bc

Atlantis Princess

book_age16+
142
FOLLOW
1K
READ
murder
friends to lovers
mermaid/mermen
tragedy
bxg
ambitious
city
another world
like
intro-logo
Blurb

Ashley Delaney merupakan seorang mermaid/Putri Duyung yang jatuh cinta pada sahabatnya sendiri, seorang merman bernama Alexei Heather. Kebersamaan mereka terusik karena pertemuan dengan seorang gadis manusia yang membuat Lex jatuh cinta kepadanya.

Kini demi kebahagiaan pria yang dicintainya, Ashley rela mengorbankan apa pun termasuk meninggalkan dunianya dan ikut ke daratan, bahkan menjadi seorang pembunuh sekalipun.

chap-preview
Free preview
PART ONE
“Elena namanya ... Putri Atlantis yang mengorbankan segalanya demi cinta. Dia menggunakan sihir untuk merubah ekornya menjadi sepasang kaki. Pergi meninggalkan Atlantis hanya karena ingin menemui pria yang dia cintai di daratan. Namun, saat mereka bertemu ternyata pria itu memilih bersama wanita lain. Elena yang malang harus menerima konsekuensi dari pilihannya yang salah. Pada akhirnya dia menjadi buih di lautan.”  Orang yang menceritakan kisah cinta memilukan hati ini adalah Mother Cassandra, seorang mermaid penyihir yang begitu disegani. Memiliki pengetahuan yang tak ada duanya, wawasannya luas dan kami selalu meminta nasehat darinya setiap kali tertimpa masalah rumit.  Seperti biasa, kami ... para putri Atlantis sebutan untuk bangsa mermaid, mendengarkan berbagai kisah yang diceritakan Mother Cassandra. Dan kebetulan hari ini kisah Elena, sang mermaid yang berubah menjadi buih di lautan karena cintanya yang berakhir mengenaskan menjadi kisah yang diceritakannya.  Kami yang berada di sini adalah mermaid muda, yang lebih senang mendengarkan dongeng-dongeng dibandingkan bekerja membantu orangtua kami. Bukan karena kami pemalas, hanya saja waktu terbuang sia-sia rasanya tanpa diisi dengan kisah yang memberikan banyak pelajaran hidup. Seperti kisah yang sedang diceritakan Mother Cassandra ini contohnya.  “Mother Cassandra, siapa pria yang dicintai Elena sampai dirinya rela mengorbankan diri?” salah seorang Putri Atlantis menanyakan hal ini. Pertanyaan yang juga terlintas di benakku.  Mother Cassandra tersenyum, selalu tampak senang jika banyak yang antusias mendengarkan ceritanya.  “Pria itu penghuni daratan. Makhluk darat berkaki.”  Kami semua menghela napas, tak terkecuali aku. Makhluk darat berkaki ... itulah cara kami memanggil mereka, para manusia. Makhluk penghuni daratan yang bagi bangsa kami merupakan makhluk yang paling berbahaya.  Bukan tanpa alasan kami berpikir demikian. Mereka yang bernama manusia kerap kali merusak tempat tinggal kami. Mereka membuang sampah ke lautan yang membuat tempat tinggal kami tercemar. Banyak saudara kami sebangsa ikan yang menderita bahkan sampai kehilangan nyawa karenanya.  Mereka juga sering mengambil hasil laut secara berlebihan, menangkap ikan-ikan untuk mereka konsumsi hingga tak tahu aturan hingga mengambilnya di luar batas.  Aku tidak mungkin lupa kejadian 15 tahun lalu, dimana bangsa manusia menyerang kami. Mereka menjatuhkan benda berbahaya ke dunia kami yang seketika membunuh jutaan bangsa kami. Saat itu, para ksatria Atlantis berjuang untuk melawan mereka. Mengusir mereka agar tak menginjakan kaki di dunia kami.  Ksatria Atlantis adalah sebutan untuk para merman karena di saat dunia ini tengah terancam, merekalah yang berdiri di garis depan untuk melindungi. Melawan dan mengusir makhluk asing seperti manusia yang ingin menangkap kami serta merusak habitat kami.  Ngomong-ngomong soal dunia yang kami tempati, dunia ini bernama Atlantis. Sebuah dunia bawah laut yang paling indah yang ada di dunia. Di sini semua jenis ikan hidup saling berdampingan. Tanah yang subur ditumbuhi berbagai tanaman laut. Terumbu karang yang menambah keindahan, tersebar di seluruh penjuru. Dan kami ... kami bangsa mermaid. Hidup kami sangat damai di sini. Kami saling menyayangi satu sama lain, saling melindungi dan bekerja sama.  Satu-satunya kerusakan yang terjadi di dunia kami pasti karena ulah mereka. Satu-satunya makhluk yang kami takuti adalah mereka ... makhluk darat berkaki atau manusia.  “Kita semua tahu betapa berbahayanya mereka. Semoga kisah Elena ini bisa dijadikan pelajaran untuk kita semua. Jangan pernah mencoba berurusan dengan dunia darat, terutama terlibat dengan makhluk darat berkaki. Terlebih jatuh cinta pada mereka ... adalah kesalahan terbesar. Karena tahu kenapa?”  Kami semua serempak menggelengkan kepala saat Mother Cassandra melontarkan pertanyaan tersebut.  “Karena semua mermaid maupun merman yang terlibat dengan manusia selalu berakhir menyedihkan. Kisah mereka selalu tragis. Kita hidup di lautan. Maka nikmatilah apa yang kalian miliki. Percayalah hidup di dunia kita masing-masing merupakan yang terbaik.”  “Sekali lagi ingat pesanku ini, jauhi manusia. Jangan pernah terlibat dengan mereka.” “Baik, Mother. Kami mengerti.” Secara serempak kami menyahuti.  Saat Mother Cassanda tiba-tiba menghilang dari pandangan kami dengan kekuatan sihirnya, saat itulah pertemuan hari ini berakhir. Semua putri Atlantis berenang pergi menuju tujuan masing-masing. Begitupun denganku dan kedua sahabatku, Nora dan Nata.  “Ashley, kemana kau akan pergi sekarang?” Nora yang bertanya.  Mermaid cantik ... tunggu sebentar, perlu kalian tahu bahwa di antara semua makhluk mitos yang hidup di alam semesta, bangsa kamilah yang paling cantik, kami semua memiliki paras yang mampu membuat semua makhluk terpesona. Kami pemilik suara terindah di dunia karena suara kami begitu merdu. Dengan kata lain kami adalah makhluk paling indah di dunia. Dan aku sangat bangga terlahir sebagai mermaid.  Sahabatku Nora ini tentu dia mermaid yang begitu cantik, memiliki rambut hitam pekat mencapai pinggang. Sifatnya tegas, dia sering memarahiku saat aku melakukan kesalahan. Dibandingkan menjadi sahabatku sepertinya berperan sebagai sosok seorang kakak, lebih cocok. Dia selalu berhati-hati dalam bertindak. Orang yang selalu berpikir teliti terlebih dahulu sebelum mengambil sebuah keputusan. Kendati demikian, aku sangat menyayanginya. Selalu merasa beruntung karena dia sahabat baikku.  “Aku ... entahlah. Mungkin pulang,” jawabku karena sejujurnya aku memang tidak memiliki rencana apa pun pagi ini.  Orangtuaku bekerja di istana. Oh sepertinya belum ku sebutkan bahwa dunia kami dipimpin seorang ratu yang menetap di istana Atlantis. Sang ratu merupakan orang yang bijaksana dan berhati lembut. Kami semua menyayangi dan menghormatinya.  Ayahku bekerja sebagai ksatria kerajaan, sedangkan ibuku bekerja sebagai pelayan di istana. Bisa dikatakan aku berasal dari keluarga biasa. Namun, aku tak pernah mengeluh. Aku bangga terlahir menjadi putri orangtuaku. Mereka begitu baik dan menyayangiku. Tentu di dunia ini merekalah orang yang paling ku sayangi. Aku tak memiliki saudara. Apakah aku sedih dan merasa kesepian? Jawabannya tidak. Karena orangtuaku selalu mencurahkan seluruh kasih sayang mereka untukku. Ya ... hanya untukku, putri semata wayang mereka.  “Nora, kau ini seperti baru mengenal Ashley saja. Tidak perlu ditanya, tentu saja dia akan bertemu dengan pangerannya.”  Sambil mengedipkan sebelah mata, Nata menggodaku. Sahabatku yang satu ini memang sangat jahil, gemar sekali mempermalukan diriku. Untuk tampilan fisik, dia sama cantiknya dengan Nora, memiliki rambut pirang sebahu dengan warna ekor yang senada dengan warna rambutnya.  Ngomong-ngomong soal Nata, berbeda dengan Nora yang tegas dan galak, Nata sangat periang. Dia juga manja dan masih kekanak-kanakan. Meski begitu keberadaan Nata merupakan anugerah terindah bagi kami. Kenapa? jawabannya karena tanpa kehadiran Nata, hidup kami akan membosankan. Dia adalah sumber keceriaan dalam ikatan persahabatan kami. Meski Nata terkadang merepotkan dengan sikap manja dan berbegai permintaan anehnya, aku sangat menyayanginya. Seseorang yang sudah ku anggap seperti saudaraku sendiri.  “Oh, benar juga. Bodoh sekali ya harusnya tadi aku tidak perlu bertanya. Padahal sudah jelas kau pasti akan menemui merman sialan itu.” kata Nora sembari menunjukku dengan jari telunjuknya.  Aku menggelengkan kepala cepat hingga rambut sepunggungku bergoyang-goyang seirama dengan gerakan kepala. Nata terkekeh geli, menertawakan reaksiku yang salah tingkah. Sedangkan Nora melipat kedua tangannya di depan d**a dengan tatapan tajamnya padaku seolah dia masih menunggu jawabanku.  “Emm ... tidak kok. Hari ini aku tidak ...” “Alaah, jangan pura-pura begitu. Kami tahu sebesar apa cintamu padanya. Ya udah sana temui dia,” kata Nora sembari mengibas-ngibaskan tangannya seolah menyuruhku untuk pergi. “Sudah kukatakan, aku tidak akan ...” “Sudah sana pergi, kami tahu kau tidak akan tahan sehari saja tidak bertemu dengannya.”  Punggungku didorong oleh Nata, masih dengan wajah menyebalkannya yang tak hentinya menggodaku. Aku mengalah pada akhirnya, sebenarnya seperti yang mereka katakan, aku tak mungkin tahan tidak bertemu dengannya meski hanya sehari.  “Baiklah, baiklah. Karena kalian memaksa, aku akan menemuinya.”  Nata kembali terkekeh sedangkan Nora menggelengkan kepala, memasang wajah malas karena aku ketahuan telah mengatakan kebohongan. Mereka tahu persis, menemuinya tidak akan pernah menjadi keterpaksaan bagiku. Sebaliknya, saat yang paling membahagiakan dan paling aku tunggu adalah ketika bersamanya. Seseorang yang sangat aku cintai di dunia ini.  “Dia itu pria aneh, aku heran kenapa kau bisa secinta itu padanya,” ucap Nora. “Seperti tidak ada pria lain saja. Padahal masih banyak merman yang jauh lebih baik darinya.”  Lihat, sudah ku katakan Nora itu memiliki mulut yang pedas. Tak jarang aku mendengar nasehat yang sama darinya, menyuruhku menyerah dan melabuhkan perasaanku pada pria lain.  “Namanya juga cinta buta. Percuma kau menasehatinya seperti apa, cinta Ashley hanya untuk dia seorang,” sahut Nata, membuatku sedikit lega karena setidaknya dia memahami perasaanku.  Nora mengangkat kedua bahunya sembari mengembuskan napas kasar, “Kalau begitu aku pergi dulu,” ucapnya, dia berbalik badan tanpa menunggu responku. “Aku juga pergi dulu. Titip salam untuk si merman aneh. Sampai bertemu besok, Ashley.”  Aku memberengutkan wajah saat mendengar Nata ikut-ikutan menghinanya. Padahal tak ada yang aneh dengannya. Aku heran kenapa dia dijuluki si merman aneh.  Aku melambai pada kedua sahabatku yang mulai berenang menjauh. Lantas aku pun ikut berenang berlainan arah dengan mereka. Aku akan menemuinya sekarang juga karena aku benar-benar merindukannya.  Sebentar, sepertinya aku sudah menceritakan banyak hal tentang tempat tinggalku, keluargaku maupun kedua sahabatku, namun aku sendiri belum memperkenalkan diri.  Baiklah ... aku akan mulai memperkenalkan diriku sendiri.  Namaku Ashley Delaney. Aku hanyalah seorang putri Atlantis yang tahun ini menginjak usia 20 tahun. Berbeda dengan Nora yang memiliki kesibukan karena mempelajari ilmu medis. Maupun Nata yang bekerja membantu dapur istana. Aku tak memiliki pekerjaan apa pun. Setiap harinya aku hanya bermalas-malasan di rumah saat orangtuaku belum kembali dari pekerjaan mereka.  Bukannya aku seorang pemalas, hanya saja kondisi fisikku yang tak memungkinkan untuk melakukan pekerjaan apa pun. Sejak kecil tubuhku lemah, sering sakit-sakitan. Tak sanggup melakukan pekerjaan berat karena aku akan berakhir susah bernapas jika aku memaksakan diri.  Berdasarkan prediksi dari Mother Cassandra yang katanya bisa melihat masa depan kami, aku tidak akan memiliki umur panjang. Kelainan yang ku derita sangat langka dan nyaris tak ada obatnya.  Alasan kenapa aku bisa hidup sampai sekarang tidak lain berkat dirinya, pria yang aku cintai. Kami sahabat baik dulu, kami pun seumuran. Hubungan kami sangat dekat sejak kami masih anak-anak.  Tak akan pernah ku lupakan tragedi menyeramkan itu. Tragedi yang terjadi saat usia kami baru menginjak 12 tahun. Ketika itu, aku sedang bermain dengannya dan aku terlalu memaksakan diri sehingga penyakitku kambuh. Aku kesulitan bernapas dan nyaris tewas. Orangtuaku sudah putus asa saat tak ada seorang pun yang mampu menyelamatkanku. Namun, dirinya yang tak pernah menyerah akhirnya melakukan tindakan nekad.  Sebagai seorang merman, dia memiliki bakat yang luar biasa. Sebenarnya sama seperti Mother Cassandra, dia pun masih keturunan keluarga penyihir. Ayahnya dulu merupakan pemimpin ksatria kerajaan, sosok merman yang memiliki kekuatan sihir satu tingkat di bawah Mother Cassandra. Tak jauh berbeda dengan ayahnya, ibunya juga memiliki kekuatan sihir. Dan kemampuan sihir itu menurun padanya, pada pria yang ku cintai ini.  Demi menyelamatkanku, dia meminta Mother Cassandra untuk memberikan separuh kekuatan sihirnya padaku. Itulah alasan kenapa aku masih bisa bernapas sampai sekarang, karena di dalam tubuhku mengalir separuh kekuatan sihir darinya. Apakah aku seorang penyihir sekarang? jawabannya tidak. Sihir ini sepenuhnya untuk menopang hidupku, membuat tubuh lemahku ini mampu menahan penyakit yang ku derita. Kendati demikian, aku masih tidak diizinkan melakukan aktivitas berat oleh orangtuaku. Dan ya ... aku tidak memiliki pilihan lain selain menurut, aku tak ingin membuat orangtua maupun orang-orang di sekitarku khawatir lagi.  Perjalananku berakhir setelah sekitar satu jam lamanya aku berenang ke permukaan. Dan seperti dugaanku, dia berada di sana. Tengah duduk di atas sebuah batu karang yang berada di tengah lautan, tatapannya tertuju ke arah daratan, dimana para manusia hidup.  Mungkin inilah alasannya dijuluki si merman aneh karena dia selalu menghabiskan harinya dengan duduk di sini sendirian. Memandang penuh kebencian pada makhluk darat berkaki. Dia tak pernah berbaur dengan merman maupun mermaid lainnya. Dia selalu menyendiri, dengan kata lain anti sosial.  Di Atlantis ini mungkin hanya aku sahabat baiknya. Dia tak pernah mau berbicara panjang lebar dengan orang lain. Bahkan padaku yang sahabatnya sejak kecil pun demikian, dia tak pernah menceritakan masalahnya, perasaan maupun yang sedang dia pikirkan.  Sebenarnya aku tahu persis alasannya selalu berdiam diri di sini sambil memandang ke arah daratan. Kebenciannya pada manusia bisa dikatakan lebih besar dibandingkan kami semua penghuni Atlantis. Kenapa dia bisa sebenci itu pada manusia? Jawabannya karena merekalah yang menyebabkannya hidup sebatang kara.  Saat tragedi 15 tahun lalu yang ku ceritakan tadi dimana bangsa manusia menyerang kami. Orangtuannya yang berada di garda terdepan memerangi mereka menjadi salah satu korban tewas. Bukan hanya ayah dan ibunya, bahkan satu-satunya kakak yang dia miliki ikut tewas dalam insiden itu.  Dia tak memiliki siapa pun sekarang, kegelapan dan kesepian itu selalu tergambar jelas di wajahnya. Mungkin ini alasan lain yang membuatku selalu menemuinya setiap hari. Bukan semata-mata karena aku ingin menghabiskan waktu bersamanya, namun karena aku tidak ingin membuatnya kesepian. Aku ingin bisa berguna untuknya. Sungguh aku akan melakukan apa pun hanya agar bisa melihatnya tersenyum dan bahagia. Tidak terlihat murung seperti setiap kali aku melihatnya.  “Lex!!” teriakku memanggil dirinya, aku ikut menyembulkan kepala ke permukaan laut. Dia menatap ke arahku dengan tatapan datarnya seperti biasa.  Dia bukan pria kejam yang selalu mengatakan kata-kata pedas yang membuat orang lain sakit hati mendengarnya. Dia pria yang baik dan lembut, kekurangannya hanyalah dia terlalu pendiam dan pemurung.  Aku tersenyum lebar, bergegas ku hampiri dia untuk ikut bergabung dengannya, duduk di atas batu karang yang membentuk sebuah gunung, tepat di sampingnya. Perihal gunung batu yang kami duduki ini, sudah banyak manusia yang berlayar mengarungi lautan menjadi korban keganasan gunung batu ini. Mereka yang awam dengan wilayah ini dan tak tahu keberadaan gunung batu yang tumbuh memanjang dari dasar laut ini, selalu mengalami kecelakaan. Kapal yang mereka naiki menabrak gunung batu ini dan berakhir menenggelamkan mereka semua. Mungkin karena alasan itu, tempat ini menjadi tempat favorit Lex.  Ya, Lex ... seperti itu aku memanggilnya.  Sebenarnya aku tak khawatir sedikit pun saat mendengar kisah cinta Elena yang mengenaskan. Itu karena aku tidak akan pernah mengalami nasib seperti Elena. Aku tidak akan terlibat dengan dunia darat dan tentu saja aku tidak akan pernah jatuh cinta pada makhluk bernama manusia. Kenapa? karena aku sudah memilikinya.  Dia ... seorang merman yang ku cintai. Pahlawan, sahabat sekaligus cinta sejatiku ... Alexei Heather.  Walaupun tak ada yang tahu apa yang akan terjadi pada kami di masa depan nanti, aku tetap percaya ... cintaku selamanya hanya untuknya seorang.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Kupu Kupu Kertas#sequel BraveHeart

read
44.1K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.5K
bc

See Me!!

read
87.9K
bc

Me and My Broken Heart

read
34.6K
bc

Mrs. Rivera

read
45.5K
bc

Enemy From The Heaven (Indonesia)

read
60.7K
bc

MANTAN TERINDAH

read
7.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook