Bab.5 Saling Menguntungkan

1231 Words
Jackson menghentikan aktivitas nya sebentar dan membopongku seperti karung beras menuju kamarnya. Direbahkan dengan pelam tubuhkan diatas kasurnya. Dengan cekatan dia melorotkan rok yang kukenakan. Terpampanglah aku yang telanjang hanya berbalut celana dalam. Jackson merangkak keatas tubuhku, mengungkungku dengan tubuhnya. Ia mulai mencium bibirku memainkan lidahnya. Kubuka rongga mulutku agar Jackson lebih leuasa memainkan lidahnya kemulutku. Kurasakan ciuman Jackson lebih ganas, seakan ia menyedot seluruh air liurku. Bahkan tangan nya mengelus dari tubuhku paling atas hingga berhenti di bokongku. Tangannya meremas bokongku yang masih terbalut celana dalam. “Oouuhhhhhh….” Aku mengerang dengan sentuhan Jackson. Jackson menghentikan ciumannya ,dia menatap wajahku dengan wajah yang sngat berhasrat. Ia menjauhkan badannya dariku dan segera melepaskan handuk yang hanya membalut bagian bawahnya itu. Terlihat dengan jelas benda tumpul itu menegak dengan sempurna dengan ukuran kemaualnnya yang sangat besar. Aku sungguh takjub akan hal itu. Aku sudah berpikir apa benda sebesar itu bisa masuk kedalam milikku? Jackson kembali mendekatiku dan tangannya membuka celana dalamku dengan sekali tarikan. Kini kami berdua sudah sama sama telanjang bulat. Jackson menatap selangkanganku yang ditumbuhi dengn bulu halus. Aku yang karena dilihat oleh Jackson berusaha menutupnya dengan tanganku. Tetapi tangan Jackson dengan halus menyingkirkannya. Jackson mendekatkan wajahnya menghadap selangkangnku. Kemudian menjilat belahanku dengan lidahnya. “Ouuuhhhh….Jackk…Aahhhhh.. sshhh.. Geliii jack..” Desahnku. Jackson mulai menyapukan lidahnya pada tonjolan kecil yanga da pada lemabahku. Ia menyapukan lidahnya dengan gerakan turun naik. Aku yang tidak tahan ikut menggerakkan bokongku mengikuti ritme hisapan lidah Jackson. “Aaaaggghhhh… Aaarrrghhh…. Jack teruskann… Aarghhhhh..” desahku yang merasakan jiltan lidah Jackson. Tubuhku bener benar terasa bergetar saat ini. Aku belum pernah mmbayangakan ternyata senikmat ini v****a ku dihisap oleh pria. “Apa kau menyukai permainanku ini Sayang?” tanya Jackson tetap berada di laing kewanitaanku. Aku yang merasakan hembusan nafas di area ku membuat seluruh tubuhku bergetar. “Aaaaggghhh.. A-akuuu menyukainya, Sayang.” Jawabku dengan nafas tersenggal. Jackson pun melanjutkan menjilati miikku yang sudah basah itu. “Aaagghhh…Ouuhhh.. Ssshhhhh.. Uummmppptttt enak bangettt.. Hisap dan jilatt lagi sayang… Aaahhhh..” desahanku memenuhi kamar Jackson. Lidah Jackson yang sibuk menghisap dan menjilati lembahku, tangannya pun tak tinggal diam ia meremas gundukan kembarku memainka jari jarinya di puttingku. Sesekali melintirnya juga. Ia memilin milin putingku dengan halus. Itu membutku keenakan dan sedikit membusungkan dadaku. “Aahhhhhh jac.. Akuu mauu keluu-aaar..” Mendengar desahanku,Jackson memperdalam hisapannya hingga milikku berkedut-kedut dan tak lama mengeluarkan cairan kental berwarna putih. “Aahh.. aaaaahhhhhhhh… Shhhhhhh enak banget jack.” Desahanku setelh mengalami pelepasan pertama. “Sekarang giliranku Dev. Puaskan juniorku ini.” Ucap Jackson sambal mengocok ngocok junior milikknya. Devina akhirnya bangun dari posisinya menjadi duduk. Aku kemudian mengelus junior Jackson yang sudah tegak mengacung itu dengan lembut dan tak lupa ku sedikit mengurutnya. Ku kecup sebentar burung milik Jackson, Stelah itu aku memasukkan batang kemaluan Jckson kemulutku. “Ooouuhhhh…. Aaahhhh.. Iyaaa gitu sayangg…” Racau Jackson ketika aku sudah menjilat dan sedikit menghisap batang k*********a. “Aaahhh… Ooohhh sayangg masukin sampe mentok sayang.. aaahhhh enak bangett…. Hisapp teruss sayangg… Agghhhhh..” Jackosn menikmatinya sambil memejamkan matanya. Jackson memegang rambutku dan membantu menggerakkan kepalaku maju mundur untuk memompa lebih dalam burungnya dengan mulutku. Jackson berulang kali melenguh ketika mulutku menghisap burungnya dengan kuat. Tanganku bergantian sambil mengocok burung Jackson yang semakin membesar dan sesekali aku menyerang dua telur milik Jackson yang menggantung dibawah. Aku mengulum dua telur Jackson dengan sangat liar sampai membuat sang pemilik mendesah keenakan. Aku mengulum dan menghisap burung Jackson seperti sedang memakan permen. Sepertinya aku akan ketagihan terus oleh benda milik Jackson ini. “Ssslluurrrppp” aku menghisap batang kemaluan Jackson. Jackson yang sudah tidak tahan dan merasakan batangnya berkedut kedut, akhirnya membantku mempercepat kocokan dimulutku. “Aaaaaaahhhhhhhhhhhh.. Telen sayang, telen semua cairanku.” Ucap Jackson saat menyemburkan cairan kentalnya dimulutku. Aku menuruti kemauan Jackson. Kutelen sedikit demi sedikit cairan itu. Karena banyaknya cairannya dan batang kemaluan Jackson yang besar hingga aku tersedak. Jackson membantuku bangun dan mengelap sudut bibirku yang masih tersisa cairan putihnya dengan ibu jarinya. Aku tertegun dengan perlakuan Jackson. “Ehh maaf.” Ucapku tak enak. "Jangan bilang maaf Dev. kita sama sama butuh dan saling menguntungkan." Ucap Jackson sabil memunguti baju Devina yang berserakan. Sedikit ada rasa kecewa karena Jackson hanya menganggap semua yang kita lakukan tadi hanyalah saling menguntungkan tanpa ada rasa saling suka. Aku hanya diam melihat gerak gerik Jackson yang menurutku sangat perhatian. Fikss ini aku bakal jatuh cinta lebih dalam ke Jackson. Aku segera mengambil baju ku yang telah dipungut Jackson dan akan segera membersihkan diri. Melihat aku membawa kembali pakaianku Jackson mengentikanku. "Jangan pakai baju itu lagi Dev. Gantilah baju ini." Ucap Jackson berjalan membawa bag berisi baju wanita. Aku mengernyitkan dahiku bagaimana bisa ia mempunyai ini? "Bagaimana kau bisa mempunyai baju wanita di rumahmu? Apa kau mempunyai kekasih yang biasanya tinggal disini?" "Kau berpikir terlalu jauh Dev. Aku tidak memiliki kekasih, baju itu memang aku sediakan untukmu. Untuk jaga jaga kalau kau ada kerjaan dirumahku dan kau membutuhkan nya." Jawabnya dengan memakai celana dalam "Ohh kukira kau menyiapkan nya karena kau tahu akan terjadi seperti ini dalam rencanamu." Ucapku sambil pergi kearah kamar mandi. Setelah 15 menit dalam kamar mandi, aku keluar dengan rapi dan melihat Jackson tidak ada di dalam kamar. Aku pun melangkahkan kakiku keluar dan kulihat Jackson sedang duduk sambil menelpon. Sepertinya sedang bertelfon dengan Kevin. Aku menepuk jidatku, bagaimana aku bisa lupa kalau tujuanku tadi pagi kesini untuk menjemput Jackson pemotretan. Dan kuihat jam yang melingkar ditanganku menunjukkan pukul 08.45 pagi. Aku mengelus dadaku, untung saja belum terlambat. Jika terlambat matilah aku kena omel Kevin. Jackson menoleh kearahku dan melambaikan tangannya tersenyum agar aku mendekatinya. Aku segera berjalan ke arahnya dan duduk disebelahnya tetapi agak jauh. Melihat aku yang duduk menjauh Jackson menggeser duduknya mendekatiku. Ia mengecup pelipisku singkat dan melanjutkan ngobrolnya dengan Kevin. Aku yang mendapatkan serangan tersebut melottdan melongo. Bagaimana ia dengan gampang melakukan hal itu? Stelah menunggu beberapa saat Jackson memutuskan panggilannya. Ia menatap diriku dengan senyuman manisnya. "Tadi kevin menelpon mengingatkan jadwal pemotretan. Ternyata diundur jadi jam 10 pagi. Kau tadi pagi kesini pasti disuruh kevin bukan? kenapa kau tidak bilang apa apa padaku?" Tanya Jackson dengan wajah tanpa bedosanya. Aku mendelik kesal kepada Jackson. "Heh bagaimana bisa aku bilang klau aku baru sampai kau sudah menerkamku,bodoh." Seru ku dengan kesal. Jackson tersenyum dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Maafkan aku, aku sungguh tergoda dengan tubuhmu. Lihatlah hanya melihatmu dengan dekat begini saja sudah membuat juniorku bangun." Ucap Jackson dengan menuntun tanganku memegang juniornya yang ada dibalik celana nya. "m***m banget sih lo. Udah cepetan siap siap kita harus pergi. Jangan sampai terlambat,bisa bisa aku kena semprot kevin nantinya." Ucapku kesal. Seenaknya saja dia membawa tanganku memyentuh juniornya. "Ayolah Dev kita bermain sebentar saja, apa kau tidak kasihan dengan juniorku ini." Melasnya Jackson. "No ! jackson." "Tapi nanti kalo selesai pemotretan dan gue pengen lo harus mau ya Dev. Gue udah kecanduan banget sama t***k lo." Ucap Jackson dengan meremas sedikit gunung kembarku. "Aaahhh... Ck sana pergi cepet, atau nggak akan gue kasih nanti." Ucapku sambil menggeplak tangan Jackson yang berada di dadaku "Ck iyaa iya. Gitu aja sewot. Padahal tadi juga menikmati banget. Hahaahaha" Ledek Jackson sambil berjalan menjauhiku. Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku. Bagaimana bisa dia bersikap tak tahu malu seperti itu kepadaku. Tetai aku sangat senang akan hal itu, mesipun entah perasaan Jackson kepadaku. Aku dengan senang hati menyerahkan tubuhku padanya. Karena aku percaya dia akan selalu ada untukku.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD