24- PINGSAN

1825 Words

“Tapi sekarang kamu nggak sendirian. Ada saya yang ada di samping kamu.” Tubuh Bevi menegang. Dia menoleh, menatap Birzy yang fokus menatap depan. Matanya mulai terasa buram. Hatinya kembali bergejolak. Kalimat itu terdengar manis, dengan mudah membuat pertahanan Bevi runtuh. Namun, dia tidak ingin mengikuti kata hatinya. Dia menatap depan, lalu tertawa sumbang. “Jelas Pak Birzy di samping saya. Kita satu ruangan. Benar, kan?” Birzy mengembuskan napas. Dia menegak kopinya hingga tandas lalu berjalan menjauh. Tangannya terkepal erat. Dadanya memburu dan amarahnya mulai bergejolak. “Ah, sudah reda!” Bevi tersenyum lega. Hujan reda di saat yang tepat. Dia tidak bisa berlama-lama di ruangan ini. “Terima kasih kopinya,” ujarnya saat melewati Birzy. Dia meletakkan cangkir kosong di atas meja

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD