Bab 19

2015 Words

Lila ikut Erwin ke sebuah kafe yang tak jauh dari rumah sakit. “Cepat katakan apa yang mau kamu bicarakan,” kata Lila tanpa basa-basi. Erwin tertawa kecil mendengarnya. “Sabar dulu dong, kita pesan makan atau minum dulu,” ujarnya sok akrab. Lila memutar bola matanya. “Saya tidak punya waktu untuk berlama-lama sama kamu. Cepat katakan, kenapa kamu datang mencari saya?” katanya tak sabaran. Erwin menaikkan alisnya lalu tersenyum tipis. “Kamu persis seperti Adiba, tidak suka basa-basi.” “Sudah berapa lama kamu pacaran dengan Adiba? Dan apa yang kamu ketahui tentang kematiannya?” tanya Lila dengan tatapan tajam. Erwin menarik nafas panjang, sambil memperbaiki posisi duduknya. “Kami pacaran cukup lama, sekitar dua tahun. Saat itu aku tidak sengaja bertemu dengannya di jalan. Dia tanpa su

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD