Bab 2 Pertemuan

1175 Words
Setelah Devina menyelesaikan ritual mandinya, Devina melangkahkan kakinya keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju kamarnya. Setelah didalam kamar dia duduk di meja riasnya dan segera memoles wajahnya dengan cream dan bedak. Setelah selesai dengan merias wajahnya kini berganti dengan menata rambut,mulai dari dicatok dan ditata model curly. Setelah selesai tak lupa juga ia menyeprotkan parfum. Kini dia sudah cantik dan segera mengambil tas slempangnya diats nakas. Devina pun berjalan keluar kamar dan mendekati Sasa yang sedang duduk disofa menunggu Devina sembari bermain telepon genggamnya. “Udah yok jalan.” Ujar Devina kepada Sasa. Sasa pun menoleh kearah Devina dan bangkit dari duduknya. “Yaudah cuss jalan.” Mereka pun keluar apartment dengan bergandengan tangan. Sesampainya di depan lift, ternyata dompet Sasa ketinggalan. “Lo kebawah aja dulu, tunggu gue di lobby. Gue mau ambil dompet.” Ucap sasa kemudian berjalan menjauhi devina. Setelah lift terbuka, dia masuk kedalam lift. Ketika pintu lift akan tertutup,tiba-tiba ada orang yang mencegah lift tertutup dengan tangannya. Devina pun mundur selangkah agar tidak terlalu dekat dengan orang tersebut. Karena menurut Devina orang itu sangat aneh. Bagaimana tidak siang-siang seperti ini malah orang tersebut mengenakan pakain serba hitam,mulai dari jacket,masker,topi bahkan memakai kacamata hitam. Sudah seperti vampire saja yang takut sinar matahari. Dalam lift pun terasa sepi karna tidak ada percakapan sama sekali dengan orang. Apalagi mereka tidak saling kenal. Hanya suara nafas mereka yang berkeliaran diudara. Setelah beberapa menit,Devina melirik kearah lelaki tersebut. Devina pun tertegun melihat siapa orang tersebut. Orang yang selalu di idam-idamkan bahkan masuk dalam fantasi liar Devina. Devina pun memberanikan diri membuka suara terlebih dahulu. “Permisi,apa kau Jackson idol yang terkenal itu?” Tanya Devina dengan hati-hati. Orang tersebut langsung menoleh kearah Devina dan menunjuk dirinya sendiri. “Apa kau sedang bertanya kepadaku nona?” Tanya orang tersebut. “Iya lah siapa lagi,tidak mungkin kan aku bertanya pada tembok!” Seru Devina. “Ahhh itu. Bagaimana kau bisa mengetahui kalo aku ternyata adalah Jackson. Bahkan aku sudah menyamar dengan penampilan seperti ini?” Tanya Jackson dengan membuka masker dan kacamata nya. Wajah Devina pun langsung terlihat sangat berseri-seri gembira akan H hal itu. “Bagaimana bisa aku tidak mengenali idol kesukaanku.” Jawab Devina senang. “Ah terimakasih Nona sudah mengidolakan aku. Aku senang sekali mendengarnya. Tetapi apakah bias kau merahasiakan akan keberadaanku?” Tany Jackson sembari melihat wajah Devina. “ Tentu tidak masalah. Aku akan merahasiakannya.” TINGGGG!! Suara lift pun berbunyi. Jackson segera memakai kembali masker Dan kacamata hitamnya. Devina segera keluar lift. Begitupun dengan Jackson. Sebelum Jackson menanyakan nama Devna ia telah dipanggil asistennya. “Heii ayoo cepat mobil sudah menunggumu dari tadi.” Seru asisten. Jackosm sedikit berteriak. Tanpa menoleh lagi kearah Devina,ia langsung pergi menemui asistenya dengan sedikt berlari-lari kecil. Devina pun melihat Jackson sampai masuk mobil dan tak terlihat kembali. Selah hilangnya Jackson dari Harapan Devina, Devina memilih menunggu Sasa dengan duduk di sofa lobby. “Ngapa gue nggak minta foto bareng yaa tadi?” Gumamnya. Detik kemudin Devina melihat sosok Sasa keluar dari lift. Devina pun bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Sasa dengan wajah bahagianya dan tersenyum lebar. “Ngapain lo senyum lebar kek gitu? Setress lo?” Tanya Sasa dengan wajah heran. “Coba tebak kenapa gue bisa seseneng ini?” Tanya Devina dengan kegirangan. “Mana gue tau elah. Emang lo pikir gue cenayang.” Jawab sasa dengan wajah jutek. “Gue abis ketemu Jackson.” Ucap Devina dengan suara berbisik. Pletakkk!! “Mimpii lo.. Bangun cepett!.” Jawab Sasa dengan menyentil dahi Devina. Devina pun mencebik kesal seraya menggosok gosok dahinya yang panas akibat sentilan sasa. “Yaudah kalo lo nggak percaya.” Seru Devina kesal Sasa pun hanya geleng geleng mendengar apa yang dikatakan sahabatnya itu. Karena memang benar Jackson mempunyai apartments disini. Sasa pun sudah mengetahui itu sejak lama. Karna kalau dia memberitahu Devina pasti Devina akan bolak balik pergi menemui tempat idolnya itu. Mereka akhirnya masuk kedalam mobil membelah jalanan untuk pergi ke Kantor ayah Sasa. Didalam mobil,Devina memdengarkan lagi dari Jackson until memecah keheningan yang ada dalam Mobil. Sasa pun membuka suara dan menoleh sekilas kearah Devina. “Emang tadi lo beneran dev ketemu sama Jackson?” “Iya dia nyamar. Pake serba hitam. Terus sempet ngobrol walau dikit sih, ih tapi gue seneng banget tau.” Carita Devin dengan berseri seri. “Emang lo sama dia ngomongin apa?’ Tanya Sasa heran dan menoleh kearah Devina sekilas. “nggak penting sih obrolannya. Cuma ngomong kalo gue suruh diem dengan keberadaan dia di apartments situ.” Sasa pun hang mengnggukkan kepalanya tanda bahwa dia mengerti. “Tapi Sa gobloknya gue napa tadi nggak minta foto bareng ya, apalagi jabat tangan.” Ucap Devina dengan muka sedih dan kecewa jika mengingat hal itu. Bisa bisanya dia melupakan hal penting yang akan dilakukan jika ketemu idolanya. “Yaudah gapapa bukan rejeki lo kali ini dev. Siapa tahu nanti lo bisa ketemu dia lagi.” Ujar Sasa dengan percaya dirinya. Mereka pun saling terdiam karena kaput akan pikiran masing-masing. Devina dengan pikirannya yang terlihat ambigu dengan spa yang dikatakan Sasa sahabatnya itu. Sedangkan Sasa mersa keceplosan akan hal itu. Merek pun akhirnya sampai di kntor ayah Sasa. Perjalanan dari apartments lumayan dekat yang hanya memakan Waktu sekitar 20 menitan. Mereka berjalan berdua ber iringan. Sesampainya di lobby,karyawan yang mengetahui bahwa anak pemilik perusahaan dating langsung menunduk memberi salam hormat. Sasa membalasnya hanya dengan tersenyum. Mereka menuju lift khusus yang mengantarkn sampai lantai ruangan CEO. Setelah sampai, Sasa langsun masuk kedalam ruangan ayahnya tanpa mengetuk pintu. “Pagiiiiii ayahhhhh “ Sapa Sasa kepada sang ayah yang sedang berkutat dengan laptopnya. Mendengar suara anaknya Pak Handoko pun menoleh ke asal suara. Ia mengembangkan senyumanya . “Pagi juga sayang.” Pak Handoko pun berjalan ke arah sofa meninggalkan meja kerjanya. Sasa dan Devina duduk berhadapan dengan Pak Handoko. “Pagi om. Gimana nih kabarnya om Sama tante? Udah lama Devina nggak ketemu.” Sapa Devina pada ayah Sasa “Baik Dev. Kamu sih nggak pernah main lagi kerumah.” "Pah jadi gimana nih tentang kerjaan?" Tanya Sasa sambil mencomot cemilan yang ada di meja. Pak Handoko pun berjalan ke arah meja kerja dan kembali membawa berkas dalam map. "Ini kontrak kerja kalian kalau mau. Tapi maaf ya Devina,om kasih kamu posisi nggak sama kaya Sasa." Sasa segera mengambil map berisi kontrak tersebut dan membacanya. "Jadi papa naruh aku dibagian kesekretariatan,tapi kenapa Devina jadi asisten manajer artis?" "Iya maaf ya. Soalnya asisten manajer itu baru mengundurkan diri. Ayah lihat Devina punya potensi disitu. Atau mau tuker aja kamu yang jadi assisten?" Tanya pak Handoko. "Ihhh nggak mau lah kalo aku jadi asisten manager. Apalagi artis. Ribet tau pah." Tolak Sasa dengan mencebikkan mulutnya. "Aku sih dimana aja gapapa om. Yang penting ada kerjaan. Heheheeh." Ucap Devina. "Yaudah kalian baca dan tanda tangani kontrak ini. Besok udah mulai bekerja." Mereka berdua terlihat serius membaca kontrak kerja. Dan akhirnya mereka menandatangani. Siapa sangka setelah pekerjaan ini, hidup Devina mulai akan ada perubahan. Yang dimana ada percintaan,kesedihan,kesenangan yang menjadi satu yang belum pernah terbayangkan sedikit pun oleh Devina .
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD