3. Perasaan Aneh

1522 Words
Suara irama musik terapis yang merdu mendominasi ruangan itu. Dengan hati hati Elsa memijat pria yang bernama Vian itu, dengan mengumpulkan seluruh keberanian dan tenaganya. Ini adalah orang pertama yang Elsa terapis mandiri untuk pertama kalinnya, Elsa tidak mau mengecewakan. Apalagi Vian adalah orang penting yang menentukan Dia masih bisa lanjut bekerja atau tidak. "Apa tekanannya sudah pas Pak?" tanya Elsa berusaha mencairkan suasana, walaupun butiran keringat sudah tampak di sekitar keningnya memijat tubuh Vian yang padat kekar berisi. "Hemm... masih kurang... Tambah sedikit!!" jawab Vian masih dingin. "Baik Pak, segini ya Pak? apa sudah pas?" Tanya Elsa lagi. "Ya." Jemari lentik Elsa mulai memijat kaki Vian dengan sempurna. Sebenarnya, dia sudah menguasai teknik pijat dari Pak Tommy karena dia banyak belajar selama ini. Kaki Vian terasa sangat keras dan berotot, tidak seperti kaki yang biasa Elsa pijat, milik Mamanya. Elsa terus melakukan pijatan terbaiknya dengan tenaga penuh. Dia tidak mau mengecewakan Pak Vian yang pada akhirnya akan berdampak kehilangan pekerjaannya. Saat Elsa memindahkan pijatan dari area pijatan paha ke bagian perut, Vian merasakan perasaan yang aneh bercampur kenikmatan. Baru kali ini dia dipijat oleh seorang gadis, karena biasanya Pak Tommy lah yang selalu memberikan terapis kepada Vian. Dia diam diam tersenyum merasa sukses mengerjain gadis ini untuk memijatnya dengan tenaga yang kuat. Tapi saat miliknya tak sengaja tersentuh tangan gadis ini, ada sesuatu yang membesar dan terbangun. Karena tak mau ketahuan, Dia segera menyuruh Elsa memindahkan area pijitannya. "Sudah, pindah tangan saja!" Merasa tak kuat di pijat bagian perut oleh seorang gadis ditempat itu, Vian menyuruh Elsa pindah memijat bagian tangan dan area atas. "Baik Pak," sahut Elsa cepat. Sekarang Elsa duduk di kursi sebelah Vian, menghadap Vian yang sedang berbaring hanya bertutup handuk. Tanpa sengaja Vian melihat wajah Elsa dengan seksama. Walaupun kondisi lampu remang remang, Dia masih bisa melihat wajah manis Elsa, dan juga melihat bagian leher Elsa yang mulus karena rambut lurusnya disanggul keatas. Vian menelan salivanya sendiri diam diam melihat sesosok di hadapannya. “Cantik juga,” gumamnya dalam hati yang selama ini tidak pernah memperhatikan gadis gadi yang berusaha mendekatinya. "Apa kamu benar benar tidak mau dipecat? dan apa yang kamu bilang tadi akan benar benar kamu lakukan?" Ucap Vian berusaha menginterogasi Elsa. "Saya mohon Pak, jangan pecat saya. Saya sangat membutuhkan pekerjaan ini Pak. Saya akan berusaha memberikan pelayanan terbaik saya, untuk Pak Vian sampai uangnya cukup untuk mengganti barang bapak yang rusak tadi." jawab Elsa berusaha mempertahankan pekerjaannya. "Oke, tapi mulai akhir pekan besok, tugasmu setiap sore sekarang memijit saya sebagai penebus kesalahanmu tadi sampai lunas. Sanggup?" tanya Vian. "Tapi Pak, kalo setiap sore saya tidak bisa," jawab Elsa hati hati. "Kamu menolak saya?" "Tidak Pak Vian, saya tidak berani. Tapi karena saya bekerja di sini hanya 4 hari kerja saja Pak, lainnya saya bekerja di tempat lain. Saya harus tetap melaksanakan kerjaan saya di tempat lain Pak, karena itu tanggungjawab saya." Sebenarnya Vian mengagumi sikap tanggungjawab Elsa, tapi karena Egonya perkataanya berkata lain, "Kog kamu repot sekali sih? Kerja sana sini. Kamu ingin segera membayar tanggunganmu gak?" suara Vian meninggi. "Iya Pak, tapi saya..." belum sempat Elsa selesai menjawab Vian memotong jawabannya. "Saya paling tidak suka di tolak, dan sekarang lanjutkan pijitanmu saja." "Baik Pak," jawab Elsa mulai takut lagi. Pijatan pemanasan udah Elsa lakukan. Tiba saatnya Elsa mengoleskan minyak aroma terapi ke seluruh tubuh Vian, untuk merilekskan otot - ototnya. Tangannya yang lembut mengoles setiap lekukan tubuh Vian dengan lembut dan tekanan yang pas. Saat sampai di bagian depan paha Vian merasakan perasaan sensasi yang luar biasa. Tanpa sadar Vian mendesah pelan merasakan sentuhan demi sentuhan Elsa di tubuhnya. Untung saja irama music di ruangan itu bisa menutupi suara desahan Vian. Vian hanya merasakan sensasi kenikmatan pijatan tangan Elsa, yang lembut dan nikmat. Saat di bagian paha yang hampir mengenai miliknya, bagian d**a, leher, punggung dan bo**ng semua sentuhannya terasa ada yang berbeda, enak luar biasa. Seakan membuat Vian melayang dan ketagihan. Dia merasakan perasaan aneh yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. "Sekarang tinggal bagian akhir ya Pak, bagian kepala." Sambil Elsa memposisikan dirinya duduk dengan kepala Vian didepannya. Dengan lembut jemari Elsa menyentuh kening Vian. Elsa mengusap kedua tangannya agar terasa hangat dan menempelkan pada kening Vian, menggosok lagi dan di pijat bagian alis, pipi dan rahang Vian secara bergantian. Hanya rasa nyaman yang di rasakan Vian saat ini. Padahal sebelumnya Vian paling tidak suka orang lain menyentuh bagian kepalanya, Pak Tommy pun sangat berhati hati jika memijat di area kepala Vian. "Sudah selese ya Pak, semoga Pak Vian sehat bugar dan rileks kembali." Elsa memberi sambutan penutup pertanda pijatan udah selesai. "Sekarang silahkan Pak Vian mandi dengan air hangat, agar aliran darah Pak Vian kembali lancar, silahkan Pak." Tangan Elsa mengarahkan sopan. "Ya, apa kamu tidak membantu ? Kamu tidak lihat siku Saya sakit karena tadi terjatuh?" Timbul keinginan Vian untuk menggoda gadis itu lagi. "Tapi Pak saya..." "Kamu menolak saya lagi?" ucap Vian menunjukkan tak suka penolakan Elsa. "Ba-Ba-Baik Pak, saya akan bantu Pak Vian menyiapkan airnya." Vian masuk kedalam air hangat di bak mandi dengan banyak busa di atasnya. Elsa yang terlihat mau muncul muka merah jambunya, dengan memejamkam mata mencoba mulai mebantu Vian yang sedang mandi. Mengosok bagian punggung dan tangannya dengan spon tangan. "Heh, kenapa kamu merem? apa sakit mata?" Vian merasakan kegelian melihat Elsa yang memejamkan matanya. "Eh tidak Pak, sa-saya .. saya cuma kelilipan Pak," Elsa menjawab asal menutupi rasa malunya. Sebenarnya dia malu karena menemani pria asing sampai di kamar mandi, kalo ada teman kuliahnya yang lihat bagaimana? apa yang akan di tuduhkan olehnya. Tanpa sadar Elsa menggeleng gelengkan kepalanya. "Eh kenapa kamu geleng geleng? kelilipannya sampai ke leher???" sambil menatap mendekati wajah gadis yang ternyata terlihat cantik itu. Muncul ide Vian untuk mengerjain Elsa lagi. Dia meneteskan air dari atas ke muka Elsa. Alhasil Elsa kaget, dan tangannya bergerak maju dan mengenai muka Vian... PLAK... "Duch kamu! beraninya ya kamu menampar saya? Saya akan bilang ke Pak Tommy ya, biar kamu cukup sampai disini saja." sambil mencoba berdiri mau keluar tapi Elsa menahannya sambil memohon. "Pak..Pak Vian saya mohon jangan, maafkan saya Pak. Saya tadi kaget, saya tidak bermaksud menampar Pak Vian. Jangan laporkan ke Pak Tommy. Saya tidak mau ada masalah lagi Pak. saya mohon... " Air mata Elsa keluar menahan takut sambil memegang tangan Vian yang sudah berdiri dan hanya memakai celana dalam. Menyadari hal itu Elsa kemudian berbalik arah membelakangi Vian dengan muka memerah. Vian tersenyum sukses mengerjai gadis ini, tapi ada rasa iba terhadap Elsa. "Yasudah, Saya nggak akan bilang, tapi kamu harus setuju dengan perayaratanku tadi. Tiap sore kamu yang kerumah menyalin file Saya jika ada yang rusak, dan terapis saya setelahnya... Bagaimana? karena saya kadang tak punya waktu untuk datang kesini setiap hari." "Tapi Pak, pekerjaan saya yang lain bagaimana? Saya tidak bisa keluar begitu saja pak... " "Trus???" selidik Vian. "Empat hari kerja sesuai saya kerja disini bagaimana Pak? Saya akan membantu memperbaiki data laptop Pak Vian dan menjadi terapis pribadi Pak Vian, sampai saya bisa menebus Laptop yang rusak karena saya tadi." "Baiklah, saya tunggu sabtu sore besok sesuai janjimu. Nanti biar Pak Tommy yang share lock dan mengirimi no Saya!!" "Ba-baik Pak, terimakasih." suara Elsa masih terbata mendengar suara Vian yang dingin dan berwibawa" Selesai Vian memakai kembali baju dan kacamata andalannya, lampu kembali dinyalakan oleh Elsa. Dan Pak Tommy kembali masuk setelah ada bel dari Vian. "Bagaimana Pak Vian apa pelayanan hari ini memuaskan bapak?" Tanya Pak Tommy penasaran. "Hemmm... tidak begitu puas, tapi juga tidak begitu buruk. Kedepannya, beri pelatihan lagi dan jadwal selanjutnya tiap hari kerja sore, suruh gadis ini menyalin data file yang rusak di laptop dan memberi terapis saya di Apartement. Karena kedepannya, saya akan sangat sibuk dan tidak ada waktu untuk datang kesini . Mengerti Pak Tommy?" "Baik Pak Vian...Terapis Jariku ini tidak akan mengecewakam Pak Vian. Terimakasih atas kemurahan hatinya Pak, memberi kesempatan kepada Elsa untuk tetap bekerja." "Baiklah..lagipula dia masih punya tanggungan kepada saya dan harus membayarnya sampai lunaskan...." ucapnya dengan senyum menyeringai. "Iya Pak, saya mengerti." sambil memberi kode kepada Elsa untuk berterimakasih juga. "Saya juga sangat berterimakasih, untuk kemurahan hati Pak Vian mengijinkan saya tetap bekerja. Terimaksih Pak." Elsa membungkukkan badannya tanda terimakasih. "Ya...selanjutnya Pak Tommy yang mengaturnya besok." sambil berjalan meninggalkan ruangan itu. "Baik Pak." Jawab Pak Tommy sambil berjalan mengantarkan Vian sampai masuk ke mobilnya. "Elsa, harusnya kamu lebih berhati hati mulai sekarang, jangan sampai kamu mendapat masalah lagi dengan Pak Vian. Jangan sampai kamu mengecewakan Pak Vian, jika tidak mau berakhir disini." "Baik Pak Tommy, Saya mengerti." Elsa menjawabnya dengan patuh. "Baiklah, sekarang sudah hampir larut, kamu pasti capek sudah bekerja sendiri di ruang VVIP, apalagi dengan pak Vian. Pasti harus dengan tenaga Exstra kan? Sekarang kamu pulang dan beristirahatlah. Besok sebagai gantinya, hari liburmu di sini, temani Mamamu ya...Ini ada sedikit untuk Ibumu." Pak Tommy yang sudah mengenal keluarga Elsa sedikit banyaknga tau tentang permasalahan yang Elsa hadapi sambil menyerahkan bingkisan kepada Elsa. "Terimakasih banyak Pak... Saya mengerti, saya pamit pulang dulu Pak... Maaf sudah merepotkan Pak Tommy." "Tidak udah sungkan Sa, hati hati ya dijalan..." "Siap Pak..." sahut Elsa senang membayangkan wajah mamanya yang sangat dia sayangi. **
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD