Bab. 4 Kenikmatan

1735 Words
Setelah kejadian tadi siang, aku merasa ada yang aneh dalam diriku. Sekarang aku duduk di balkon kamar sambil menikmati indahnya langit yang bercahaya karena sinar bulan dan bintang. Entah bagaimana perasaanku sekarang, tetapi aku selalu merasakan getaran dihatiku apalagi saat mata Jackson menatapku. Kejadian tadi siang terus saja berputar-putar dikepalaku. “Duhh kenapa sih jadi kepikiran terus? Masa iya gue jatuh cinta sama Jackson sihh.” Gumamku. “Ternyata gini ya rasanya ciuman sama seorang idol terkenal.” Ucapku sambal memegangi bibirku. Aku melihat jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Dan aku harus segera tidur. Aku tidak mau besok kesanku jelek dimata Jackson. Ya bagaimana pun aku tidak bisa membohongi perasaanku sendiri jika aku mencintainya. Siapa yang akan menolak pesona Jackson dengan paras yang sangat rupawan, rahang yang tegas, mata yang sangat indah, hidung mancung bak perosotan. Apalagi menolak pesona tubuh Jackson yang uhhhh membayangkan saja sudah membuatku sangat basah. Kurebahkan tubuhku di kasur. Sudah setengah jam aku hanya guling-guling tidak bisa tidur. Tentu saja dengan pikiranku yang keman mana. Sialnya gara gara ciuman itu fantasi liarku tentang Jackson semakin menggebu gebu. Bagaimana rasanya jika lembah dan gunung kembarku dihisap kuat oleh bibir Jackson yang candu itu? Aku menggelengkan kepalaku menghilangkan fantasi liar itu. Kutarik selimut hingga menutupi semua tubuhku hingga kepalaku. Semoga saja aku bisa tidur. Pagi ini aku sudah bersiap untuk pergi bekerja. Aku sedang menyisir rambutku tiba tiba suara ketukan pintu terdengar. Tokkk tokkk tokkkk… “Dev bangun lo nggak kerja apa? “ teriak Sasa dari balik pintu. “Masuk aja Sa. Gue udah siao kok.” Jawabku tak kalah teriak juga. Sasa nembuka knop pintu menyembulkan kepalanya saja. Kulihat dari cermin ia mentapku dengan senyuman menampilkan gigi nya . Akhirnya selesai aku bangun dari dudukku dan tak lupa mengambil tas yang ada diatas meja berjalan keluar meninggalkan kamar. “Ayok sarapan gue udah masak nasi goreng special buat lo.” Ucap Sasa Aku duduk didepan Sasa. Dengan segera, sasa menyodorkan sepiring nasi goreng dihadapanku. “Wihhh kayaknya enak nih Sa. Thanks ya besti.” Ujarka senang dan segera melahap nasi goreng yang masih ada asapnya. “Habisin. Awas aja lo nggak habisin. Gue udah capek capek masak buat lo.” “iya iya Sa.” Jawabku dengan mengunyah nasi itu. “Gimana Dev. Lo suka kan kerjanya. Kalo nggak suka lo bis ngomong ke gue nanti gue ngomong ke bokap.” Tanya Sasa perhatian “Ehh jangan Sa. Ngrepotin tau. Sukur-sukur gue udah punya kerjaan. Gue juga suka kerjanya. Nggak berat soalnya. Heheeheh.” Aku pun tertawa. “Syukur deh kalo lo suka Dev.” Jawabnya dengan senyuman mencurigakan. Aku pun memicingkan mataku sambal menodongnya dengan sendokku. “ngapain lo senyum- senyum gak jelas gitu? Lo sebenernya udah tau kan kalo gue mau ditempatkan diposisi ini,satu kerjaan dengan Jackson?” tanya ku Sasa tertawa “Hahaahah ya iyalah gue tau. Orang yang sebelumnya kan pacar gue,eh ralat maksud gue mantan gue. Dia mengundurkan diri soalnya kabur dari selingkuhannya.” “kok lo nggak bilang sih ke gue kalo gue kerja di bagian artis ngurus Jackson?” tanyaku dengan menyuapkan nasi goreng ke mulutku. “kalo gue ngomong ke lo yang ada malah lo pingsan duluan. Gue kan mau kasih lo kejutan.” Jawa Sasa. “Yang ada gue rasanya mau pingsan waktu gue diajak pak Kevin ke apartment Jackson dan lo tau, ternyata dia tinggal disini juga.” “Ck kalo itu sih gue udah tau dari dulu kale Dev.” Aku mendengus kesal. “Sial lo tau dari dulu kenapa nggak bilang le gue sih Sa?” “Kalo gue bilang ke lo yang ada malah lo kamping depan pintu kamarnya. Gue tau gimana Sukanya lo sama dia.” Aku pun tiba tiba teringat akan ciuman itu. Pipiku rasanya panas hanya membayangkan kejadian itu. “Heh ngapain lo tiba tiba senyum kaya orang gila gitu?”tanya sasa dengan menyentil dahiku Aku melotot dengan apa yang dilakukan Sasa. “ihh sakitt tau Sa…” Rengekku dengan mengusap usap dahiku yang panas akibat sentilan Sasa. “Ya lo ngapain tiba tiba senyum. Pasti terjadi sesuatu nih lo sama Jackson. Ceritaa sih Dev. Gue kepo banget.” Cerocos Sasa Akhirnya aku menceritakan kejadian kemarin. Karena aku dan Sasa selama ini tidak ada yang pernah ditutup tutupi. “Gue kemarin di cium sama Jakson.” Ucapaku dengan cepat. Sasa yang menengarnya terlonjak kaget. “What? Lo dicium? Astaga cepet banget dari apa yang gue pikirkan.” “Heh lo mikir apa? Jangan mikir yang nggak nggak deh.” Jawabku sewot “nggak usah sok polos. Lo aja sering banget tidur dengan fantasi liar lo yang jadi peran utamanya Jackson.” “Haahah tapi gimana ceritanya lo dicium sama dia?” lanjut sasa dengan rasa penasaran. “Kan kemaren Pak kevin ngajak gue ke apartment dia, terus karena jadwal dia free jadi gue disuruh beres beres. Pas gue maru naruh barang keatas lemari gue kan ngga bisa jagkau nih. Ehh gue mau jatuh. Untung aja gue ditangkep sama Jackson. Teruss yaaaa gitu deh.” Ceritaku dengan pipi yang sepertinya sudah seperti kepiting rebus. “Wihh gercep juga tuh si Jackson.” Seru Sasa “Tapi gue malu nih nanti kalo ketemu dia. Rasanya canggung aja. Masak baru ketemu ehh udah gitu sihh. Takut malah salting di depan dia. Kan nghak lucu kalo gue malu maluin.” Sasa merespon ucapanku dengan tertawa lebar. “Ngapain sih harus canggung segala. Lo sama dia kan udah sama sama dewasa. Nggak ad ceritanya lo salting. Inget ya lo harus bersikap biasa. Awas aja lo bersikap yang aneh aneh.” “Nanti kalo gue bersikap biasah Jackson mikir ga sih kalo gue itu gampangan. Secara kan masa habis dicium biasa aja.” “Ck elah ya lo jual mahal kale. Inget ya harus biasa aja bawa santai.” Nasihat Sasa Sebelum aku sempat menjawab omongan Sasa, handphone ku berbunyi menandakan bahwa ada panggilan masuk. Kulihat menampilkan nama Kevin di layar hp ku. Segera kuangkat barangkali ada kerjaan penting. “Hallo Pak selamat pagi.” Sapaku “Halo pagi juga.” Jawab Pak Kevin diseberang “Ada hal apa ya pak? Tumben sekali telpon pagi pagi.” Tanyaku basa basi “Ini Dev. Hari ini saya ada kerjaan penting yang nggak bisa saya lewatkan. Jadi saya minta tolong nanti kamu temani Jackson untuk syuting pemotretan di Taman bunga jam 9 pagi. Nanti kalian juga akan di jemput supir kok. Kamu bisa kan Dev?” Tanya Pak Kevin “Oh iya tentu bisa pak. Nanti saya ke kantor apa gimana pak?” “Ohh nggak usah ke kantor. Kamu langsung aja ke apartment Jackson. Kan kalian satu lingkungan biar kamu nggak bolak balik juga Dev.” “Iya pak saya habis ini berangkat.” “Oke thanks ya Dev.” Tuttt.. Panggilan diputus sepihak oleh pak Kevin. Sasa yang melihatku dengan memicingkan matanya. “Itu barusan telpon dari atasan lo? Lo mau ke rumah Jackson?” tanya sasa penasaran. “Iya itu tadi ataan gue, gue disuruh kesana soalnya dia ada kerjaan yang ga bisa ditinggal.” “Ingat ya Dev. Nanti lo harus bersikap biasa aja.” Sungut Sasa kepadaku “Yuadah sana gih lo pergi,nanti lo telat dimarahin lagi.” Lanjut Sasa “Yaudah Sa gue pergi dulu ya.. Byee..” Pamitku pada Sasa dan tak lupa aku mencium pipi Sasa seperti biasanya. Aku melangkahkan kaki ke lantai dimana Jackson tinggal. Sepertinya kakiku merasa berat untuk pergi kesana. Hingga sesampainya di depan pintu aku masih enggan untuk mengetuk pintu,aku masih ingin menghilangkan asa gugupku. Setelah beberapa menit kuputuskan untuk mengetuk pintu tersebut. Tokk.. Tokk.. Tokk Tidak ada sahutan dari sang pemilik rumah. Hingga sudah ketukan ke tiga baru ada sahutan dari pemilik rumah. Cklekkkk.. Pintu terbuka menampakkam sang pemilik rumah hanya berbalut handuk yang di ikat dipinggang, dibiarkan d**a terbuka. Aku kaget dengan penampilan yang ada di depanku. Kudongakkan wajahku hingga melihat rambut basah yang masih menetes sedikit ke dadanya. Ohh ternyata baru selesai mandi. “Sorry ya nunggu lama,saya tad dikamar mandi tidak tahu.” Ucap Jackson. “Ohh iya tidak apa-apa.” Jakson pun membuka pintu lebar mempersilahkan aku masuk. Aku melangkah masuk mengekori Jackson dari belakang. Aku memandangi bahu yang lebar milik Jackson itu hingga tidak sengaja menabrak Jackson yang behenti. Dukkk.. Jackson menoleh kebelakang ke arahku. “Maaff saya tidak sengaja.” Ucapku tertunduk gugup karena Jackson melihatku Tanpa aba aba tiba tiba saja Jackson menarik tanganku hingga aku duduk dipangkuan Jackson. Dia menyandarkan tubuhnya dinsofa dengan memeluk badanku dengan erat. Aku yang terkejut kan hal itu segera bangkit dari pangkuannya. Tetapi Jackson menahanku dengan sangat kuat. Hingga aku tanpa sengaja mengesek gesekkan pantatku pada pahanya. “Diamlah Dev. Kau membangunkan singa yang sedang tidur.” Ucapnya sedikit parau Aku langsung terdiam mendengar perkataa Jackson, dan aku merasakan ada yang mengganjal di bokongku. Aku menoleh ke arah Jackson tanpa aku sadari aku terpesona oleh bibir dia yang seksi. Entah siapa dulu yang memulai sampai pada akhirnya bibirku dan bibirnya menempel. Awalnya hanya menempel tetapi lama lama menjadi lumtan halus. Lidah Jackson masuk mengabsen satu persatu. Aku mulai mengalungkan tanganku ke lehernya. Biarlah tanggapan Jackson nanti yang pasti aku sekarang ingin menikmati ini semua. Lumatan yang tadinya halus kini menjadi lumatan yang sedikit kasar. Kulihat wajah Jackson penuh dengan nafsu. Jackson lantas mencium leherku, menikmat setiap jengkal kulit mulusku. Aku sangat menikmati sentuhan dari Jackson bahkan mataku terpejam sambal sesekali mengeluarkan desahan. “Eeeeunngghhhhh.” “Apa kau menikmatinya sayang?” Tanya Jackson di sekitar leherku. Aku merasakan hembusan nafas berat Jackson. Seketika aku meremang. Aku tidak bisa menjawab pertanyaan Jackson. Aku hanya bisa mengangguk. Tangan Jackson tak tinggal diam,bergerak liar untuk menjamah seluruh tubuhku,tak terkecuali dua gundukan padat itu ia remas dengan lembut. Semakin lama aku merasakan ada benda keras yang menekan dibagian bawah sana. Tanpa aba aba jackson menarik kaos ku ke atas hingga terlepas dari tubuku. Terpampanglah aku hanya memakai bra. Masih dengan bibir yang saling bertautan,Jackson mencari pengait bra milikku. Setelah menemukannya Jackson pun segera melepaskannya. Kini tampaklah bukit kembar nan indah, memiliki pucuk yang berwarna pink muda. Jackson melepaskan tautan bibirnya kemudian menjelajahi leher ku dan ia menyesap hingga meninggalkan jejak kemerahan. “Ahhh Jack…” desahanku keluar dari bibirku. Aku meremas rambut belakang Jackson. Sementara Jackson perlahan turun dan menyesap salah satu bukit kembarku, tangan nya sibuk meramas putingku sebelah. Jackson melakukan bergantian biar tidak iri dengan due bukit kembarku. Sungguh aku belum pernah merasakan nikmat yang luar biasa ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD