Luna mengetuk ruang Lukis sang tuan tepat di jam 8 malam. Gadis yang kni sudah berganti pakaian dan selesai mandi itu masuk kedalam ruangan setelah Alex mempersilahkannya untuk masuk. “Saya harap kau tidak kabur seperti saat itu.” Ucap Alex yang saat ini sedang meraut pensil arangnya. “Iya.” Angguk Luna dengan wajah tertunduk dalam karena sangat malu melihat penampilan sang tuan yang hanya menggenakan celana jenas usang tanpa atasan hingga lekuk tubuh menggiurkan pria itu terekspose sempurna. Luna memang gadis rumahan yang hampir tidak kenal yang namanya laki-laki tapi sebagai wanita normal tentunya dia hampir menelan ludah saat manicnya menangkap bayang tubuh tegap sang tuan, dadanya bidang dengan barisan roti sobek yang terbentuk secara sempurna di perut, serta garis V tegas nan seksi

