bc

Terjebak dalam Tubuh Sang Penggoda

book_age18+
613
FOLLOW
2.6K
READ
reincarnation/transmigration
love after marriage
tragedy
twisted
lies
supernatural
wife
like
intro-logo
Blurb

Blurb

Hellen tak menyangka, pria yang sudah satu tahun memberinya cinta dalam sebuah tali pernikahan kini nyatanya telah berpaling darinya dan menjalin cinta dengan kakak tirinya, Sally, yang ternyata merupakan pacar dari suaminya, Mico, sewaktu SMA.

Hellen sudah berusaha merebut cintanya kembali, namun Mico tetap memilih kakak tirinya bahkan suaminya itu sudah mengurus surat perceraian untuknya.

Perasaan tak rela yang bersemayam di hati Hellen, membuatnya gelap mata. Berbekal ilmu mengemudinya yang buruk, Hellen nekad mengendarai kencang mobilnya dan menabrakkan diri pada sebuah mobil yang di dalamnya terdapat Mico juga kakak tirinya.

Kecelakaan pun tak terelakkan. Ketiganya mengalami luka parah. Namun, dibalik kecelakaan itu, semesta seolah memberi Hellen kesempatan untuk merebut cinta suaminya kembali. Hellen terbangun pasca kecelakaan yang langsung disambut oleh Mico, suaminya yang juga memiliki beberapa luka memar di bagian lengan dan wajahnya.

Sambutan hangat dari Mico, membuat Hellen berfikir jika suaminya itu sudah kembali mencintainya. Namun, kenyataan pahit juga rasa bingung menyeruak dalam hatinya tatkala Mico menyapanyanya dengan panggilan ‘Sally’.

“Sally?” ulang Hellen.

“Ya, Sayang. Apakah kamu melupakan namamu sendiri?”

“Namaku?”

“Jika Hellen sadar, akan kuberikan balasan yang setimpal untuknya. Beruntung kita tidak terluka terlalu parah, Sayang.”

Sejak kalimat terakhir dari suaminya itu, Hellen menyadari bahwa ia terbangun di raga milik Sally, selingkuhan suaminya.

chap-preview
Free preview
Kain Berbentuk Segitiga
“Mas, ini apa?” Helen mengangkat sebuah kain berbentuk segitiga dengan warna mix hitam-pink di mana bagian tengahnya ada pita kecil warna pink juga. Wanita yang baru pulang dari toko kuenya itu dikejutkan dengan penemuan kain tersebut di atas ranjangnya. “Surprise, Sayang. Itu hadiah buat kamu.” Seorang laki-laki yang kini bertelanjang d**a menyambut kedatangan Helen dengan rambut basahnya tersenyum seraya memberikan kecupan manis pada pipi kanan istrinya. “Hadiah?” Helen mengernyit. Seumur hidup, setelah satu tahun perjalanan rumah tangganya, baru kali ini sang suami memberikan hadiah padanya apalagi hadiah tersebut merupakan barang pribadi milik kaum wanita. “Ini beneran buat aku?” Helen masih saja tidak percaya dengan kejutan hadiah yang diberikan oleh suaminya itu. “Iya dong. Terus buat siapa lagi?” “Tapi … kok cuman satu?” Suami Hellen yang bernama Mico itu menghela napas. Ia kemudian duduk di atas ranjang. “Jujur, aku mulai bosan dengan apa yang kamu pakai setiap kali kita bercinta, Sayang. Model yang kamu pakai itu terlalu kuno. Aku … mulai kehilangan moodku saat kita melakukan ‘itu’.” “Hanya karena barang pribadi yang aku pakai?” “Tentu saja. Aku ini seorang dokter. Masa membelikan kain itu untukmu saja tidak bisa. Macam orang miskin suamimu ini.” “Astaga. Bukankah ujung-ujungnya benda ini kamu lepas, Mas. Saat kita melakukannya?” Hellen tertawa kecil mendengar alasan suaminya itu memberikan kejutan hadiah beria kain segitiga penutup organ intimnya itu. “Ya, aku mau ganti pemandangan lah. Biar membangkitkan semangat bagi kita untuk memiliki anak.” “Anak?” ulang Helen dalam hati. Ya itu merupakan harapan yang ia anti-nanti semenjak mertuanya terus saja memberikan pertanyaan yag sama kepadanya setiap kali ibu dari suminya itu berkunjung ke rumah minimalisnya ini. “Hellen, kamu sudah isi belum?” “Hellen, anak tetangga depan rumah Ibu baru menikah sebulan yang lalu udah isi loh, kamu kenapa belum?” “Hellen, ibu sudah mulai tua. Tolong kamu secepatnya mengusahakan membuat cucu untuk Ibu.” Dan masih pertanyaan-pertanyaan dengan teman yang sama yang akan selalu dikeluarkan ibu mertuanya itu kepada Hellen. Bahkan, semakin ke sini, pertanyaan sang ibu mertua semakin terdengar sinis dan menyindir dirinya. Ya, bukankah seorang anak itu adalah pemberian Tuhan ketika manusia sudah berusaha untuk memperoleh keturunan? Sayangnya, nasib baik memang belum hadir dalam kehidupan rumah tangga Hellen dan Mico, mekskipun keduanya sudah memeriksakan diri ke dokter kandungan dan hasilnya dinyatakan subur. Juga Hellen yang terus berusaha mengonsumsi vitamin agar cepat mengandung. “Oh, begitu. Baik, Mas. Terima kasih ya atas hadiah ini.” “Sama-sama My Hellen.” *** “Mas, ini hadiah buat Hellen lagi?” Kali ini Hellen mendapatkan kain yang sama seperti yang ia temukan dua hari yang lalu juga di tempat yang sama. Ranjang tidur mereka berdua. Namun, bedanya, kain segitiga yang sekarang lebih terlihat terbuka dari sebelumnya yang mana kain segitiga itu bermotif renda warna hitam dan bagian belakang kain tersebut tidak cukup mampu menutup p****t bulatnya. “Ya iya dong. Terus buat siapa lagi? Aneh deh pertanyaan kamu.” Sebuah kecupan singkat mendarat di bibir Hellen. Wanita itu melihat buliran air menetes dari ujung rambut suaminya juga ia mencium aroma sampo bercampur sabun mandi di sana. “Ya tapi____” “Demi suksesnya program bayi kita, Hellen,” pungkas Mico dengan ceoat saat melihat raut wajah istrinya yang terkesan menolak hadiah darinya. “Baiklah. Tapi Mas, kenapa terkesan terbuka sekali modelnya?” Hellen mengangkat kain penutup berbentuk segitiga tepat di depan wajah suaminya. “Emang kenapa? Toh yang liat kamu pakai itu kan cuman Mas, bukan pria lain?” “Iya, tapi … Hellen malu kalau harus pakai yang model seperti ini.” “Duh, kenapa harus malu sih? Kan kamu pakainya cuman di kamar ini, Sayang. Bukan di luar rumah,” sahut Mico yang kini mencubit gemas hidung istrinya itu. “Ini … bukan style kesukaan Hellen, Mas.” “Tapi, Mas maunya kamu pakai itu, nanti malam!” tekan Mico. “Oke?” *** “Kamu belikan lagi, Mas?” Ini sudah ketiga kalinya, Mico membelikannya sebuah celana dalam dengan motif yang berbeda. Kali ini, modelnya tertutup namun kainnya sangatlah tipis. Hellen yakin jika memakai benda mungil itu, tak ada yang bisa disembunyikan lagi bagian area pribadinya dari mata suaminya itu. Atau lebih tepatnya, ia bagaikan tak memakai celana dalam. “Iya dong. Itu model terbaru loh. Mas seneng kalau nanti malam kamu pakai itu,” ucap Miko sembari mencium lembut bibir Hellen yang terbuka karena mendengar ucapan suaminya. Wanita itu lalu mengamati perilaku suaminya yang sekarang tengah memakai kaos oblong warna putih yang senada dengan warna kulitnya. “Mas?” “Iya?” “Perasaan beberapa hari ini, Hellen perhatikan Mas selalu mandi duluan deh? Biasanya kan Mas selalu nunggu Hellen pulang terus ngajak mandi bareng?” Ya. Itu adalah keanehan kedua yang dirasakan Hellen dalam bulan ini akan perilaku suaminya yang diluar kebiasaan setelah setahun mereka menjalani biduk rumah tangga. “Y-ya … Mas pengen tampil seger aja gitu pas nyambut kamu pulang. Kamu pasti capek kan. Sekarang ‘kan untuk makan malam kita, Mas sengaja yang masak makanya ini langsung mandi. Sudah, kamu buruan mandi gih,” seru Mico setelah memberikan satu kecupan di pipi istrinya. Hellen masih setia berdiri memandangi punggung suaminya yang kini menjauh dan menghilang setelah keluar dari kamar mereka. Wanita yang masih memakai pakaian kerjanya itu memilih duduk di atas ranjang. Ia tengah memikirkan banyak hal. Selain hadiah kejutan kain berbentuk segitiga tersebut, suaminya tiba-tiba bisa memasak ya meskipun ia bilang hanya bermodalkan video dari youtube, namun rasa masakan yang pas dan lezat di lidah apakah wajar didapatkan dari olahan tangan manusia yang baru pertama kali memegang peralatan dapur? Ah, semua kelakuan suaminya kini terlihat begitu aneh. *** Deru napas sepasang suami istri terdengar memburu, setelah sesi percintaan mereka berakhir. Jujur, akhir-akhir ini entah mengapa sesi percintaan mereka selalu berakhir dengan cepat. Padahal, biasanya Mico tak pernah merasa puas dan meminta berkali-kali bahkan hingga berakahir di pukul tiga dini hari. Namun, sekarang? Bahkan jam dua belas malam masih cukup jauh, namun Mico sudah menyudahi aksi percintaan mereka. Tring! Tring! Hellen memperhatikan aksi suaminya yang langsung mengambil ponselnya yang berdering lalu segera turun dari ranjang, memakai boksernya dan berjalan menuju balkon kamar sembari mengucapkan ‘hallo’ pada ponsel pintar yang tertempel di telinganya. Hellen kini bangkit dari posisinya-mencari celana piyama yang dilepasnya tadi di sisi kanan ranjang. Biasanya, ia tak pernah peduli dengan telpon yang masuk ataupun pesan yang masuk di ponsel suaminya. Akan tetapi, kali ini semacam ada dorongan kuat yang membuat Hellen ingin mencuri dengar pembicaraan sang suami dengan si penelpon yang ia sendiri tak tahu siapa. Namun, sebelum kedua kaki Hellen menyentuh lantai, ada pemandangan yang sukses mencuri perhatian wanita itu di depan sana. Sebuah kain yang terselip di antara dinding dengan almari pakaian. Salah satu bagian terkecil dalam ruangan ini yang tak pernah menjadi pusat perhatiannya. Berbekal rasa penasaran yang kini menyelimuti hatinya, Hellen pun berjalan mendekati kain yang terselip itu. Dengan tangan yang tiba-tiba gemetar, Hellen mengambil kain itu dan seketika bola matanya membulat sempurna. “Ini ….” ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
9.0K
bc

Romantic Ghost

read
162.5K
bc

Time Travel Wedding

read
5.4K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.5K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.4K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
3.9K
bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook