Bab 6. Taman Bunga

1338 Words
Setelah 20 menit menunggu Jackson bersiap siap, akhirnya kami berjalan keluar apartment. Di jalan kami berdua diam tanpa sepatah kata pun yang keluar. Aku sibuk dengan pikiranku sendiri yang bagaimana bisa aku melakukan semua tadi tanpa rasa malu, layaknya seorang jalang. Meskipun aku juga menikmatinya. Aku menggelengkan kepalaku dengan sedikit memukulnya. Hingga Jackson bingung dengan apa yang aku lakukan. "Kau kenapa Dev? Jangan memukul kepalamu seperti itu." Ucap Jackson dengan berjalan lurus menuju lift. Aku langsung kaget dan menoleh ke arah Jackson. "Oh aku tidak apa apa." Tanpa ada apa apa tiba tiba saja Jackson mendekatiku dan merangkul pundakku, ia memberiku kecupan kecupan ringan di kepalaku. "Jangan dipukul seperti itu Dev. Aku tidak suka kau menyakiti dirimu sendiri." Aku yang bingung mengerjap ngerjap mataku dan sedikit melongo, membuat mulutku terbuka sedikit. Aku melihta Jackson tersenyum sedikit kearahku dan aku bingung apa ada kotoran diwajahku hingga dia menertawakanku? "Ada apa Jackson? Apa ada sesuatu diwajahku hingga kau menertawaiku?" Tanyaku heran "Tidak Dev aku hanya menertawakan ekspresimu barusan. Bagaimana bisa kau berekspresi sepolos itu? Sungguh aku sangat gemas hingga ingin mencubit pipimu." Ucap Jackson eengan mencubit pipiku dengan pelan. Aku pun mecebik kesl,mengerucutkan bibirku. Tapi Jackson malm mencium ku kembali. Cupp.. Bibir Jackson hanya menempel. Oh tentu saja dengan yang hanya menempel itu terjadi tidak lama. Lama lama ia melumat bibirku. Aku yang hanya diam hingga Jackson menggigit pelan bibirku agar memberi akses lidahnya masuk. Aku pun memberi akses lidahnya masuk dan langsung saja dia mengabsen satu persatu gigiku. Menyesap dngan sangat pelan dengan tangan yang lama kelamaan tidak tinggal diam, tanganya oun ikut meremas bukit kembarku yang masih terbungkus dengan kemeja. Aku yang merasa melayang tidak kusangka menimbulkan bunyi desahan yang dapat membangkitkan gairah Jackson. "Eeeuunnggghhhhhh...." Jackson yang mendengar desahanku pun semakin bersemagat hingga ia turun sedikit demi sedikit ke leherku. Aku yang tahu akan terjadi hal yang lebih dalam segera menghentikan kegiatan itu. "tunggu jackson. Jangan lagi,kita masih ditempat umum. Nanti kalau ketahuan orang bahaya." Ucapku melepaskan diri dari Jackson "Nanggung sekali Dev, aku sangat menginginkn mu. Lihatlah dia sudahbangun. Apa kita tidak bisa melakukan disini. lagian ini kan sepi dev." Ucap Jackson dengan wajah yang melas Aku menggelengkan pelan kepalaku. Aku juga sebenarya menginginkan lebih,tetapi tidak mungkin disini dan saat ini. "No Jack, ini tempat umum. Lagian kita harus segera ke lokasi pemotretan." Jackson mendesah kecil. Ia harus menahan hasrat yang lagi ada dipuncaknya. Pintu lift pun terbuka,tanpa sepatah kata Jackson langsung pergi meninggalkan ku berjalan cepat kearah mbil yang telh menunggu kami berdua. "Huhh sungguh kekanakan sekali dia." Ucpaku lirih dengan terus berjalan mengikuti Jackson yang sudah ada jauh di depan. Kami duduk dibelakang supir tanpa ada percakapan. Sungguh aku bosan dengan kesunyian ini. Jackson yang hanya melirikku mungkin tahu kebosananku,ia meminta sopir untuk mnyetel sebuah lagu. "Pak tolong hidupkan radio." Minta Jackson pada sopirnya. "Baik tuan." Setelah suara radio terdengar, Jackson melirikku sebentar dan menarik tubuhku untuk bersandar dibahunya. Aku kaget dan menoleh kearah Jackson dan ia mencuri kesempatan lagi. Cupp.. Dengan secepat kilat ia mengecup bibirku. Aku yang kaget langsung melepaskan diri dari dekapan Jackson. "Jack jangan macam macam kau ini. Ini dimobil kalau kau ingat." Kesalku aku mencubit pinggang Jackson "Aduhh Dev kau jahat sekali mencubitku." Ucap Jackson sambil mengelus bekas cubitanku. "Salah siapa kau macam macam denganku." Sungutku "Siapa juga yang macam macam denganmu Dev? Aku kan hanya satu macam. Hehehehe." Aku yang kesal pun melotot dengan jawaban yang diberikan Jackson. "Aku hanya satu macam Dev, aku hanya ingin memelukmu. Itu saja." Ucap Jackson dengan menarik kembalitubuhku untuk bersandar didadanya. Setelah menempuh perjalanan sekitar 25menit kami sampai ditempat pemotretan. Kami berdua turun dari mobil dan aku berjalan dulu untuk menyapa sutradara. "Selamat siap pak. Saya Devina asisten manager Pak Kevin. Hari ini saya yang bertanggung jawab untuk Jackson." Ucapku dengan menjabat tangan Sutradara. Dia langsung menjabat tanganku juga. "Selamat siang juga bu Devina. Iya pak kevin tadi sudah menghubungi saya." "Kalau begitu mohon bimbinganya pak." "Baik bu." Setelah menyapa semuanya, aku kembali ke tenda Jackson memstikan dia sudah siap apa belum. kulihat dia terlihat seperti kesal dan menahan marah. Ku hampiri dia dan mengambil kursi didekatnya. "Kau kenapa Jack? Terlihat tidak enak sekali dilihat." Ucapku memerhatikan wajahnya yang jutek "Kau kenapa lama sekali menyapa mereka? Pasti kau sedang tebar pesona ke kru yang lain." Tuduhnya "Heii aku mengenalkan diriku ke semu orang agar waktu kerja tidak ada rasa canggung. Kau ini kenapa berfikiran seperti itu. Enak saja kau bilang aku tebar pesona." Ucapku kesal dan segera memalingkan wajahku kearah lain. Dengan cepat tangan Jackson menangkup daguku untuk melihatnya. "Aku tidak suka kau dekat dengan pria lain Dev. apalagi bersentuhan dengan pria lain" Ucap Jackson dengan suara yang halus. "Aku tau Jack." Aku seolah terhipnotis oleh mata Jackson sehingga tanpa sadar aku menempelkan bibirku ke bibirnya. Jackson yang awalnya memang tidak menolak lama kelamaan ia melumat sedikit, menggigit bibirku agar ia lidahya bisa masuk. Aku pun memberi akses Jackson untuk mengakses mulutku. Tetapi lama kelamaan lumatan Jackson semakin menuntun dan kasar. Aku yang sudh terbuai tidak menolak sama sekali. Tangan Jackson tidak hanya dim,jari jari jackson dengan cekatan membuka kancing atas kemejaku dan segeta memasukkan tangannya ke dalam dadaku yang masih terbungkus bra. Ia meremas lembut kedua gunung kembarku dengan lembut. Karena sentuhn Jackson yang membuatku terangsang,tanp sadar aku mengeluarkan desahan kenikmaanku. "Eeeeeuunngghhhh...." Jackson yang mendengar desahanku semakin terbakar gairah, aku segera melepaskan bibirku yag masih bertautan. Kini nafasku sudah ter engah engah. "Jack sudah ya, ini ditempat umum takutnya nanti ada orang yang tau." "Kita bermain sebentar saja Dev, tidaka kan ada orang yang masuk. Ini masi ada waktu 15 menit sebelum pemotretan. Kita harus melakukannya denga cepat." setelah mengucapkan itu, Jackson menelfon seseorang agar tidak ada yang masuk ke tendanya. "Sudah tenang saja Dev, tidak akan ada yang berani masuk kesini." Jackson kembali melumat bibirku dengan kasar dan tangannya mencari cari pengait bra. Setelah menemukan dengan cepat membuka pengait bra. Tangannya segera memilin milin putingku. Aku yang sudah seperti cacing kepanasa ingin dipuaskan, mengakungkan tanganku kelehernya. Bibir Jackson pindah kebawah, tanpa menunggu lama Jackson langsung menyesapnya dan tangan sebelahnya meremas dan memilin pucuk susuku dengan pelan. Dan hl ini semakin memancing gairahku. Jackson menghisap payudaraku bergantian seakan bay yang kehausan. Setelah puas bermain dengan pyudaraku, jackson langsung jongkok didepanku dan membuka rok ku, di tariknya celanaa dalam ku. wajah jackson langsung mendekat dan menghisap kembahku. Aku langsung membuka lebar lebar pahaku memberi akses Jackson untuk mengeksplor lembahku lebih dalam lagi. Aku yang sudah tidak tahan lagi dan akhinya keluar cairan kenikmatan. "huhhh...huhhh..." Nafasku tersengal seperti habis lari maraton. Jakson berdiri dan memijat burungnya didepanku. Aku yang mengerti segera mengambil alih untuk menyeangkan si burung. Segera kumasukkam kedalam mulutku yng terasa hangat. Desahan Jackson terdengar saat aku mulai menggerakkan juniornya didalam mulutku. Kuhisap sangat kuat hingga jakson melenguh nikmat. Semakin lama kurasakan semkin membesar dan berkedut. Tak lama cairan kental putih Jackson menyembur. Kutelan habis dansegera kubersihkan dengan tisu. Setelah selesai dengan permainanpanas kami, Jackson keluar untuk pemotretan. Sembari menunggu Jackson pemotretan, aku berjalan jalan menikmati indahnya taman bunga ini. "Indah banget taman ini, seger pula udaranya." Gumamku sendiri. Ku berhenti di sebuah bangku yang tak jauh dari tempat pemotretan. Kulihat dari jauh Jackson sungguh sempurna. Aku sungguh menikmati hidup seperti ini, biarkan seperti ini sejenak. Aku tahu mungkin aku bukan wanita yang Jackson harapkan, aku juga sadar diri siapa dia dan diriku. Sekarang yang hanya aku inginkan dekat dengannya saja. Tetapi aku juga berharap jika suatu saat nanti Jackson menjadi pendampingku. "Heii kenapa melamun?" Tiba tiba Jackson ada di sampingku menepuk pundakku dan segera duduk disampingku. Aku yang kaget langsung menoleh dan memberikan senyuman. "Aku hanya menikmati indahnya taman ini Jack, disini pikiranku menjadi tenang." "Nanti kalau jadwal ku kosong akan kuajak kau jalan jalan ke tempat yang lebih indah dari ini Dev." Ucap Jackson. "Benarkah? Kau tidak akan membohongiku bukan?" Seru ku dengan wajah yang berbinar. Bagaimana tidak, aku sudah lama tidak menikmati waktuku meski hanya sekedar jalan jalan. "Aku berjanji dev." "Mari kita pulang. Hari sudah sore." Lanjut Jackson Kita pun berjalan kearah mobil dan segera meninggalkan taman bunga.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD