Bab 65

2072 Words
34 Hari Sebelum Persidangan Farel menatap Rosaline yang sedang duduk di depannya dengan pandangan gusar. Iya, Farel juga merasakan apa yang dirasakan oleh wanita itu, Farel tahu kalau Rosaline sedang mencemaskan sesuatu. Ini memang sangat gila, Farel sama sekali tidak menyangka kalau Feli akan mengetahui hubungan yang terjadi di antara Farel dan Rosaline. Farel menyadari kalau mereka telah melakukan satu kesalahan besar yang jelas tidak akan bisa dimaafkan dengan mudah. Feli, adiknya itu sudah mengetahui segala hal yang terjadi di antara dirinya dan juga Rosaline. Ini jelas bukan hal yang baik apalagi hanya tinggal beberapa minggu lagi Feli dan Ken akan segera menikah. Selain sedang memikirkan keadaan Rosaline yang benar-benar kacau saat ini, Farel juga memikirkan bagaimana keadaan adiknya. Feli jelas sangat terpuruk karena keadaan ini. Farel melakukan kesalahan besar yang membuat adiknya itu terluka dan kecewa. Sampai sekarang Farel belum berani menemui Feli karena dia tahu dia tidak akan sanggup melihat tangisan adiknya itu. Farel tidak akan sanggup ketika harus melihat Feli yang kecewa karena dirinya. Tidak, Farel tidak akan sanggup melakukan itu.. Tapi begitu mendengar apa yang dikatakan Rosaline tentang pertemuan wanita itu dengan Feli tadi sore ketika masih di kantor, Farel semakin tidak tahu harus melakukan apa. Farel sama sekali tidak tahu harus berbuat apa untuk mengurangi rasa sakit di hati adiknya. “Aku rasa Ken belum tahu tentang hal ini. Kita masih memiliki kesempatan untuk menemui Feli..” Kata Rosaline dengan pelan. Farel menggelengkan kepalanya. Itu bukan hal yang benar untuk dilakukan. Menemui Feli untuk memaksa wanita itu memaafkan apa yang mereka lakukan, itu sama sekali bukan hal yang benar. Farel sendiri tidak sanggup menatap kekecewaan yang jelas akan ditunjukkan oleh adiknya itu. Apapun yang dilakukan oleh Farel dan Rosaline, Feli tidak akan bisa memaafkan mereka dengan mudah. Mungkin Feli bisa memaafkan mereka suatu saat nanti, tapi sampai kapanpun luka ini akan tetap membekas di hati adiknya. Farel tidak tahu lagi harus melakukan apa ketika nanti dia menghadapi adiknya.. “Farel, kita tidak bisa hanya diam di sini dan tidak melakukan apapun. Feli mungkin marah pada kita, tapi kita harus melakukan sesuatu untuk mencegah hal buruk ini akan semakin menghancurkan Feli dan Ken..” Farel menghembuskan napasnya dengan pelan. Farel tahu kalau hal ini akan menghancurkan adiknya. Farel tahu akan hal itu. Sejujurnya, sejak dulu Farel memang sering berandai-andai jika saja Feli benar-benar tahu akan apa yang terjadi, apa yang akan dilakukan oleh adiknya itu? Farel mengenal Feli dengan sangat baik sehingga dia begitu yakin kalau adiknya tidak akan mengambil keputusan yang hanya akan menyenangkan dirinya saja. Tidak, Feli adalah seorang wanita bijaksana yang tidak pernah mementingkan egonya sendiri. Ketika Feli tahu jika Rosaline dan Farel saling mencintai, apa yang akan dilakukan oleh adiknya itu? apakah dia tetap tega memisahkan Farel dan Rosaline? Ini pilihan yang sangat sulit bahkan untuk Farel sekalipun. Farel menginginkan Rosaline, tapi Farel juga ingin adiknya tetap bahagia. Farel tidak memiliki kekuatan apapun yang bisa membuatnya jadi membahagiakan dua orang wanita yang paling dia sayangi itu. Hanya ada dua pilihan, membahagiakan Rosaline dan menyakiti Feli atau menyakiti Rosaline untuk membahagiakan Feli. Apa yang harus Farel pilih? Hatinya tidak sanggup kalau harus melihat tangisan dari dua orang wanita itu. Farel tidak sanggup menghadapi semua ini. Iya, Farel memang seorang pria pengecut yang tidak berani mengambil keputusan sulit. Farel adalah pria penakut yang lebih memilih bersembunyi ketika dia tahu dia akan melihat tangisan adiknya. Sama seperti saat ibu mereka meninggal dunia, Farel juga memilih untuk menyembunyikan dirinya. Farel tidak berani menenangkan Feli yang sedang menangis histeris di dalam pelukan Ken. Selama ini, Ken adalah orang yang selalu ada di dalam keadaan terburuk yang harus dialami oleh adiknya. Ketika Feli hanya memiliki Ken, apakah Farel tega untuk mengambilnya? Ya Tuhan, kenapa takdir ini begitu rumit? Farel tidak bisa melakukan apapun atau memutuskan apapun. Dia lemah dengan semua masalah ini.. Farel tahu kalau dia memiliki banyak sekali kelemahan, tapi kenapa dia malah melakukan satu kesalahan besar yang akhirnya berdampak sangat buruk untuk kehidupannya dan juga kehidupan Feli? “Feli tidak akan mau mendengarkan penjelasan apapun. Kita sudah cukup menjelaskan semuanya kemarin. Jangan mengganggunya dulu, dia membutuhkan waktu sendiri saat ini..” Kata Farel dengan pelan. Farel tahu kalau Feli adalah tipe orang yang akan terus memikirkan tentang masalah yang dia dapatkan sampai akhirnya dia menemukan solusinya. Feli bukan tipe orang yang akan marah-marah dan selalu menggunakan emosinya setiap kali harus menghadapi satu masalah. Tidak, Feli tidak seperti itu.. Farel mengenal adiknya dengan sangat baik sehingga Farel tahu kalau sekarang Feli akan tetap baik-baik saja. Adiknya adalah seorang wanita yang bijaksana, dia tahu apa yang harus dia lakukan sekarang.. Mungkin Feli memang membutuhkan waktu sendirian dulu untuk beberapa saat ini. Feli membutuhkan waktu untuk menenangkan dirinya. Memaksa untuk berbicara dengan Feli adalah hal yang sia-sia. Semua ini menyakiti Feli dengan cara yang paling mengerikan, Feli membutuhkan waktu untuk menenangkan dirinya terlebih dahulu. “Dia membutuhkan penjelasan kita! Dia sangat membutuhkan penjelasan kita, Farel! Kemarin kita tidak bisa mengatakan apapun karena masih terlalu terkejut dengan kedatangan Feli, hari ini kita harus mengatakan semuanya pada Feli..” Farel mengusap wajahnya dengan pelan. Apa yang harus dia lakukan? Feli tidak akan bisa mendengarkan apa yang Farel katakan karena keadaan adiknya itu sedang sangat buruk. Feli membutuhkan waktu sendiri untuk tetap menenangkan dirinya sendiri. Farel tidak bisa mengganggu Feli. “Kamu mengatakan kalau tadi sore kamu bertemu dengannya, apakah dia mau diajak bicara? Rosaline, cobalah untuk mengerti keadaannya saat ini. Dia sedang terguncang, hatinya sedang hancur karena mengetahui fakta menyakitkan ini. Kita menghianati dia, apakah pantas kalau sekarang kita memaksa untuk menemuinya?” Tanya Farel sambil menatap Rosaline. Rosaline tampak menghela napas dengan gusar. Tidak, Farel sama sekali tidak bermaksud untuk menyakiti hati Rosaline, tapi Farel juga ingin mencoba untuk mengerti bagaimana keadaan adiknya. Farel tahu kalau sekarang Feli sedang membutuhkan waktu sendirian untuk benar-benar menenangkan dirinya sendiri. Feli sedang merasa kecewa dengan keadaan ini. Farel telah menyakiti hati adiknya. Bukan, bukan hanya menyakiti, Farel juga menghancurkan kehidupan adiknya. Bagaimana cara Feli menghadapi semua ini? Farel menghianati Feli, Farel membuat Feli menangis. Apa yang bisa dia lakukan untuk memperbaiki semua ini? Sungguh, Farel sama sekali tidak tahu harus melakukan apa lagi karena sekarang kepalanya dipenuhi dengan rasa menyesal yang terus membuatnya tertekan dengan keadaan ini. Farel mencintai Rosaline, iya.. itulah kenyataannya. Tapi mana mungkin Farel sanggup ketika harus melihat adiknya yang tersiksa seperti ini? Mana mungkin Farel sanggup melihat Feli harus hancur karena kesalahan yang dia lakukan? Mencintai seseorang memang bukan kesalahan, tapi apa yang Farel lakukan saat ini adalah sebuah kesalahan. Bukan, bukan cintanya yang salah, tapi perbuatan Farel yang menghianati adiknya, itulah kesalahannya. Farel mengusap wajahnya dengan pelan, keadaan ini membuatnya tidak tenang selama seharian penuh. Farel mengabaikan semua pekerjaan yang seharusnya dia selesaikan. Iya, Farel tahu kalau sekarang selain menjadi pecundang, Farel juga menjadi seorang pengacara yang tidak bertanggung jawab. Farel sama sekali tidak bisa memikirkan apapun lagi ketika keadaan hatinya saja sedang sangat kacau. Farel tahu kalau dia tidak bisa melakukan semua ini, tapi mau bagaimana lagi? Farel sama sekali tidak memiliki pilihan lain karena sekalipun dia mencoba untuk mengerjakan sesuatu, pada akhirnya pekerjaan itu juga tidak akan selesai dengan baik. Farel hanya akan semakin menghancurkan pekerjaan yang dia tangani. Hari ini bukan hanya Farel saja yang lari dari tanggung jawabnya. Hari ini keadaan Rosaline juga tidak jauh berbeda dengan Farel. Tadi siang ketika Farel memaksakan diri untuk datang ke ruangan Rosaline, Farel melihat jika keadaan wanita itu tidak jauh berbeda dengan keadaan Farel. Rosaline hanya diam sambil menatap kosong ke arah berkas-berkas yang berceceran di meja kerjanya. Wanita itu juga tidak bisa melakukan apapun karena pikirannya sudah terlanjur tersita untuk memikirkan masalahnya sendiri. Entahlah, hari ini hanya Ken yang benar-benar bekerja dengan baik. “Aku tidak bisa melihat adikku hancur karena diriku. Farel, kamu tahu betapa besar pengorbanan yang dibuat oleh Ken untuk membuat aku tetap bahagia. Dia terus melakukan segala hal yang diperintahkan oleh orang tuaku karena aku tidak pernah bisa melakukan apa yang mereka mau. Untuk yang pertama kalinya Ken akhirnya bisa memilih kebahagiaannya sendiri. Aku tidak sanggup melihatnya hancur karena kesalahan yang aku buat..” Farel tidak tahu lagi harus mengatakan apa pada Rosaline. Wanita itu terus menangis sejak tadi. Iya, Farel juga merasa kebingungan sekarang. Sama seperti Rosaline yang sangat menyayangi adiknya, Farel juga demikian. Farel selalu mengusahakan kebahagiaan Feli tapi yang dia lakukan sekarang malah sebaliknya. Farel adalah orang yang menghancurkan hati adiknya sendiri.. Farel tidak percaya dengan apa yang terjadi sekarang.. “Tenanglah, Rosaline.. kita akan memikirkan jalan keluar untuk masalah ini. Aku mengenal adikku dengan sangat baik, dia pasti akan memaafkan kita sekalipun dia tidak akan melupakan kesalahan yang kita buat saat ini..” Kata Farel dengan pelan. Kalau masalah maaf, Feli pasti akan memaafkan mereka. Feli bukan tipe manusia yang bisa menyimpan dendam atau semacamnya. Tidak, adiknya itu adalah seseorang yang paling mudah untuk memaafkan kesalahan orang lain. Iya, sejak kecil Feli memang memiliki hati yang lebar untuk selalu memaafkan kesalahan orang yang ada di sekitarnya. Sebenarnya Farel sama sekali tidak bisa percaya dengan apa yang dilakukan oleh adiknya selama ini. Feli bisa dengan mudah tersenyum dan memaafkan orang lain seakan apa yang dilakukan oleh orang lain sama sekali tidak menyakiti hatinya. Tapi sekarang Farel benar-benar berharap kalau akhirnya Feli akan memaafkan dia juga sekalipun sampai kapanpun Feli tidak akan bisa melupakan masalah ini. “Kamu tahu bagaimana pengorbanan yang selalu dilakukan oleh Ken. Jujur saja sesekali aku juga ingin melihat Ken kalah atas diriku, tapi sama sekali tidak menginginkan hal ini. Dalam hidup kami berdua, bukan hanya aku yang merasa tersiksa dengan keadaan, adikku juga merasakan hal yang sama. Aku mohon padamu, jangan biarkan adikku hancur, Farel..” Farel kembali mengusap wajahnya dengan pelan. Apa yang bisa dia lakukan? Apa yang bisa Farel lakukan untuk mencegah kehancuran ini? Farel sama sekali tidak memiliki kekuatan apapun untuk mengubah keadaan yang sudah terlanjur terjadi. Tidak, Farel sama sekali tidak memiliki kekuatan apapun. Sekalipun tahu kalau Feli dan Ken akan hancur karena masalah ini, Farel tetap tidak bisa melakukan apapun. “Dengarkan aku, Farel. Akan lebih baik kalau aku mati dari pada aku harus melihat penderitaan di masa adikku. Aku tidak akan sanggup menahan kesedihanku ketika aku melihat Ken hancur karena diriku..” Kata Rosaline dengan pelan. “Rosaline, kamu tahu kalau ini bukan saatnya untuk mengatakan hal yang buruk. Aku juga tidak ingin melihat Feli hancur, kita ada di posisi yang sama. Berhentilah mengatakan sesuatu yang tidak baik.. Itu sama sekali tidak berguna..” Kata Farel dengan cepat. Membayangkan jika Rosaline meninggalkannya, itu adalah hal yang sangat menyakitkan. Farel mungkin akan tetap bertahan hidup sekalipun Rosaline tidak menjadi miliknya, tapi jika Rosaline pergi dan meninggalkannya selamanya, Farel tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Tidak masalah kalau mereka tidak bisa bersama, yang penting mereka tetap ada di bawah langit yang sama. “Aku tidak peduli. Akan lebih baik kalau salah satu dari kita mati agar yang lainnya bisa tetap hidup..” Kata Rosaline. “Itu sama sekali tidak benar, Rosaline. Kamu tidak mencari solusi, kamu malah akan menambah masalah ini menjadi semakin rumit dengan pemikiranmu itu..” Kata Farel dengan pelan. Rosaline tampak menghempaskan tubuhnya ke sandaran kursi. Rosaline tidak seperti wanita yang selama ini Farel kenal. Hari ini wanita itu terlihat sangat kacau dengan penampilannya yang acak-acakan seakan sejak tadi Rosaline sama sekali tidak memperhatikan dirinya sendiri. Di balik sikap Rosaline yang kadang menunjukkan betapa keras pemikiran wanita itu, sebenarnya Farel tahu kalau Rosaline hanya seorang wanita lemah yang membutuhkan pengakuan atas kekuatannya. Selama ini Rosaline menghadapi banyak sekali masalah yang terjadi di dalam kehidupannya. Farel bukan mengatakan kalau hidupnya dengan Feli terasa jauh lebih menyenangkan dibandingkan Rosaline dan saudara-saudaranya. Tidak, bukan begitu. Tapi selama ini Rosaline dan Ken hanya menanggung satu beban yang tidak didapatkan oleh orang lain. Sekalipun mereka terlihat sangat tulus dalam merawat dan menjaga Caleb, Farel tahu kalau sebenarnya merasa juga sering merasa terbeban dengan keadaan Caleb. Keberadaan Caleb memang seperti anugrah di tengah keluarga mereka, tapi Farel juga tahu kalau kadang-kadang Caleb sering membuat keadaan Ken dan Rosaline menjadi jauh lebih sulit. “Apa yang bisa aku lakukan? Ketika aku menyadari jika aku sendiri yang menyakiti adikku, aku tidak akan sanggup, Farel. Dia melakukan segalanya untukku dan aku malah menghancurkan hatinya, itu sama sekali tidak adil. Satu-satunya jalan adalah kematian. Yang mati akan damai dan yang hidup akan melanjutkan kehidupannya..” Farel sama sekali tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh wanita ini. Rosaline sering kali mengatakan hal gila yang tidak dia pikirkan dengan baik   
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD