sangat dicintai, itu bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Iya, Ken sangat mengerti akan hal itu. Keputusan untuk keluar dari band bukanlah keputusan yang dibuat oleh Ken. Selama ini Ken sama sekali tidak pernah mempermasalahkan apa yang ingin dilakukan oleh wanita itu. Asalkan Feli bahagia dan tetap aman, Ken sama sekali tidak pernah melarang Feli. Sejak kecil, hanya Feli yang memiliki cinta-cita berbeda. Iya, Ken, Farel, Rosaline, dan Feli sejak dulu memang sangat sering bermain bersama. Kadang kala Caleb juga akan ikut bersama dengan mereka, tapi sebenarnya Caleb lebih sering melakukan terapi dan sebagainya agar Kakaknya itu tidak terlalu sering lepas kendali. Dari awal mereka semua bersama, semua orang juga sudah tahu jika Ken, Rosaline, dan Farel akan meneruskan jejak orang tua mereka sebagai pengacara. Iya, satu pengecualian untuk Feli yang suka ikut belajar bersama dengan mereka tapi wanita itu malah menjadi seorang penyanyi. Ada satu fakta yang cukup jarang diketahui oleh orang-orang. Sebenarnya, Feli juga mengambil kuliah dengan jurusan hukum sekalipun pada akhirnya Feli lebih memilih untuk bekerja sebagai seniman. Feli adalah seorang penyanyi yang luar biasa karena ibunya juga adalah seorang penyanyi solo yang sangat terkenal. Sejak kecil, Feli sudah dibimbing oleh seorang mentor terkenal yang selama ini sering menerbitkan penyanyi yang cukup sukses. “Semuanya baik-baik saja? Apakah tidak ada yang mempermasalahkan tentang hal ini?” Tanya Ken. Ken tahu kalau Feli pasti mendapatkan banyak kesulitan karena keputusannya ini. Tapi memang itulah yang diinginkan oleh Feli. Selama ini Ken tidak pernah memaksa Feli untuk melakukan sesuatu yang tidak Feli sukai. Iya, Feli memang akan menikah dengan Ken, tapi ikatan pernikahan tetap tidak bisa membuat Ken memiliki kendali penuh atas kehidupan Feli. Sampai kapanpun Feli memegang keputusan penuh atas dirinya sendiri. Ken hanya bisa memberikan dukungan pada apa yang ingin dilakukan oleh Feli. “Sebenarnya tidak ada..” Kata Feli dengan tenang Ken mengernyitkan dahinya ketika dia mendengar ada keraguan di dalam suara Feli. Apakah Feli sedang ingin menyembunyikan sesuatu? Iya, sebenarnya Feli memiliki hak untuk menyimpan rahasianya sendiri. Ken tidak bisa memaksa Feli untuk selalu mengatakan apapun yang dia ingin, tapi Ken juga tidak bisa membiarkan Feli menyimpan masalahnya sendiri. Jika Feli mau mengatakan keadaannya, akan lebih baik jika Ken bisa membantunya. “Kamu yakin?” Tanya Ken sambil menolehkan kepalanya ke arah Feli. “Iya, sangat yakin. Ini sudah menjadi keputusanku sendiri. Aku mungkin akan sedikit menyesal tapi aku senang karena aku bisa melakukan apa yang aku inginkan..” Kata Feli. Ken tersenyum ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Feli. Sebenarnya, apapun yang terjadi, Ken hanya ingin menyenangkan hati Feli. Iya, kebahagiaan wanita itu ada di atas segalanya. Selama ini Ken selalu melakukan yang terbaik karena dia memang senang ketika melihat senyuman di wajah Feli. Setelah mereka berdua menikah dan tinggal di rumah baru milik mereka, Ken akan selalu berusaha untuk meluangkan waktunya lebih banyak lagi agar bisa dia habiskan bersama dengan Feli. Bagaimanapun juga, Feli melakukan satu pengorbanan besar di dalam hidupnya hanya karena dia ingin lebih banyak memiliki waktu bersama dengna Ken. Bukankah seharusnya Ken juga melakukan hal yang sama? Ken tidak mungkin keluar drai pekerjaannya karena itu akan menjadi keputusan gila yang sangat bodoh. Tidak, Ken mungkin hanya perlu sedikit mengurangi waktu bekerjanya yang selamanya ini benar-benar sangat padat. Ken harus selalu pulang ke rumah tepat ketika jam kantor selesai. Jika selama ini Ken sering mengorbankan akhir pekannya untuk tetap bekerja, setelah menikah dengan Feli, Ken tidak akan melakukan semua itu lagi. Memang benar kalau selama ini Ken berkorban agar semua kasus yang dia tangani bisa cepat selesai dengan baik. Iya, Ken memang berusaha untuk melakukan yang terbaik untuk keadilan para kliennya. Tapi ketika Ken menikah, Ken tidak bisa mementingkan orang lain lagi, yang paling penting di dalam hidup Ken adalah Feli. Memberikan keadilan untuk Feli adalah yang paling penting. Sesibuk apapun Ken dalam mengurus pekerjaan, Ken tidak akan pernah membiarkan istrinya jadi merasa kesepian. “Aku sangat bangga padamu, Feli. Kamu melakukan segala hal yang terbaik untuk pernikahan kita. Aku harap aku juga bisa melakukan hal yang sama seperti dirimu..” Kata Ken sambil tersenyum. “Kamu juga akan keluar dari pekerjaanmu?” Tanya Feli sambil menatap Ken. Keluar? Apakah Ken ada mengatakan jika dia akan keluar dari pekerjaannya? “Tidak, tentu saja tidak! Bagaimana kita akan hidup kalau aku juga jadi pengangguran?” Tanya Ken sambil tertawa pelan. Feli juga ikut tertawa beberapa saat kemudian. Ah, salah paham memang sangat sering terjadi. Mungkin tadi Feli mengira kalau Ken ingin melakukan hal yang sama yaitu keluar dari pekerjaannya, padahal bukan seperti itu maksudnya. Ken ingin melakukan hal yang sama dengan Feli tapi bukan berarti dia harus keluar dari pekerjaannya. Ken hanya ingin berusaha melakukan yang terbaik seperti yang Feli lakukan. Kalau selama ini Ken sangat sibuk dengan pekerjaannya, sekarang Ken akan lebih pandai dalam mengatur waktunya sendiri. Iya, kurang lebih begitulah maksud dari kalimat yang Ken katakan. “Aku tahu kalau pernikahan bukanlah hal yang mudah untuk dijalani, aku sendiri tidak yakin kalau kita akan selalu baik-baik saja ketika kita menjalani kehidupan pernikahan. Tapi Feli, kalau ada sedikit saja salah paham yang terjadi di antara kita, tolong.. jangan pernah mendiamkan aku. Kita harus terus berkomunikasi karena memang itulah kunci dari setiap hubungan..” Kata Ken. Feli kembali menolehkan kepalanya dan menatap Ken dengan pandangan kebingungan. Iya, Ken tahu kalau dia terlalu cepat dalam  mengubah topik pembicaraan. Tapi mau bagaimana lagi? Ken memang sedang menghawatirkan pernikahan mereka saat ini. Ken sangat sadar kalau pernikahan bukan hanya diisi dengan tertawa dan kebahagiaan saja, kadang kala juga akan ada masalah yang menghampiri mereka. Dalam kehidupan, manusia memang tidak akan pernah bisa lepas dari masalah. Ken sadar akan hal itu. Tapi Ken berharap kalau apapun yang terjadi, Ken dan Feli tidak akan pernah bisa dipisahkan dengan alasan apapun, ya.. mungkin hanya maut yang bisa memisahkan mereka. “Ken, kita sudah melewati banyak masa sulit dan kita masih baik-baik saja sampai sekarang. Banyak orang yang dulu sering mengatakan kalau kita tidak akan bisa bertahan terlalu lama, kita masih muda dan tidak tahu apa-apa tentang jatuh cinta yang sebenarnya. Mereka mengira kalau selama ini kita hanya saling nyaman dengan pertemanan kita sehingga kita salah mengartikan perasaan ini. Sebenarnya tidak, sebenarnya sejak dulu kita juga sudah saling mencintai, kita saja yang tidak sadar dengan perasaan itu..” Feli berbicara sambil tersenyum ke arah Ken. Ah, iya.. jika memikirkan tentang apa yang terjadi bertahun-tahun yang lalu, Ken jadi kembali mengingat jika ada banyak sekali orang yang meremehkan hubungan Feli dan Ken. Benar, selama ini memang ada banyak sekali orang yang tahu tentang persahabatan antara Ken dan Feli. Mereka berdua sudah saling mengenal sejak mereka masih kecil, hampir seluruh kehidupan Ken, dia habiskan untuk berpetualang bersama dengan Feli. Ketika orang-orang tahu jika Ken berpacaran dengan Feli, banyak yang mengatakan kalau mereka hanya terjebak di dalam rasa sayang antara sahabat saja. Mereka tidak saling mencintai, mereka hanya nyaman dengan status persahabatan dan salah memahami tentang perasaan itu. Iya, saat itu baik Ken maupun Feli tidak pernah mau mengatakan apapun. Mereka tidak memberikan pembelaan ataupun penolakan dalam bentuk apapun. Biarkan saja semua orang membicarakan hubungan Feli dan Ken. Mereka memiliki mulut yang tidak akan pernah berhenti mengatakan apa yang ingin mereka katakan, percuma saja Ken dan Feli memberi tahu apa yang sebenarnya terjadi. Bagi Ken dan Feli, mereka yang menjalani hubungan ini itu artinya hanya mereka yang mengetahui tentang apa yang mereka rasakan satu dengan yang lain. “Akhirnya sekarang kita menunjukkan pada mereka kalau apa yang kita punya jauh lebih besar dari sekedar rasa cinta. Sejak kecil kita memang terbiasa hidup bersama. Dalam setiap momen di dalam hidupku, aku rasa kamu tidak pernah melewatkan satupun. Aku akan sangat senang kalau akhirnya kita bisa menghabiskan seluruh waktu di dalam hidup kita untuk menjadi sepasang kekasih yang tidak akan pernah bisa dipisahkan oleh apapun. Aku merasa terhormat karena aku akan menjadi istrimu..” Kata Feli sambil tersenyum. Sebenarnya, mereka memang akan menghabiskan hidup mereka untuk terus bersama. Sejak kecil Ken sudah dekat dengan Feli, dalam keadaan apapun, Feli selalu ada di dekat Ken dan begitu juga Ken yang akan selalu mengikuti kemanapun Feli pergi. Kisah ini sebenarnya adalah sebuah kisah yang terasa seperti dongeng anak-anak. Iya, Feli dan Ken adalah teman sejak kecil. Mereka menghabiskan waktu bersama sejak mereka masih kecil, mereka berbagi apapun yang mereka miliki, Feli dan Ken sering bertengkar tapi mereka akan kembali satu sama lain. Sekarang mereka akan segera menikah.. what a beautiful story! “Kita akan melewati semuanya bersama sebagai suami dan istri. Itu akan menjadi hal yang sangat mengagumkan, Ken..” Kata Feli sekali lagi. Benar, mereka akan menghabiskan waktu yang sangat panjang untuk bisa saling berbagi sampai maut memisahkan mereka berdua.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD