bc

Ducin Ketemu Koma

book_age16+
9
FOLLOW
1K
READ
HE
age gap
fated
dominant
boss
single mother
heir/heiress
drama
bxg
mystery
single daddy
like
intro-logo
Blurb

Bastian yang sudah pernah gagal sekali dalam pernikahan, menolak untuk membina rumah tangga kembali melalui perjodohan yang dilakukan sang ibu. Dia merasa sudah bahagia hidup bersama dengan putranya Skylar. Tapi siapa sangka, putranyalah yang mempertemukan dirinya dengan sosok yang tidak disangka-sangka mengubah alur hidup yang dia sangka akan biasa saja.

chap-preview
Free preview
Hantu Comel
“Daddy!” Layla terkejut mendengar teriakan seorang anak kecil di tengah-tengah gelapnya malam. Salahkan dirinya yang memilih untuk di turunkan di komplek perumahan elit ini dari pada di kosan sederhana miliknya. “Daddy! Kai tatut!” jeritan itu semakin jelas di indra pendengaran Layla. “La. Inhale, exhale. Lu gak boleh takut!” rapal Layla berulang kali mencoba meredam ketakutan dirinya. Namun sedetik kemudian dia menjerit karena ada yang menarik tas sampingnya. “Aaa!!!” “Aaa!!!” Layla kaget melihat seorang anak kecil ikut menjerit seperti dirinya. Layla mengucek kedua matanya memastikan bahwa itu benar-benar manusia, bukan makhluk gaib yang menyerupai manusia. “Mommy..” lirih anak kecil itu membuat Layla membulatkan matanya. “Astaga. Kamu tampan sekali,” fokus Layla teralihkan karena anak kecil yang tampan dengan mata sembabnya menatap harap pada Layla. “Kai ikut mommy pulang ya,” anak kecil yang menyebut dirinya Kai memohon pada Layla yang dibuat makin terkejut. “Ha?!” Layla kebingungan. Bagaimana bisa dia membawa anak orang untuk pulang bersamanya? Apa kata anak-anak kos nanti? Ibu kos? Terus bagaimana jika tiba-tiba polisi datang dan menuduh dirinya telah menculik anak tampan ini? “Em. Maaf adik kecil, kakak tidak bisa bawa kamu pulang sama kakak.” Layla menunduk mencoba memberi pengertian pada anak kecil tampan yang ditemuinya itu. Kai menatap Layla dengan mata berkaca-kaca. Bibirnya sudah mengerucut ke depan, bersiap untuk menangis. Layla seketika panik melihat Kai yang bersiap untuk menumpahkan kembali air matanya. “Ehh-eh, jangan nangis, ya. Iya-iya ayo ikut kakak,” bujuk Layla mencegah air mata anak di hadapannya tumpah. “Kai enggak nangis mommy. Kai ngantuk,” ucap Kai polos sambil mengucek matanya. Gubrak Layla hampir menjatuhkan diri mendengar jawaban kikuk dari Kai. “Ohh.. Kai ngantuk ya?” tanya Layla yang di balas anggukan oleh anak tampan itu. “Ya sudah. Sini kakak gendong ya,” Layla pun membawa tubuh Kai dalam gendongannya. Sedangkan Kai hanya pasrah, karena dia lelah menangis dari tadi. Layla pun berjalan menyusuri perumahan-perumahan elit itu menuju tempat kosnya yang tak jauh lagi kelihatan. Sepanjang jalan Layla merapalkan doa agar keluarga anak dalam gendongannya lewat. Sialnya sampai di kosan pun, tak ada satu manusia pun yang dia temui. Sedangkan Kai sudah lelap dalam tidurnya. Cklek Pintu terbuka dan Layla segera menyalakan lampu untuk menerangi kosan sederhananya. Perlahan dia letakkan tubuh mungil Kai di atas tempat tidur miliknya. “Enggg!” Layla merenggangkan otot-otot tubuhnya dan menghela nafas setelahnya. “Sebaiknya gue mandi. Keringetan juga jalan bawa balita ini,” Setelah memastikan Kai aman dan nyaman dalam tidurnya, Layla pun menutup dan mengunci pintu kosan. Lalu dia mengambil pakaian di dalam lemari dan berjalan menuju kamar mandi. Sementara itu di rumah megah sebuah perumahan yang sempat dilewati oleh Layla tadi. Orang-orang yang ada di dalam rumah itu panik karena kehilangan anak berumur kira-kira 3 tahun. Pasalnya beberapa jam yang lalu, anak itu masih bermain bersama beberapa penjaganya. Namun sekarang dia tak di temukan di manapun di sudut rumah itu. “Cucu mama mana Bas? Kamu kenapa bisa lalai sih?!” kesal Loreta mendengar keteledoran anak sulungnya itu. “Tadi main petak umpet ma,” balas Bastian atau yang sering dipanggil Babas, membuat Loreta menggelengkan kepala. “Sudah lapor polisi? Atau pos penjaga depan?” tanya Loreta. “Polisi tidak menerima laporan kehilangan kalau gak 2 x 24 jam ma. Pos penjaga depan juga gak lihat Kai di sekitar perumahan.” Bastian merasa frustasi karena kecolongan putranya. “Mama sudah suruh kamu nikah, tapi kamu abaikan. Sekarang Kai gak tahu ada di mana? Sama siapa? Apa dia baik-baik aja?” Loreta menggelengkan kepala sembari mengetikkan sesuatu di ponselnya dengan wajah khawatir. “Ma.. Ini gak ada hubungannya sama nikah-nikahan yang mama maksud!” Bastian menyangkal. “Ada Bas! Paling tidak istri kamu nanti pasti bakalan jadi partner main terbaik anakmu. Dia juga gak akan biarin Kai lepas dari pandangannya. Dan kejadian ini gak bakal terjadi kalau kamu mengiyakan saran mama kemarin!” jelas Loreta membuat Bastian menutup matanya mencoba meredam emosi. Huft! “Babas cari Kai di luar dulu. Babas pamit,” Bastian melenggang keluar rumah meninggalkan Loreta yang menatapnya dengan tatapan tak percaya. “Kalau Kai tidak ketemu, dia pasti akan menyesali tindakan dan keputusan-nya.” Loreta menghela nafas menatap foto Bastian dan Kai di dinding. Foto berukuran 1 x 1,5 meter itu adalah bukti betapa Bastian menyayangi putra sematawayangnya itu. *** “Mommy-mommy!” Kai menggoyang-goyangkan tubuh Layla yang tertidur disampingnya. “Gue belum nikah dan belum pernah ena-ena,” gumaman ambigu Layla menghentikan Kai. “Ena-ena?” Kai mengerutkan dahinya. “Ena-ena itu apa mommy?” tanya Kai membuat Layla tersadar akan sesuatu. Mati gue! “Ehh, anak tampan sudah bangun?” Layla mengabaikan pertanyaan Kai dan mencoba mengalihkannya. “Dari tadi,” Kai mengerucutkan bibirnya. “Ututu.. Maaf ya, kakak kecapean jadinya bablas bobok.” Layla nyengir lima jari dengan ekspresi masih mengantuk. “Bablas? Itu apa mommy?” tanya Kai yang asing dengan kata tersebut. “Bablas itu.. Em, bablas itu.. Ah iya! Bablas itu keterusan!” jawab Layla setelah berusaha menguras otak dipagi hari. Asli! Gue masih ngantuk!!! Hoamm.. Layla menguap lebar tanpa menutup mulutnya. “Kai lapar mommy,” adu anak tampan itu tiba-tiba, membuat Layla tertawa melihat ekspresinya. “Ayo kita cari makan!” ajak Layla sembari mengikat surainya. “Kai suka apa? Nasi goreng atau bubur ayam?” tanya Layla membuat Kai berpikir sejenak dan kemudian menggeleng. “Mommy yang masak boleh?” pinta Kai dengan wajah puppy-eyes nya. “Ha?” Layla bingung. Dia mencoba mengingat bahan makanan yang tersisa di dapur. Anak kos namanya. Apalagi ini sudah memasuki akhir bulan. Indomie dan telur adalah bahan makanan yang tersisa di meja makan. “Tapi kakak cuma punya indomie dan telur sayang,” ucap Layla sambil tersenyum miris mengingat isi dapurnya. “No problem mommy. Kai maem telur aja,” balas Kai dengan sumringah membuat Layla mengangguk. “Kalau begitu ayuk temani kakak masak,” ajak Layla yang di hadiahi sorakan oleh Kai. Layla merapikan posisi bantal dan selimut, kemudian menggandeng tangan Kai agar mudah turun dari tempat tidur tinggi miliknya. Mereka pun turun dari tempat tidur bersamaan dan langsung berjalan menuju dapur. Setibanya di dapur, Layla mendudukkan Kai di atas kursi. Lalu dengan cekatan Layla menyajikan telur ceplok untuk Kai. Dia bersyukur, nasi di mini rice cooker miliknya masih ada. Aduh lupa! Dia kan gak ada baju ganti. Layla yang mengingat itupun langsung menatap Kai yang bersiap menyantap masakannya. “Kai makan dulu ya. Kakak siapin baju dan peralatan mandi Kai,” ucap Layla yang di angguki oleh Kai. “Ote mommy!” balas Kai yang dengan lahap memakan masakan sederhana Layla. Itu hanya telur ceplok, tapi bisa membuat anak itu lahap makan? Layla harus banyak-banyak bersyukur mulai sekarang. Layla berjalan menuju tempat tidur untuk memesan beberapa baju anak laki-laki usia 4 tahun. Layla tidak tahu berapa umur Kai. Ingin bertanya, tapi anak itu sedang menikmati makanannya. Seller : Kami kirimkan beberapa model setelan untuk anak umur 4 tahun ya mbak.. Layla memperhatikan macam-macam model di layar ponselnya. Lalu dia memilih 2 pasang outfit anak dari banyaknya gambar yang di kirim. Layla : Gosok gigi dan odolnya di masukkan juga ya, Seller : Baik mbak Layla : Terima kasih, saya tunggu, Transaksi berhasil “Maafkan Layla yang boros beberapa ratus ribu untuk hari ini ya,” gumam Layla melihat saldo mobile banking-nya yang berkurang. “Mommy!” seru Kai membuat Layla tersadar dan langsung beranjak menemui anak tampan itu. “Sudah makannya?” tanya Layla dengan senyum lebar. “Sudah mommy. Mommy tidak makan?” “Kakak sudah kenyang lihat Kai makan,” “Mommy kenapa bilang kakak?” Layla bingung dengan pertanyaan Kai. Bukankah seharusnya dia yang bertanya seperti itu? “Coba sekarang kakak yang nanya gitu sama Kai. Kenapa Kai panggil mommy sama kakak?” Layla membalik pertanyaan Kai. “Nenek bilang. Kalau Kai lagi nangis dan ketemu sama orang, orang itu pasti jadi mommy Kai.” Kai melempar senyum senang bisa menjawab pertanyaan Layla. Bertanya tentang ekspresi Layla? Haha, dia sedang mencoba mencerna tiap kata yang Kai lontarkan. “Memang sudah berapa mommy Kai?” tanya Layla dengan polosnya. “Cuma mommy,” jawab Kai dengan yakin. Layla melamun sejenak. Bagaimana jika tak ada yang menjemput atau mencari anak tampan ini? Apa yang akan dia lakukan kalau itu terjadi? “Paket!” seru seseorang dari depan membuyarkan lamunan Layla. “Nah itu baju Kai datang. Kakak ke depan sebentar ya,” ucap Layla meninggalkan Kai sejenak di dapur. Cklek “Paket atas nama nona Layla?” tanya kurir itu. “Iya saya sendiri,” balas Layla sembari menerima paket pesanannya. Lalu kurir itu pun pergi meninggalkan kos-an Layla. Layla kembali mengunci pintu kos-an dan langsung menghamburkan isi paketnya ke atas kasur. Outfit 2 pasang, cek. Odol dan sikat gigi, cek. Ehh, ada sisir, topi dan handuk? Layla mengerutkan kening. Apa ini bonus? “Mommy,” panggil Kai yang menghampirinya. “Ehh, maaf kakak lama.” Layla menatap Kai yang mengerjapkan mata melihat baju untuknya di atas tempat tidur. “Power Ranger!” seru Kai kegirangan. Layla sedikit terkejut melihat betapa antusiasnya Kai dengan karakter Power Ranger yang menjadi corak salah satu baju yang dia beli. “Nah kalau begitu, ayo Kai mandi dulu. Habis mandi, bisa pakai baju Power Ranger-nya,” ajak Layla yang di balas anggukan oleh Kai. Tring Tia : Lu di mana? Layla : Di kosan, kenapa? Tia : Gak ngampus? Layla : Dih si kupret! Kan jam 3 baru masuk, Tia : Cek group makanya.. Komaaa Layla pun buru-buru membuka group kelas dan ternyata MK pak Aldi di majukan menjadi jam 1. “Mati gue!” umpat Layla tanpa sadar. “Mommy kenapa mati? Mommy jangan mati,” Kai yang berada di dekat Layla panik setelah wanita yang di panggilnya mommy itu mengatakan kata MATI. “Ehh, mommy enggak mati Kai. Mommy spontan aja,” Layla jadi ikut memanggil dirinya mommy. Lha! Kenapa gue jadi ikutan manggil mommy ya? “Kai ayo cepet mandi! Kakak ada sekolah bentar lagi,” ucap Layla mengalihkan asumsinya. Layla pun bergegas membawa Kai masuk ke dalam kamar mandi dan mengurus anak tampan itu seperti dia sudah lihai melakukannya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Her Triplet Alphas

read
7.0M
bc

The Heartless Alpha

read
1.5M
bc

My Professor Is My Alpha Mate

read
469.5K
bc

The Guardian Wolf and her Alpha Mate

read
511.6K
bc

The Perfect Luna

read
4.1M
bc

The Billionaire CEO's Runaway Wife

read
608.6K
bc

Their Bullied and Broken Mate

read
469.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook