Bab 45

1924 Words
36 Hari Sebelum Pengadilan Ken membuka matanya dengan pelan ketika dia mendengarkan suara alarm yang memang sudah terbiasa dia nyalakan untuk membangunkan dirinya di pagi hari. Ken sebenarnya terkejut ketika dia melihat ada seseorang yang sedang duduk di dalam kamarnya sambil menatapnya dengan mata bulat yang menggemaskan. Tapi Ken sudah terbiasa dengan kunjungan di pagi buta seperti ini, oleh karena itu Ken hanya bisa tersenyum ketika Feli melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam selimutnya. Wanita ini datang terlalu pagi, dia pasti masih mengantuk. Ken tersenyum lalu memeluk Feli yang sudah berbaring di depannya. Sekarang masih sangat pagi, mungkin tidak masalah kalau Ken menghabiskan waktunya selama beberapa menit untuk berbaring bersama dengan Feli. “Apa yang kamu lakukan, Feli? Ini masih sangat pagi..” Kata Ken sambil menghidup aroma rambut Feli yang ada di depannya. Ken sangat senang ketika dia bisa menghabiskan banyak waktu untuk bersama dengan Feli. Iya, mereka memang memiliki banyak sekali kesibukan sehingga sering lupa untuk menghabiskan waktu bersama. Ken tahu kalau dia memang sangat sibuk. Semua pekerjaan yang Ken miliki telah mengikat tubuh Ken sehingga sering kali dia mengabaikan keberadaan Feli. “Aku memang berencana untuk datang sangat pagi sekali..” Kata Feli dengan tenang. Ken tersenyum ketika mendengar apa yang Feli katakan. Apakah wanita ini baik-baik saja? Kemarin malam, ketika Ken mengantar Feli pulang ke rumahnya, bagian tulang pipi Feli terlihat memar. Ken benar-benar tidak tahu lagi harus melakukan apa karena apa yang dilakukan oleh Caleb adalah ha yang sudah sangat keterlaluan. Selama ini Caleb selalu bersikap baik pada Feli, kenapa kemarin Caleb sampai lepas kendali seperti itu? Ken menghembuskan napasnya dengan pelan. Apa yang harus dia lakukan untuk membuat Caleb sadar akan kesalahan yang dia lakukan? “Apakah pipimu baik-baik saja?” Tanya Ken dengan tenang. “Aku baik-baik saja, jangan terlalu khawatir, Ken.. ini bukanlah luka yang terlalu parah. Aku malah khawatir pada Kak Caleb. Apakah kamu sudah berbicara dengannya?” Berbicara dengan Caleb? Iya, sebenarnya kemarin malam Ken sudah berusaha untuk berbicara dengan Kakaknya itu. Ken datang ke kamar Caleb karena dia ingin mengucapkan permintaan maaf. Ken juga ingin memperbaiki keadaan yang sudah terlanjur kacau. Selain itu, Ken juga ingin mengajak Caleb untuk meminta maaf pada Feli. Sayangnya, ketika Ken masuk ke dalam kamar Caleb, Kakaknya itu malah semakin marah-marah. Pada akhirnya, yang bisa Ken lakukan adalah berjalan keluar dari kamar Kakaknya. Ken tidak akan memaksakan apapun pada Kakaknya. Kalau Caleb memang masih ingin marah, maka pria itu bisa melakukan apapun yang dia inginkan. Iya, mungkin nanti Ken akan kembali mencoba untuk berbicara dengan Kakaknya. Ken sadar akan kesalahan yang dia lakukan. Seharusnya dia tidak membentak Caleb dengan suara sekeras itu. Selama ini Ken selalu sabar ketika menghadapi Caleb, tapi ketika melihat Kakaknya melayangkan pukulan pada Feli, entah kenapa Ken sama sekali tidak bisa menahan dirinya sendiri. Ken tidak suka kekita ada yang melukai kekasihnya. Iya, seharusnya Ken juga sadar dengan keadaan Caleb.. tapi kemarin memang hari yang sangat buruk untuk Ken. Sejak siang, keadaan hati Ken memang sangat tidak baik. Kasus yang dia tangani, perkataan seorang wanita yang sama sekali tidak pantas, juga kejadian Caleb yang menyerang Feli. Semua itu membuat Ken tidak sanggup menahan dirinya lagi. “Ken?” Feli membalikkan tubuhnya untuk menatap ke arah Ken. Ken tersenyum lalu mengusap pipi wanita itu dengan sangat pelan. Sekalipun pagi ini sudah tidak terlalu terlihat memar, Ken tahu kalau Feli pasti masih merasakan rasa sakitnya. Apa yang bisa Ken lakukan untuk membuat Caleb sadar akan kesalahannya? Selama ini, sekalipun Caleb melemparkan sebuah kursi kayu ke arahnya, Ken tidak pernah marah pada Kakaknya itu. Tapi begitu melihat Caleb melukai Feli, Ken sama sekali tidak bisa menahan dirinya lagi. Tidak, Ken tidak akan pernah membiarkan Feli terluka. “Seiring dengan berjalannya waktu dia juga akan mengerti dengan apa yang terjadi..” Kata Ken. Feli menatap Ken dengan pandangan yang tidak setuju. Ya, mau bagaimana lagi? Kakaknya saja terlihat sangat marah pada dirinya. Ken tidak akan bisa berbicara dengan Kakaknya itu. Pada dasarnya, Caleb memang bukan orang yang suka menyimpan dendam. Biasanya Kakaknya akan lupa pada apa yang terjadi, biasanya Kakaknya juga akan mengingat semua itu dalam waktu yang sangat lama. Entahlah, sebenarnya Ken sendiri tidak tahu apakah Kakaknya benar-benar melupakan apa yang sudah terjadi. “Itu sama sekali tidak benar, Ken. Kamu harusnya meminta maaf padanya karena kamu sudah membentaknya seperti itu..” Kata Feli. Ken memejamkan matanya dengan pelan. Ken tidak tahu kebaikan apa yang sudah dia lakukan di masa lalu sehingga dia bisa mendapatkan seorang wanita seperti Feli. Iya, Ken memang sangat beruntung karena dia bisa memiliki Feli. Feli adalah wanita yang pastinya akan bisa membimbing Ken untuk terus melakukan hal yang lebih baik lagi. Mendapatkan Feli adalah anugerah terbaik yang pernah Ken miliki. Feli adalah wanita yang luar biasa. Dia memiliki kesabaran yang jauh di atas rata-rata manusia pada umumnya. Feli bukan jenis wanita yang egois dan sangat pencemburu. Wanita itu benar-benar mempercayai Ken dengan sepenuh hatinya. Feli tidak pernah menuntut Ken untuk melakukan banyak hal yang dia inginkan. Bagi Feli, asalkan Ken bisa tersenyum bahagia, wanita itu juga akan bahagia. Selama ini Ken selalu merasa ketakutan ketika dia melihat Feli yang terlalu dekat dengan teman-temannya. Ken merasa tidak sanggup kalau dia harus kehilangan Feli, Ken takut kalau pada akhirnya Feli memilih untuk mencari orang yang jauh lebih baik dari Ken. Iya, selama ini Ken memang sangat khawatir dengan hal itu. Untunglah, sekarang mereka akan segera menikah. Ken akan memiliki Feli sepenuhnya, Ken tidak perlu merasa khawatir akan apapun juga apalagi sekarang Feli keluar dari bandnya. “Tapi dia juga harus meminta maaf padamu, bukan?” Ken mendengar Feli yang menghembuskan napasnya dengan pelan. “Ken, aku tidak apa-apa. Kak Caleb marah padaku karena aku tidak memperhatikan apa yang dia inginkan. Selama ini kamu terlalu sibuk dengan pekerjaanmu, Kak Rosaline jug demikian. Kak Caleb mungkin merasa sangat kesal dengan semua yang terjadi sehingga tanpa sengaja dia malah melukai aku.. sebenarnya, aku sama sekali tidak terluka, Ken..” Kata Feli dengan pelan. Ken merasa kalau Feli sedang berusaha untuk mengingatkan Ken akan apa yang terjadi selama beberapa saat belakangan ini. Iya, sekitar satu bulan yang lalu Rosaline memang memilih untuk keluar dari rumah ini setelah dia mengalami percekcokkan dengan Ken. Ken merasa kalau alasan yang diberikan oleh Kakaknya adalah salah satu alasan tidak masuk akal yang sangat tidak jelas. Rosaline mungkin marah dengan apa yang Ken katakan sehingga dia memilih untuk keluar dari rumah. Saat ini, di kamar Rosaline tidak akan satupun pakaian yang tersisa. Wanita itu sekaan benar-benar ingin pergi dari rumah ini. Awalnya Ken merasa biasa saja. Dia tidak terlalu memusingkan apa yang dilakukan oleh Rosaline karena dia menganggap jika Kakaknya hanya akan marah selama beberapa hari saja. Tapi ternyata, sampai sekarang kakaknya masih belum kembali juga. Kakaknya pergi begitu saja tanpa pernah mau mengatakan apapun pada Ken. Iya, awalnya Ken memang meremehkan apa yang Kakaknya katakan. Tapi sekarang Ken malah jadi semakin memikirkan bagaimana keadaan Kakaknya. Bagaimanapun juga Ken memerlukan restu Rosaline untuk bisa melanjutkan semua ini. Ken merasa kalau dia harus berbicara lagi dengan Kakaknya itu mengenai semua ini. Pertengkaran yang terjadi di antara mereka berdua sudah terlalu banyak membuat orang lain ikut menanggung akibatnya. Orang yang paling banyak terkena dampak adalah Caleb. Sejak Rosaline pergi dari rumah ini, Kakaknya sama sekali tidak bisa bertemu dengan Rosaline. Ken tahu kalau Caleb pasti juga merindukan adiknya itu. Entahlah, Ken jadi semakin pusing ketika dia memikirkan apa yang sebenarnya terjadi. “Jadi hanya aku yang harus meminta maaf?” Tanya Ken sambil menatap Feli. Feli tersenyum lalu menganggukkan kepalanya dengan pelan. Iya, memang hanya wanita itu saja yang bisa membuat Ken melakukan sesuatu yang awalnya tidak terpikir olehnya. Feli memang tidak pernah memaksakan Ken untuk melakukan sesuatu yang dia inginkan, Feli hanya menyadarkan Ken dan memperlihatkan pada Ken tentang apa yang sebenarnya terjadi. Feli membuat Ken mengubah keputusannya sendiri karena Ken bisa melihat kebenaran yang ada di depan matanya. Ken memang sangat beruntung karena dia bisa memiliki Feli. Ada banyak pria yang tidak beruntung karena mereka salah dalam memilih seorang wanita. Pada dasarnya, keberhasilan seorang pria bisa didapatkan kalau dia memiliki seorang wanita yang hebat. Benar, memang selalu ada wanita hebat di balik pria yang sukses. Feli adalah wanita hebat itu, Ken memang sangat beruntung karena bisa mendapatkan seorang wanita seperti Feli. Feli bukan hanya tahu tentang pendidikan saja, Feli memiliki nilai-nilai yang berkualitas di dalam kehidupannya. Wanita itu selalu melakukan segala hal yang terbaik untuk membuat semua orang yang ada di sekitarnya jadi senang. “Kalian adalah saudara. Sebenarnya aku sudah ingin mengatakan ini sejak beberapa hari yang lalu. Ken, aku lihat Kak Rosaline semakin menjauh dari dirimu dan juga Kak Caleb. Kalian adalah saudara, jangan sampai seperti ini..” Kata Feli dengan tenang. Ken memejamkan matanya selama beberapa saat. Iya, mereka memang seorang saudara. Sangat tidak pantas kalau mereka saling diam seperti ini. Sejujurnya Ken juga sangat tidak nyaman dengan semua ini. Ken tidak suka kalau dia harus terus berdiam diri di tengah keadaan yang semakin kacau. Ken memang harus melakukan sesuatu untuk memperbaiki semua ini. Caleb tidak berbuat salah apapun, kenapa Ken harus membuat Kakaknya itu kehilangan sosok adik yang biasanya selalu berada di sampingnya? Apakah Ken tega kalau harus membiarkan Caleb terus kesepian? Selama ini memang ada banyak sekali masalah yang secara tiba-tiba mendatangi keluarga mereka, tapi Ken tidak pernah mengira kalau Kakaknya sampai harus keluar dari rumah ini. Sebentar lagi Ken akan menikah dengan Feli. Setelah menikah, mereka akan pindah dan tinggal di rumah mereka sendiri. Kalau Ken tidak ada di rumah dan Rosaline tetap tinggal di apartemen, lalu siapa yang akan tinggal di rumah ini? Siapa yang akan menemani Caleb? “Apa yang harus aku lakukan?” Tanya Ken dengan pelan. Apapun yang Feli katakan, Ken yakin kalau wanita itu akan memberikan saran yang terbaik. Feli tidak akan membuat Ken harus melakukan sesuatu yang tidak baik. Iya, Ken memang sangat percaya pada wanita itu. “Aku tahu kalau pernikahan kita membuat Kak Rosaline merasa tidak nyaman. Tapi aku sudah berbicara dengannya, katanya dia sama sekali tidak masalah dengan pernikahan kita. Ken, mungkin saja selama ini kalian hanya salah paham..” Kata Feli. Ken menatap wanita itu dengan pandangan seksama. Apapun yang Feli katakan, wanita itu pasti sudah lama memikirkan semuanya. Keadaan keluarga Ken membuat Feli juga harus ikut terbeban. Ken menghembuskan napasnya dengan pelan. Mereka memang masih belum menikah, selama ini Ken juga tidak terlalu suka kalau harus membagi masalahnya dengan orang lain. Bukan, bukan karena Ken merasa tidak percaya dengan orang lain, Ken hanya berusaha untuk tidak membebani orang lain dengan masalahnya. Iya, memang begitulah sifat Ken. Sayangnya, jika dengan Feli, apa yang bisa Ken sembunyikan? Feli tahu segala hal yang sedang mengganggu pikiran Ken hanya dengan menatap matanya saja. Iya, Ken sendiri juga sudah tahu dengan kemampuan Feli yang sangat luar biasa itu. “Cobalah untuk berbicara dengan Kak Rosaline. Dia sudah memberikan restu untuk pernikahan kita, kamu hanya harus berbicara dengan baik padanya. Aku tahu kalau ini akan sulit untuk dilakukan, tapi dia saudaramu? Apa sulitnya berbicara dengan saudaramu sendiri?” Ken menganggukkan kepalanya. Memang benar, Ken sebenarnya juga sudah memikirkan hal ini sejak lama. Ken harusnya datang kepada Kakaknya dan membicarakan tentang masalah mereka ini. Satu masalah tidak akan pernah bisa selesai jika dua orang yang terlibat sama sekali tidak mau berbicara satu dengan yang lain. “Aku harus berbicara dengannya?” Tanya Ken. Feli tersenyum lalu menganggukkan kepalanya dengan cepat. “Iya, kamu memang harus datang dan berbicara pada Kak Rosaline. Tapi sebelum itu, kamu harus berbicara dulu pada Kak Caleb. Dia juga sedang salah padam padamu..” Kata Feli sambil tertawa pelan.    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD